Pagi-pagi sekali Renjun mendapat telfon dari Jeno. Hm, yang seperti ini memang sudah biasa, pasalnya -sejak orang kantor tau dia sigle perent- Jeno punya kebiasaan memastikan jadwalnya sebelum berangkat ke kantor karena kalau tidak ada jadwal pagi lelaki Lee itu akan datang lebih siang.
Tapi kali ini agak berbeda, Jeno menghubunginya untuk meminta sesuatu yang membuat Renjun meminjit pelipis. Agaknya menyesali keputusannya membual perihal 'susu formula' yang bisa diminum Jisung pada Jeno.
"aku sudah membuatnya tiga kali seperti cara yang kau jelaskan dengan merk susu yang sama, tapi Jisung tetap saja tidak mau minum susunya." Jeno tengah berjuang membuat susu formula sekarang.
Sampai kapan pun kau tidak akan bisa membuatnya! Pekik Renjun frustasi dalam hati.
Terdengar jelas kekacauan yang terjadi disebrang sana. Suara dentingan panci, teko yang berbunyi nyaring menandakan air yang mendidih tapi tak kunjung diangkat dari kompor, lalu suara duk! Klontang! klang! Menambah kegaduhan.
Juga suara tangis Jisung disertai omelan Haechan yang sepertinya kesulitan menanangai si kecil yang sudah terlanjut mengamuk karena perutnya kelaparan.
"Mark hyung bantu aku dong!"
"maaf ya saudaraku, aku tidak bisa membantu. Chenle akan ikut masuk dapur kalau aku kesana."
Renjun menghela nafas seraya berjalan mendekati kulkas, "kalau begitu begini saja. Bujang-nim bawa saja Jisung ke kantor-" Renjun meraih dua kantung plastik khusus berisi asi dari kulkas.
"-nanti saya akan membuatkan susunya disana." Apa boleh buat. Anggap saja sedekah membantu yang sedang kesusahan.
Disebrang telephon, Jeno tersenyum kemenangan seraya mengacungkan jempol pada Mark dan Haechan. Mission complet!
Ketiganya bersekongkol membuat situasi yang menggiring Renjun agar secara sukarela menyusui Jisung.
Tangisan yang didengar Renjun pun palsu. Itu audio record yang tak sengaja terekam di ponsel Mark -saat itu ponselnya dimainkan oleh Chenle- yang ternyata sangat epik menunjang ekting seorang Lee Jeno. Saking totalitasnya, Jeno sengaja memasak air dan Mark membantu mengetuk pinggiran panci sesuai aba-aba yang diberikan Haechan.
Si kecil yang menjadi pancingan malah sedang asyik mengunyah kaki moomin dengan Chenle yang berusaha 'menyelamatkan' boneka sapi gendut itu dari terkaman temannya.
Sungguh pagi yang penuh dengan drama ya sodara sodara.
.
Buru-buru Renjun memindahkan susu yang sudah dihangatkan ke dot yang sengaja Jeno tinggalkan di kantor, jaga-jaga kalau Jisung kelaparan.
"Huang biseo sedang apa?" tutup dot nyaris menggeliding dari meja andai saja Dejun tidak sigap menangkapnya. "maaf mengagetkan mu."
"gwenchanayo. A-aku sedang buat susu untuk tuan muda." hampir, batin Renjun lega karena plastik khusus wadah susu nya ia buang beberapa saat sebelum Dejun datang. Kalau rekannya itu melihat wadah itu, pasti Renjun akan ditanyai macam-macam. Mana Dejun ini orangnya kepoan macam Yangyang kalau menemukan sesuatu yang tidak seharusnya. "Dejun-ssi ingin kopi yang mana, biar sekalian ku buatkan."
"eh gomawo. Yang ini saja." Denjun menunjuk kotak berisi kopi sachet warna merah. Sembari menunggu Renjun membuat kopi, ia memperhatikan sekitar dan mendapati tas khusu yang biasa dipakai untuk menyimpan ice cream atau yogurt diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Biseonim~ (Noren)
Fanfictioncover by pinterst Mengisahkan Lee Jeno, pangeran iblis yang berbaur diantara manusia demi mencari 'sumber makanan' untuk putra tercintanya. Dan Huang Renjun, seorang sekertaris wakil presdir yang memiliki kelainan aneh yang menjadi rahasia besarnya...