다섯

7.5K 852 76
                                    


Tok tok tok!

"eung?" Renjun menghentikan aktivitas menyikat giginya lalu menutup kran air, samar ia mendengar suara ketukan di pintu. Tapi tidak terlalu jelas karena suara air lebih mendominasi pendengaran.

Ia tunggu beberapa saat, siapa tau suara ketukan yang sekilas tadi kembali. Tapi yang dinanti tak kunjung terdengar.

Mengendikkan bahu, Renjun pun kembali membuka kran air dan melanjutkan acara menyikat giginya.

Tok tok tok!

Nah kan, ada yang mengetuk pintu flat nya. Namun sama seperti sebelumnya, tak ada suara apapun usai ditunggu beberapa saat.

Huh, masa bodoh lah. Selesaikan dulu sikat giginya. 

Gara-gara bel pintunya rusak nih jadi Renjun agak kesulitan acap kali ada tamu. Padahal lusa lalu ia sudal melapor pada pemilik flat agar membenahi bel nya, tapi sampai sekarang tidak kunjung dibenahi. Sepertinya nanti Renjun harus mampir ke rumah Irene ahjumma mengingatkan beliau agar segera memanggil tukang guna membetulkan bel pintu flatnya.

Tok tok tok!

Ketukan pintu kembali terdengar, tapi kali ini Renjun abaikan. Kalau memang ada perlu, yang mengentuk pintu pasti menunggu. Tapi kalau tidak terlalu ya lain kali dia pasti kembali lagi.

"wah sudah panjang." Gumamnya merapikan helai rambutnya sedemikian rupa agar tidak menutupi mata.

Lima menit, akhirnya Renjun selesai denga seluruh rangkaian membersihkan diri yang sudah ia lakukan sejak bangun tidur tadi. Mulai dari cuci muka, mandi, keramas, mengeringkan rambut, memerah susu dari dadanya dan diakhiri dengan sikat gigi.

"uwaa segarnya~"


Tok tok tok!

"eh, ku kira sudah pergi." Berarti dia butuh sekali, pikir Renjun meletakkan gelas berisi susu –asi- yang ia perah di atas meja dapur seraya menjawab 'tunggu sebentar'.

Ceklek!

"ada ap- Bujangnim?!" kenapa Jeno ada didepan pintu flatnya sepagi ini?!

"nanti saja tanyanya biarkan aku masuk dulu, diluar dingin sekali!" ujar Jeno kepayahan karena giginya gemerutuk tak bisa diam saking dinginnya.

Musim dingin sudah menginfasi Korea Selatan, bahkan semalam tepatnya dini hari badai salju melanda sebagian besar wilayah Seoul dan mematikan beberapa akses jalan utama. Jeno pun meliburkan pegawainya saat mendapat laporan jika semua rute jalan disekitar gedung kantor ditutup sementara sampai jalan selesai dibersihkan dari beberapa pohon yang tumbang pasca badai semalam.

"n-ne, silahkan masuk Bujang-nim." Renjun merapatkan punggunya ke tembok, memberikan Jeno nyelonong masuk ke flat nya. Agaknya Renjun menyesal memberitahukan alamat tempat tinggalnya pada sang Presdir beberapa hari yang lalu.

"untung sudah bersih-bersih." Gumam Renjun lega. Tak terbayangkan sang Presdir datang ketika flat nya dalam keadaan berantakan seperti kemarin.

Flat nya tidak besar membuat semua area dapat nampak dipandang mata kecuali kamar yang memang memiliki ruang khusus. Maka ketika masuk, Renjun dapat menyaksikan Jeno berada di dapurnya dan tengah meminum segelas susu-

Tunggu sebentar!

Jeno dapat susu itu dari mana?

Sepasang mata rubah itu memindai dapur dan tak menemukan yang ia cari.

"AAAA!!"

"APA? KENAPA?!" Jeno tengok kanan kiri heboh plus terkejut luar biasa. Nyaris saja ia tersedak susu yang dengan lancang ia minum.

Huang Biseonim~ (Noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang