"HWAAAA"
Aduh bunyi apa itu, batin Renjun berangsur-angsur mendapatkan kesadaran ditambah cahaya yang menerpa wajah membuatnya semakin terjaga.
Berbagai ingatan bermunculan memenuhi kelapa. Mulai dari seteguk alkohon yang mengalir membakar tenggorokan sampai ingatan dimana dirinya yang masih di restoran tiba-tiba sampai disebuah kamar yang bukan miliknya.
"hahh~" dihembuskan nafas pelan, ingatanya tidak terlalu jelas membuat Renjun tak yakin dengan apa yang ia alami semalam. Bisa saja kan ia pingsan ketika seorang membawanya- eh lalu siapa yang membawa Renjun pulang?!
Seketika Renjun mendudukan diri yang mana disambut pening yang menyerang kepalanya. "akh!" efek samping alkohol pada tubuhnya memang selalu luar biasa.
Ceklek!
"kau sudah bangun Huang biseo?"
Seraya memijit pelipis, Renjun mengangguk. Saking peningnya ia sampai tidak mengenali pemilik suara yang barusaja menanyainya. Sejurus kemudian, Renjun merasakan seorang memijit tengkuknya pelan.
"segelas saja hangover separah ini, sok-soan mau minum-minum."
Tidak ada jawaban, Renjun terlalu fokus pada upaya menghilangkan pening di kepalanya. Sementara seorang yang memijiti tengkuknya berbicara dengan orang lain yang baru saja datang.
"kau bawa obatnya, Haechan-ah?"
"mohon gunakan mata Anda dengan baik dan benar tuan Lee. Yang ku bawa ini apa kalau bukan obat?"
"dih galaknya, aku kan hanya memastikan."
"sudah, keluar kau. Urusi anak mu dulu sana. mandikan Jisung sekalian –tapi jangan kau tenggelamkan seperti kemarin!"
Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki menjauh. Tengkuk Renjun pun kembali dipijit pelan namun dengan jemari yang lebih kecil dan ramping dari pada seorang yang sebelumnya.
Ini pasti seorang yang bernama Haechan, pikir Renjun masih belum konek dengan otak yang biasa ia bawa ke kantor. Beginilah efek samping dari alkohol pada Renjun. Lelaki cantik bermarga Huang itu seperti kehilangan kecerdasan acapkali hangover.
"hei, buka matamu sebentar. Minum air madu dulu supaya mendingan."
Menuruti saran tersebut, Renjun pun perlahan membuka mata. Masih pening walau tak separah sebelumnya. "kansahamnidha." Ucapnya menerima gelas berisi air madu hangat.
"HUWAAAA"
"duh, apalagi sekarang?" Haechan frustasi, tidak Mark tidak Jeno keduanya sama-sama tidak berbakat mengurus seorang anak. Sungguh tidak sesuai dengan semangatnya ketika buat anak.
Kali ini apa, Jisung diapakan lagi oleh Jeno? Kemarin ditenggelamkan di bak mandi, sekarang apa?
"habiskan air madunya, setelah itu minum ini. Aku harus mengecek kerusuhan di kamar mandi." Botol kaca kecil bewarna coklat tua berisi tonik Haechan letakkan ditangan kiri Renjun yang tidak memegang apapun. Sekejap kemudian lelaki manis istri Mark Lee itu berteriak didepan kamar mandi karena menyaksikan Jeno yang memandikan Jisung dengan cara mengguyur si kecil dengan segayung penuh air.
"YA AMPUN JISUNG!"
.
Jeno dan Mark duduk bersimpuh di lantai dengan kepala menunduk tak berani menatap Haechan yang bercakak pinggang dihadapan mereka sembari menggendong Chenle yang menangis sesegukan. Lelaki manis itu memandang dua dominan dihadapannya menghakimi, kesal setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Biseonim~ (Noren)
Fanficcover by pinterst Mengisahkan Lee Jeno, pangeran iblis yang berbaur diantara manusia demi mencari 'sumber makanan' untuk putra tercintanya. Dan Huang Renjun, seorang sekertaris wakil presdir yang memiliki kelainan aneh yang menjadi rahasia besarnya...