~Prolog~

9 1 2
                                    

Hallo namaku Deren, saat ini aku sedang berkuliah di fakultas swasta di daerah ku. Yang dimana aku harus bisa hidup mandiri di usia yang kini akan menginjak umur 19 tahun pada tahun ini. aku baru saja diterima sebagai maba di fakultas swasta, dan kini aku mau gak mau harus belajar ekstra agar bisa cepat lulus dan mendapat pekerjaan. Ya meskipun aku kuliah di universitas swasta, aku harus cepat lulus, atau sebisa mungkin bisa dapat uang sendiri untuk bayar uang semesterku tahun selanjutnya.

Cuman permasalahanya untuk saat ini, aku harus menyewa sebuah apartemen, bukan karena boros, aku memilih tempat tinggal yang dekat dengan kampus ku, karena didaerah dekat kampusku tidak ada kontrakan atau kos-kosan. Kos-kosan paling dekat itu pun berjarak 15 kilometer dari kampusku. Yang dimana aku harus berangkat lebih awal untuk bisa menghadiri SKS mata kuliah ku. Jika aku mengambil kos-kosan yang jauh, dimana aku harus bangun pagi yang rasanya sangat menyusahkan dan rasa malas akan selalu menyerang ku setiap pagi.

Dimana aku harus mandi dipagi hari dengan suhu air yang hawanya saja sudah sedingin es di kutub utara. Belum lagi  menyiapkan baju,  terlebih lagi jika bajunya kusut dan belum disetrika.

Mau tak mau aku harus menyetrikanya sendiri dan itu cukup melelahkan bagiku di pagi hari.

"Udah kusut gini, mana bisa gw dapet cewe nanti dikampus". Pemikirannku yang begitu liar ini sangat berbahaya bagi para kaum hawa diluar sana.

Kini sudah 3 hari aku telah pindah ke apartemen ini. barang bawaan ku pun sudah aku rapikan dan ku taruh di tempatnya. Membersihkan ruangan dan menata rapi apa yang sekiranya terlihat berantakan.

Semua pekerjaan telah aku lakukan selama seharian penuh ini dalam membersihkan apartemenku agar terlihat rapi dan bersih. Kini perut ku sudah sangat lapar. karna aku sangat gemar memasak, aku pergi menuju dapur dan membuka kulkas 2 pintu itu. Ternyata, aku lupa untuk membeli bahan makananku untuk ku masak. Hanya ada beberapa botol air putih yang tersimpan di lemari es itu.

Mendesah kesal, aku mengambil kemeja dan dompetku lalu pergi menuju supermarket untuk membeli persediaan makanan yang cukup untuk 1-2 bulan kedepan. Ya ini kulakukan agar aku tidak perlu ribet untuk beli ini itu jika salah satu makanan ku habis terlebih dahulu.

Berjalan menuruni tangga yang jumlahnya sangat banyak, karna memang apartemenku ada dilantai 23. Hitung-hitung sekalian aku olahraga, sudah lama rasanya tidak melakukan olahraga ringan. Menuruni satu persatu anak tangga, bersenandung riang karna aku sudah punya rencana yang akan aku lakukan setelah masuk kuliah nanti. Dari bersosialisasi dengan banyak orang, mencari kegiatan baru, mencari pekerjaan sampingan dan masih banyak lagi yang ada di isi kepalaku.

10 menit lebih aku menuruni anak tangga ini, dan akhirnya aku sampai pada lantai dasar. Cukup lelah untuk menuruni ratusan anak tangga ini. keringatku bercucur dari dahi turun ke pipiku. Mengambil tisu dan mengelap wajahku dari keringat dan membuangnya ke tong sampah di luar apartemenku, lalu pergi kesupermarket untuk beli persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. 

100 Days In ElevatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang