Tekan love dulu sebelum baca 💛
🍰
Berlembar-lembar kue menanti sentuhan tangan Zea. Dengan telaten ia menggerakkan meja putar, melapisi seluruh badan kue dengan whipped cream. Setelah semua lembaran kue rata dengan lapisan putih, Zea bersiap menyulapnya secantik pasukan peri hingga rasanya takkan tega kau menyantapnya.
Tangannya menari, memberi renda-renda krim pada kue. Membubuhkan liukan-liukan yang estetik. Tangannya berpindah untuk mencampurkan krim kocok dengan konsentrat stroberi sehingga menghasilkan krim berwarna pink lembut. Kini, Zea siap menciptakan pola mawar di atas kuenya.
Bagi Zea--yang candu pada buku-buku fiksi dan aroma wangi kue yang baru selesai dipanggang--menghias kue sama dengan menciptakan keajaiban.
Bukan sekadar mengganti penampilan kue dengan jubah yang indah. Tetapi, ia juga menransfer emosi.
Ketika spatulanya menyisir lapisan luar kue, Zea merasakan kelembutan. Seolah ada sehelai selimut halus dijatuhkan pada hatinya yang retak. Saat tangannya menekan-nekan piping bag sehingga sebentuk gundukan krim kakao menyembul dari ujung tube, Zea merasa tengah menanam. Menumbuhkan yang pernah patah.
Begitu juga setiap kali Zea menjatuhkan keping-keping mungil cokelat, atau menaburi anggur hijau dengan hujan salju yang manis, atau menyirami puncak kue dengan cokelat leleh, Zea merasa sedang membubuhkan sejimpit harapan baru.
Dan jika seseorang seperti Rose Edelstein, yang mampu merasakan emosi dalam setiap makanan berkunjung ke The Cranberries siang ini, maka orang itu akan menyerap perasaan tenang, magis, lembut, dan penuh letupan kecil pada suapan pertamanya.
Karena itulah perasaan yang berhasil Zea transfer pada deretan kue yang sudah terpajang indah di kotak kaca display.
"Kerja yang hebat, Ze."
Chef Yo, pastry chef kebanggaan Fabian menepuk bahu Zea. Dia seorang pria berusia hampir kepala lima. Pembawaannya santai, ramah, dan hangat.
"Terima kasih, Chef! Senang belajar banyak dari Anda."
Toko sedang sepi. Zea membuka lemari pendingin dan mengambil minuman. The Cranberries tidak memiliki banyak staf. Ada dua orang yang bekerja di bagian cleaning and maintenance, tugas mereka membersihkan juga merawat toko dan dapur, beserta seluruh perabotan memasak.
Dua orang pegawai front counter, satu bagian kasir dan satunya meracik minuman manis. Sita, seorang staf manajemen, yang tidak hanya mengurusi keuangan, juga sekaligus sebagai perantara bagi karyawan dan Fabian selaku owner. Daniel, bagian pemasaran yang lebih sering merangkap sebagai humas, berurusan dengan klien maupun komplain pelanggan.
Satu orang yang memegang bagian kitchen prep yakni bertugas menyiapkan seluruh bahan-bahan kue. Terakhir, Chef Yo, yang merupakan jantungnya The Cranberries.
Ketika mendapat pesanan dalam jumlah besar, Fabian akan terjun langsung, berkolaborasi dengan tangan andal Chef Yo, dan memakai jasa beberapa freelance chef kenalannya.
Semakin hari, Zea semakin jatuh cinta dengan suasana kerja di The Cranberries. Terutama sejak ia kembali dan naik pangkat sebagai asisten koki--setidaknya ia bukan lagi seksi wara-wiri yang deskripsi pekerjaannya tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Anak Kesayangan Papa
Literatura Feminina"Kita nggak usah menikah aja, ya?" "Tapi kenapa, Kak?" "Karena ... aku sayang sama orang lain." Zea tidak tahu, bahwa Ezra dan Luna diam-diam pacaran dan berencana akan menikah. Iya. Luna, adik kandung Zea. Luna, anak kesayangannya Papa. * Ini adala...