17 •Permulaan

2.4K 152 0
                                    

****Bastian seakan sadar keadaan kayana yang terluka langsung membopong kayana menuju ke uks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****
Bastian seakan sadar keadaan kayana yang terluka langsung membopong kayana menuju ke uks.

"Anjirr lo bang bas turunin gak"

"Diem sebentar bisa gak".

Kayana cengo melihat sikap bastian. Ketika sadar dengan keadaan, dia langsung mengubah raut mukanya menjadi datar.

Devan menggeram marah. Kenapa hatinya panas melihat kedekatan bastian dan kayana.

"Liat aja kalian berdua, urusan kita belum selesai". Ujar cia

"Wajah polos-polos bangsat kayak gini enaknya dikasih pelajaran, berhubung kita mau lihat keadaan kayana dulu, dengan berat hati gue tunda dulu ngeladenin makhluk gak tahu diri seperti kalian" Sorot tajam dian menuju kearah dila dan Devan.

Emosi Devan sudah ingin meledak dia langsung meninggalkan tanpa kata satupun yang terucap.

"Sialan". Batin dila

****
Dengan heboh dian dan cia memasuki ruangan uks.

"Lo gapapa kay? " Tanya dian

"Lo gak lihat kalau gue lagi diobatin bang bastian berarti gue lagi gak baik-baik aja" sewot kayana.

"Anjirr sewot banget lo sama gue".

"Wajah lo nyebelin dian".

Cia yang melihat dian dan kayana sedang beradu argumen hanya tersenyum tipis. Sangat jarang terjadi kejadian langka seperti ini. Cia sangat senang dengan perubahan kayana yang seperti ini.

"Lo masih hutang cerita sama kita-kita kay". Ujar cia

"Nanti habis pulang sekolah kalian berdua kerumah gue"

"Siap laksanakan tuan Putri". Ucap serempak cia dan dian sambil.

Kayana hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya yang sangat receh.

"Berasa jadi obat nyamuk gue disini". Cetus bastian

"Tinggal dimatiin aja obat nyamuknya nanti kelar deh". Sahut cia

"Mati dong gue kalau dimatiin".

"Malah Bagus kan gak jadi obat nyamuk nanti". Balas dian

"Kay sahabat lo kejam banget sama gue". Adu bastian kepada kayana.

Kayana hanya tersenyum tipis melihat momen ini.

"Cowo kok ngadu". Sindir cia

"Kita becanda bang bastian". Ujar Dian sambil cengengesan

"Ngeselin kalian berdua"

Dian dan cia cengengesan melihat wajah bastian yang sudah seperti baju kusut.

****
Bel jam istirahat terakhir sudah berbunyi, semua murid-murid menuju kearah kantin dan ada beberapa murid-murid melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.

Transmigrasi KayanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang