"Apasih lo jadi osis kejam banget. Kalau gue tau osis nya lo nggak bakal gue sekolah disini" kata Gracia kesal
"Udahlah, ngeladenin lo nggak ada gunanya. Sekarang lo mau ngapain kesini?" tanya Shani
"Gue pusing" jawab Gracia
"Kenapa bisa pusing?"
"Ya nggak tau osis! Tiba-tiba aja pusing"
Shani memutar kedua bola matanya.
"Yaudah sana lo berbaring di kasur yang lo suka. Gue mau pergi dulu"
"Mau kemana?" tanya Gracia setelah berbaring di kasur pilihannya
"Ih kepo banget sih lo!"
"Udah ngeselin, sombong, jelek, galak lagi"
"Lo ngomong sekali lagi gue kunciin disini" kata Shani sambil menunjukkan kunci yang ada di saku jas osisnya
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh lebih lima menit. Dan, Shania Junianatha atau yang biasa dipanggil Shanju itu menjenguk adiknya yang sedang pusing dan berada di UKS.
"Kenapa lo pake baring-baring di UKS gini?" tanya Shanju
"Galak amat si Nju, takut gue tuh" jawab Gracia sambil memukul lengan kakaknya itu
"Lo tuh ya baru hari pertama sekolah disini udah ada aja gimana nanti kalau udah setahun atau dua tahun"
"Namanya juga musibah pusing" kata Gracia acuh
"Oh iya.." Shanju teringat sesuatu
"Apaan?" tanya Gracia
"Kelas lo besok, hari kedua ospek diurus sama si ketua osis" jawab Shanju
"Biarin aja dah, nggak penting" kata Gracia
Shanju menyentil bibir Gracia.
"Nggak penting bibir lo! Ketua osisnya itu loh.. Semoga aman deh lo besok"
"Duh ribet banget masalah ketua osis. Yang mana sih orangnya?" tanya Gracia sambil menatap Shanju
"Gue!" jawab Shani diambang pintu
"Hah? Lo?!!"
"Nah bener itu Gre. Dia orangnya" jawab Shanju
Gracia memalingkan wajahnya lalu bergumam pelan. "Kenapa harus dia sih?"
"Yaudah, gue ada urusan lain dan harus pergi dulu. Semoga lo nggak papa ya Gre"
Shanju meninggalkan UKS sambil membayangkan nasib Gracia besok.
"Ngapain lo disini?" tanya Gracia tanpa menatap lawan bicaranya
"Dih! Ini tuh wilayah kekuasaan gue, dan lo orang baru disini. Lagian gue cuma mau nanya ke lo" jawab Shani kesal, adik kelas barunya itu sungguh membuat darah tingginya naik
melebihi darah tinggi orang-orang tua"Nanya apa?" Gracia tiba-tiba penasaran dengan pertanyaan Shani
"Lo masih pusing nggak?"
"Udah nggak"
"Nah bagus! Sekarang, sebelum pulang lo bersihin dulu gudang sekolah" ucap Shani sambil menunjuk pintu
Gracia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Iya"
Gracia turun dari ranjang kemudian berlari keluar untuk pergi ke gudang.
Sementara Shani memikirkan apakah Gracia berani di gudang sendirian yang luas dan gelap itu, ditambah tempatnya agak jauh dari ruangan-ruangan lain.Belum sempat Shani menemukan jawaban yang berada di pikirannya, Gracia kembali.
"Kak, temenin" kata Gracia dengan wajah polos
Shani menatap wajah polos Gracia tersebut sedikit lama. Kemudian lamunannya buyar saat Gracia meminta ditemani untuk yang kedua kalinya. "Temenin yaa?"
"Eh?! Ngapain? Nggak berani?" tanya Shani
Gracia menggeleng.
"Ada syaratnya tapi"
"Apa syaratnya apa?" tanya Gracia
"Besok pas ospek di kelas, jangan banyak tingkah kaya cacing kepanasan" jawab Shani
"Oke" kata Gracia
"Bener ya? Janji?"
"Iya janji" kata Gracia sambil menautkan jadi kelingkingnya pada kelingking Shani
"Yaudah, nggak usah pegang-pegang"
Mereka berdua kemudian pergi ke gudang.
"Oh iya Gre? Bener nggak nama lo itu?" tanya Shani kepada Gracia yang sedang menyapu di dalam gudang
"Iyaa. Apa? Mau ngomong apa?"
"Shanju hari ini nggak bisa pulang bareng lo karena dia lagi ada ekstrakurikuler" jawab Shani
"Oke"
Gracia kembali menyapu.
1 jam berlalu dan Gracia belum menyelesaikan kegiatan membersihkan gudang tersebut.
"Capek banget gue. Tuh si osis malah ngilang lagi, udah gitu keringat gue se jagung-jagung" kata Gracia mendumel sambil terus bebersih
Sebuah tisu tiba-tiba menyapu keringat Gracia.
"Ngedumel mulu, ikhlas nggak sih bebersihnya"
Gracia menatap orang yang menyapu keringatnya dan secara otomatis orang tersebut juga menatap Gracia dengan tatapan mata yang tajam.
"Stop mbak osis sombong! Nggak usah natap gue kek gitu" kata Gracia sambil memukul wajah Shani
"Astaga Gracia!!!"
"Ya lagian lo megang-megang gue"
"Idih, yang ngomel keringetnya sejagung tadi siapa coba gue tanya?"
"Ya gue"
Shani melemparkan tisu yang ia gunakan untuk mengelap keringat Gracia.
"Osis sombong! Kenapa lo lempar tisunya kesana sih? Kan udah gue sapu disana, nambah-nambahin kerjaan gue aja"
Shani mengerutkan keningnya.
"Sorry"
"DIH! DASAR OSIS NGESELIN!" teriak Gracia
Shani membekap mulut Gracia.
"Diem, nanti penunggunya kebangun gimana?"
Gracia melotot lalu merapatkan tubuhnya dengan ketua osisnya tersebut.
"HUAHAHAA!!" Shani tertawa terbahak-bahak melihat Gracia yang langsung ketakutan
Gracia kemudian menjambak rambut Shani yang terurai. "Jahat banget sih"
Wajah Gracia langsung murung, matanya lalu berkaca-kaca.
"Eh? Kenapa lo Gre? Dih, gitu aja nangis"
Gracia kemudian berteriak.
"HUAA....KETOSNYA JAHAT! AKU NGGAK MAU SEKOLAH DISINI!!!!"
"Gre.....!!!" Shani lantas menarik Gracia ke pelukannya, namun Gracia langsung mendorongnya.
"Jijik gue, nggak usah peluk-peluk" Gracia mengungkapkan kejijikannya
"Atau jangan-jangan?" Gracia menatap Shani yang kebingungan menatapnya
"Jangan-jangan apa Gre?"
"Lo suka ya sama gue?" tunjuk Gracia
Shani langsung memperagakan orang muntah mendengar tunjukan Gracia.
"Serah lo! Cepet selesaiin bersih-bersihnya sebelum penunggunya kebangun bye..." Shani meninggalkan Gracia keluar dari gudang
"MBAK OSIS! JANGAN TINGGALIN GUE!!!!!!"
Blitar, 27 Mei 2022