*28 tahun kemudian
"akhirnya.." lelaki mungil itu menghempaskan punggungnya ke closet yang sejak 15 menit yang lalu menjadi tempat duduknya.
Lelaki mungil dengan name tag Huang Renjun itu mengatur nafas seraya menatap lurus langit-langit toilet umum milik perusahaan tepatnya bekerja.
Selalu begini, di jam makan siang ia harus dan wajib mampir ke kamar mandi sebelum pergi ke kafetaria perusahaan guna mengisi perut.
Tangan kirinya memijat dada sekitar nipple nya yang masih terekspos, sedangkan yang satunya mengangkat gelas plastik berukuran sedang berisi cairan putih yang memenuhi gelas nyaris penuh.
Kelainan ini, pikirnya frustasi tapi tidak bisa berbuat apapun.
Renjun menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya saat berusia 17 tahun. Ketika itu ia masih duduk dibangku sekolah menengah atas kelas 11 sedang melakukan tes pengambilan nilai renang untuk pelajaran olah raga.
Selama pengambilan nilai berlangsung tidak ada yang aneh. Namun ketika sampai dirumah, Renjun mendapati seragam dibagian dadanya basah. Awalnya ia pikir mungkin saat ganti pakaian setelah renang area itu tidak terlalu kering sehingga basah.
Tapi logika menampar Renjun. Kan setelah pulang sekolah ia langsung pergi bekerja paruh waktu di kafe dekat sekolah, belum lagi setelahnya ia mampir ke supermarket membeli kebutuhan dapur titipan ibu angkatnya. Harusnya sudah kering dong bajunya.
Akhirnya Renjun bergegas masuk ke kamarnya, melupakan salamnya pada sang ibu yang kebingunan dan spontan mengikuti putranya.
Di kamar, Renjun langsung melucuti seragamnya dan seketika mematung mendapati ada cairan aneh berwarna putih mirip susu keluar dari ujung dadanya.
Lalu seketika gelap. Renjun pingsan.
Tau-tau saat sadar ia sudah berada di r.s bersama sang ibu yang langsung menangkup wajahnya sambil berkata. "bagaimana pun keadaan mu, uri Injun tetap putra ibu yang berharga."
Sejak saat itu semuanya berubah. Atas saran dokter, setiap jam makan dan menginjak dini hari Renjun harus meluangkan waktu memerah susu –demi apapun Renjun merasa dirinya macam sapi- yang dihasilkan dua dada ratanya agar aktifitasnya berjalan lancar dan nyaman.
Dan tidak boleh terlewat sekali pun, atau kondisinya akan seperti waktu Renjun kuliah semester akhir. Dimana saat ia melakukan sidang komprehensif kemeja putih diarea dada basah, belum lagi rasa sakitnya yang memecah konsterntrasinya menjawab berbagai pertanyaan para penguji.
Untung saat sidang kompre mahasiswa diwajibkan mengenakan almamater, membuat tidak ada orang yang tau kalau bajunya basah. Bersyukur pula dewi fotruna memihak Renjun sehingga ia lulus sidang komprehensif.
Renjun berdiri lalu membuka tutup closet. Ditatapnya gelas berisi susunya sesaat. Sebenarnya sayang kalau dibuang, bagaimana pun Renjun telah memerahnya sepenuha hati. Tapi siapa juga yang mau meminumnya? Yang ada malah Renjun katai tidak waras kalau ada yang mau meminumnya.
"aih, sudahlah." Renjun pun menuangkan cairan putih itu ke dalam closet lalu menekan tombol agar airnya masuk.
Drrtt drrtt!
Tangan mungil Renjun merogoh saku jas nya, meraih ponsel yang saat ini tertera nama 'Lee Busajangnim' dilayarnya.
Mengehela nafas sejenak, barulah Renjun menggeser ikon hijau.
Tut~
"ne, busajang-nim?"
Biasanya kalau atasannya itu menghubungi pasti ada sesuatu hal yang menurut sang Atasan urgent. Diantaranya:
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Biseonim~ (Noren)
Fanficcover by pinterst Mengisahkan Lee Jeno, pangeran iblis yang berbaur diantara manusia demi mencari 'sumber makanan' untuk putra tercintanya. Dan Huang Renjun, seorang sekertaris wakil presdir yang memiliki kelainan aneh yang menjadi rahasia besarnya...