"Gracia? Maksud lo apa?" tanya Shani dengan nada tinggi
"Lo tadi nanya kan? Gue kenapa? Ya karena itu, gue suka sama lo!" jawab Gracia
Shani terdiam, ia menatap Gracia dengan tatapan mata yang tajam. Sementara Gracia, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Gue salah, gue nggak seharusnya suka sama lo!" ucap Gracia pelan.
"Lupain semua yang baru aja terjadi. Anggap aja kita nggak pernah ngomongin ini ya"
"Gre? Lo nggak papa kok ngomong ini ke gue" Shani mulai membuka suara
"Sekarang lo liat gue dulu, liat wajah gue" lanjut Shani
Gracia masih tetap menunduk.
Shani mengangkat wajah Gracia. "Lo nggak usah gitu, gue nggak akan ngejauh kok""Makasih ya Gre, udah berani ngomong ini"
Gracia melepaskan tangan Shani yang ada di pipinya. Gracia berdiri lalu berjalan keluar balkon, berpegangan pada pagar dan menatap matahari terbenam.
Gracia mengelus lembut lengan Shani yang berada di perutnya.
"Aku juga sama kaya kamu kok"
----
"Shan" panggil Gracia perlahan
"Apa Gre?" jawab Shani tanpa menatap Gracia
"OWALAH! SEORANG KETUA DEWAN SISWA SHANI INDIRA TERNYATA MAIN GAME JUGA" teriak Gracia saat memergoki Shani sedang bermain game MOBA itu
Langsung saja Shani menutupi telinganya. "Nggak usah teriak-teriak, telinga gue bisa jebol"
"Bagus kalau telinga lo jebol, biar nanti di sekolah pas gue panggil langsung denger"
Sebelum mereka berangkat ke Jepang, Gracia pernah memanggil Shani hingga puluhan kali, tapi sang ketua dewan siswa itu sama sekali tidak menoleh."Ya maaf Gre. Pas itu kan banyak siswa-siswi lain, makanya gue nggak denger" kata Shani membela diri
Gracia memiringkan posisi tubuhnya. Jadi, ia bisa menatap sepenuhnya wajah Shani.
"Apa lo liat-liat? Minggir, gue jadi di kill hero musuh gara-gara lo liatin gue" sewot Shani
"Dih, lo kok jadi sewot kaya si Sinka" kata Gracia
Hening beberapa saat."Tidur yuk Gre, ngantuk banget. Apalagi kita besok harus packing" ajak Shani
Gracia hanya mengangguk. Shani kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Tidak lama kemudian, Shani membalikkan tubuhnya. "Lo belum cuci muka kan?"
"Iyaa" jawaban singkat Gracia
"Ayo cuci muka dulu, cepetan"
"Nggak ah, males. Dingin" tolak Gracia
"Dih bandel banget dibilangin, nanti mukanya pas pagi jadi banyak bintik-bintiknya, ayo cepetan" paksa Shani
Bergegas Shani berjalan menuju Gracia, ia mengangkat tubuh Gracia dari atas kasur.
"WOII! TURUNIN GUE" teriak Gracia
"Nggak! Sebelum lo cuci muka, gue nggak akan turunin"
Shani menggendong Gracia sampai di kamar mandi, ia menurunkan Gracia di atas wastafel.
"Ngapain lo liatin gue gitu?" tanya Shani
"Gue suka sama lo"
"Cie, ngungkapin aja sampe dua kali. Suka nya nggak cuma satu nih"
"Iya, sukanya ada banyak"
"Sebutin semuanya Gre"
"Apaan sih lo Shan!!!" Gracia membuang mukanya, ia benar-benar malu sekarang
"Udah, cuci muka dulu aja. Gue sikat gigi, nanti gantian"
"Barengan"
"Shania Manja Gracia"
"Biarin wlee, meskipun kita nggak ada apa-apa tapi intinya kamu punya akuu"
"Udah turun udah. Mau cuci muka sama sikat gigi dulu"
Gracia melompat turun dari wastafel tempat ia duduk. Ia berdiri di belakang Shani yang mulai menyikat giginya.
15 minutes later...
"SHANN!!" teriak Gracia
"Apa Gre? Nggak usah teriak-teriak"
"Gigiku ada darahnya"
Shani masuk ke dalam bilik kamar mandi.
"Mana?" tanya Shani
Gracia menunjuk beberapa bercak darah di wastafel.
"Gigiku jadi sakit" keluh Gracia
"Ada-ada sih Gre malam-malam"
"Ya gimana, salahin gigi gue"
"Hadeh Gre, kenapa sakitnya nggak daritadi sih"
"Hiks... Gimana dong Shan?"
"Yaudah, tidur aja. Besok sebelum kita ke bandara, kita ke dokter gigi dulu"
"Terus sekarang gimana biar nggak sakit?"
"Minum Paracetamol"
"Lo bawa nggak?"
"Ya enggak lah"
"Truss gimanaaa?"
🌄
Gracia membuka matanya, ia merasakan hangatnya sinar matahari, Gracia melihat kalender diatas nakas.
"Wah, udah musim panas lagi ya"
Gracia menoleh ke sampingnya, terlihat kakak kelasnya sedang memegang pipi kirinya. Dia ingat jika semalam, Shani mengusap pipi nya agar rasa sakit di giginya tidak terasa.
"Makasih ya ci Shan. Semaleman aku udah mau usap-usap pipiku biar gigiku nggak sakit. Makasih"
"Sama-sama"
"Dih, udah bangun lo? Nyesel gue ngomong gitu, gue tarik dah kata-kata gue" kesal Gracia
"WHAHA, terserah deh. Mandi sanaa, gantian sama gue"
Gracia turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi.
10 minutes later...
"SHAN!!" panggil Gracia dari dalam bilik kamar mandi
"Apa?"
"GUE LUPA BAWA HANDUK. TOLONG AMBILIN" teriak Gracia
"Nggak mau. Salah sendiri nggak bawa"
"DIH! AMBILIN TOLONG! MASA IYA GUE KELUAR NGGAK PAKE HANDUK"
"Yaudah, keluar aja nggak usah pake handuk"
"Idih, nggak. Dapet surga lo pagi-pagi"
"HAHAHA!!"
"Udah Gre, keluar aja nggak papa" lanjut Shani setelah tertawa
"Nggak! Nanti lo apa-apain gue"
"Jelas si"
"SHANI PEDO!!"
Lagi-lagi Shani tertawa keras. Kemudian ia mengambilkan handuk untuk Gracia.
"Gue taruh di depan pintu"
"Makasih"
Tidak ada jawaban, Gracia tanpa berpikir panjang langsung membuka pintu untuk mengambil handuk. Dan ya, ternyata Shani masih ada di sana.
"SHANIIII!!!!!!"
Blitar, August 26th, 2022