5.2K 635 87
                                    


"aku pulang!!" 

Renjun merentangkan tangan penuh suka cita usai menutup pintu flatnya.

Tiga hari menumpang di rumah orang agaknya membuat Renjun tertekan. Apalagi ia numpang di rumah Boss nya plus ada keluarga besar sang Atasan disana.

Huff.. amat melelahkan baik secara fisik mau pun mental. Lebih condong ke mental sih sebenarnya, karena selama tiga hari kebelakang banyak sekali peristiwa yang terjadi mulai dari rahasia kelainan tubuhnya yang terbongkas sampai dirinya yang entah dapat keberanian dari mana menjambak Siyeon yang berusaha merayu Jeno di pusat perbelanjaan.

Kalau diingat lagi bukannya takut Renjun malah puas sekali karena akhirnya ia bisa membalas perbuatan Siyeon yang selalu semena-mena padanya.


Memasuki flat, Renjun menyadari kalau ia tidak sempat memberesi tempat tinggalnya itu sebelum pergi. Yang paling parah area dapur; meja makan kacau dipenuh belanjaan yang didominasi bumbu dapur, lalu peralatan dapur yang menumpuk di sink, dan yang paling membuat Renjun pusing adalah kantung penuh sampah dapur yang sebelum pergi lupa dibuang membuat aroma tak sedap mengudara memenuhi flat.

"iyuh.. sepertinya aku harus bersih-bersih," Renjun tidak mau kena penyakit karena tinggal ditempat kumuh dan jorok begini.

Meletakkan tas gendongnya di kamar –kondisi kamar juga tidak lebih baik dari dapur- Renjun pun bergegas menukar pakaiannya dengan kaos putih oversize lengan pendek dan celana hitam yang hanya menutupi seperempat paha. Yah, mengenakan pakaian rumahan yang pendek dan longgar memang outfit terbaik dikenakan saat bersih-bersih. Tak ketinggalkan Renjun mengikat rambutnya dan hanya menyisakan poni menutupi kening.

Ish, melihat rambutnya mengingatkan kekesalannya pada Shuhua yang enggan memotong rambutnya. Gadis itu bilang Renjun dengan rambut agak panjang membuatnya serasa punya oenni.

Kurang ajar, Renjun manly begini dikatai oenni. Tapi apa mau dikata ucapan Shuhua malah didengar Yoona jadi ibu dari Boss nya itu ikut melarang Renjun potong rambut. Berakhir Renjun hanya mengecat rambutnya saja.

Pertama-tama Renjun membersihkan kamarnya. Mulai dari membuka jendelanya lalu beringsut memberesi baju-baju yang menumpuk di ranjang, menggantungnya rapi dan disimpan ke dalam lemari. Membersihkan langit-langit kamar dari sarang laba-laba, setelah itu mencabut sprei dan sarung bantal lalu menggantinya dengan yang bersih. Dilanjutkan dengan menata tiga boneka moomin kesayangannya bersama dengan bantal –menatanya se-estetik mungkin. Lalu menata meja kerjanya yang berisi komputer, laptop, buku-buku dan tumpukan berkas yang belum selesai ia urutkan sesuai tanggal bulan kemarin.


.


Guanlin menghela nafas, lagi-lagi flat yang berada satu tingkat dibawah flat milik Bae Jinyoung itu tidak menunjukkan tanda-tandan kehidupan.

Terlepas dari itu, Guanlin dibuat heran dengan kondisi flat tersebut. Ada aura lain selain milik iblis, terlampau terang nyaris menyamai cahaya dari aura ilahi yang dikisahkan lebih murni dari cahaya matahari.

Anehnya dua aura kontras itu tidak berdistrosi, justru berdampingan yang mana membentuk suatu benteng yang melindungi flat itu dari sihir jahat –santet-. Terlampau kokoh sampai Guanlin yang tidak punya niat jahat ragu mendekati flat tersebut.

Jadi yang bisa ia lakukan adalah mengawasi. Setiap berangkat dan pulang sekolah ia akan berhenti selama satu menit di ujung tangga untuk mengamati, atau acapkali keluar ia akan melakukan hal serupa guna mencegah sesuatu yang buruk menimpa dirinya dan Baejin.

Huang Biseonim~ (Noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang