"Mm... Gracia, aku boleh ngomong sebentar nggak sama kamu?"
"Boleh banget, kenapa?"
Vira memegang tangan Gracia. "Makasih udah pernah jadi bagian dari cerita hidup kakakku, bahkan aku lihat di foto-foto kenangan kamu sama dia, banyak banget ya dia senyum. Dia senyum berarti dia bahagia, dia bisa ngomong panjang lebar sama kamu berarti kamu bisa luluhin hati dia, nggak banyak cowok atau bahkan sesama cewek yang bisa ngobrol dengannya. Tapi kamu bisa diomelin sama dia, di posesif in sama dia berarti dia udah bener-bener sayang sama kamu. Aku nggak bohong, kak Shani itu orangnya dingin sekali, bundaku aja nggak setiap hari bisa ngobrol sama dia dalam waktu lama"
"Sedingin itu kah seorang Shani?"
"Ya begitulah, kamu nggak mendapatkan dia versi dinginnya, kamu beruntung dapet dia versi bucinnya" jawab Vira
Gracia terkejut mendengarnya, ia tidak pernah tahu seorang Shani sedingin itu. Karena selama dengannya, Shani adalah orang yang memang tidak banyak bicara namun masih terus membuka topik.
"I'm sure, my sister loves you very much. And you are his last love"
"Haha terdengar indah. I still regret my actions that forced your sister to come home"
"Nggak! It's not your fault Gracia, ini semua memang sudah tercatat di garis takdir kakakku"
Gracia tersenyum.
"Mulai hari ini, anggap aja aku itu kakakku. Ya walaupun aku sangat jauh berbeda dengan kak Shani, tapi aku dengan wajahku yang mirip ini, aku akan hibur kamu terus"
Gracia mengangguk.
"Oiya Ra, gimana kamu bisa tiba-tiba dateng ke aku. Terus langsung tau kalau aku pernah deket dengan Shani?" tanya Gracia
"Setelah pemakaman kakakku, aku baru datang dari Jepang. Seorang polisi datang pula ke rumah, dengan membawa hp kakakku, kemudian bundaku memberikan hp itu untuk aku bawa sebagai kenangan. Dari situ aku mulai tau tentang dirimu, mulai dari foto-fotomu, foto bareng dengan kakakku, nama kontak kamu, se-spesial apa kamu di hidup kakakku" jawab Vira panjang lebar. "Dan bundaku juga sedikit menceritakan tentangmu"
Gracia benar-benar tidak percaya dicintai oleh Shani. Yang ia rasakan hanya Shani yang menyebalkan, suka memberi hukuman dan sangat galak.
"Aku nggak ngerti kalau dicintai secinta itu oleh Shani. Yang aku rasakan hanya Shani yang menyebalkan, galak dan lain-lain"
"Hahaha, sikap kak Shani yang seperti itu yang aku maksud cinta darinya. Kakakku kalau udah cinta sama orang yang awalnya dingin berubah jadi galak dan menyebalkan seperti apa katamu tadi"
Dua hari ini, Gracia dikejutkan oleh dua hal. Yang pertama, ia bertemu dengan sosok yang menurutnya seperti reinkarnasi Shani, dan yang kedua adalah dia yang sangat-sangat dicintai oleh Shani tapi dia tidak sadar akan hal itu.
Vira menepuk pundak Gracia. "Nggak usah kaget dengan semua ini"
Gracia menoleh pada Vira, ditatapnya gadis itu. Mulai dari rambutnya, matanya, hidungnya, bibirnya, rahang dan lehernya memang sangat sama dengan Shani. Mungkin jika tidak mengenal Shani dengan baik, maka ia akan menyebut jika ini adalah Shani padahal sebenarnya hanya mirip.
"Udah berapa kali kamu ke makam kakakku?" tanya Vira, sejujurnya ia sendiri tidak kuat untuk datang ke pemakaman Shani
"Belum sama sekali setelah dikuburkannya, aku nggak kuat Ra" jawab Gracia. "Aku selalu nangis, bahkan nggak harus di makamnya, hanya dengan melihat fotonya atau mengingat kenangannya aja aku udah nangis"
Vira tersenyum.
"Aku pun demikian Gracia, kamu masih lebih beruntung... Pada hari pemakamannya melihat saat-saat terakhir Shani, berbeda dengan diriku. Aku jauh darinya, nggak ngerti kondisi dia selama ini gimana. Apakah ayahku masih terus nuntut nilai dia, apa ayahku masih terus melakukan tindakan kasar sama dia"