Part 5

3.4K 291 20
                                    

"Wah apa tuh?"

Gracia buru-buru menghampiri meja belajarnya. Apa yang ada diatas meja belajar tersebut? Coba tebak apa yang ada disana.
Jika kalian menebak di meja belajar ada Shani, kalian salah. Karena jawaban yang benar adalah...
Diatas meja belajar ada sebuah kotak warna ungu terang berukuran sedang.

"Kotak apa sih ini?" tanya Gracia sambil memegang kotak itu

Gracia berpikir, apa isi kotak tersebut.
"KAK NJU... KOTAKNYA SIAPA INI DIKAMAR GUE?" teriak Gracia

Tidak ada sahutan.
"Kebiasaan tuh tante-tante, kupingnya error" kata Gracia

Gracia bergerak menuju kasur, ia merebahkan tubuhnya. Tapi kotak tersebut seperti menyuruh Gracia untuk mendekat dan membukanya.

"Ah, kotaknya ngeselin kek Shani" cibir Gracia

Ia kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju kotak tersebut.
"Berat juga ternyata" ucapnya saat mengangkat kotak tersebut dan membawanya keatas kasur. "Kenapa gue tiba-tiba penasaran?"

Gracia membuka kotak tersebut, kertas pertama terbuka. Masih ada kertas lagi, ia menyobek kertas itu sambil menutup matanya.
"WHAT?" Mata Gracia seketika terbelalak

Buku komik dan novel yang sedang ia usahakan beli, malam itu tepat berada di depan matanya. "Siapa manusia baik yang ngasih dua buku ini ke gue?"

"Nggak mungkin banget kak Nju ngasih kek ginian ke gue, secara dia kan pelit" pikir Gracia. "Apa mungkin...? Nggak nggak, nggak mungkin"

Gracia terlelap dalam tidurnya saat memikirkan manusia baik yang memberinya dua buku yang terbilang cukup mahal.

💤

"Untung nggak telat gue" kata Gracia ketika sampai di kelasnya

"Baru dateng Gre?" tanya Cindy

"Iya nih, gue kira udah telat tadi" jawab Gracia sambil tersenyum

Cindy menatap jam kelas. "Telat? Sekarang baru jam 6.45 sedangkan bel di sekolah ini bunyi jam 7.30"

"Gue dikibulin kak Nju dong. Awas aja tuh tante-tante" kata Gracia

Cindy tertawa. "Santai Gre. Masih pagi, jangan marah-marah"

Gracia menghela nafasnya. Ia kemudian menurunkan tasnya di kursinya.

Tidak lama kemudian kelas Gracia mulai ramai, semua siswi berdatangan tak terkecuali Anin dan Sisca.

"Tumben lo pagi-pagi udah dateng" kata Anin

Gracia hanya melirik Anin lalu menutupi wajahnya lagi. "Oh iya"
"Apa?" tanya Sisca

"Kalian ada ngirim buku yang pernah gue kirim di grup waktu itu nggak?" Jawaban Gracia sekaligus pertanyaan

"Boro-boro ngirim buat lo, gue aja belum dapet" balas Anin

"Lo Sis?" Gracia mengalihkan pandangannya pada Sisca. "Hah? Gue? Nggak lah"

Pukul 10.30

Kelas 7-A Albert Einstein sedang ribut karena Frieska, guru IPS keluar dari kelas untuk mengambil buku di ruang guru.

"Gue pengen keluar dari kelas. Ngantuk" kata Gracia sambil mengusap wajahnya

Gracia berdiri dari duduknya.
"Mau kemana Gracia?" tanya Frieska di depan pintu

Gracia menghela nafasnya. "Bu Pris, ngerasain nggak kelasnya panas banget? Ini AC nya rusak. Saya menyuarakan suara teman-teman, jika teman-teman saya sekaligus saya ingin keluar dari kelas"

Mbak Osis KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang