Pesta berlangsung meriah, para tamu undangan menikmati acara mewah nan megah itu dengan penuh suka cita. Terlebih bagi mereka kaum berpasangan yang memeriahkan lantai dansa. Dengan tangan saling bertaut dan memeluk pasangannya, mereka bergerak ringan diiringi alunan nada yang dipandu oleh sang maistro musik.
Tapi jangan salah, tidak hanya kaum pasangan yang bisa menikmati dansa. Asal kau menemukan sosok yang cocok, atau seorang mengajakmu berdansa maka silahkan, semuanya keputusan ada ditangan mu.
Jika kau ingin berdansa ya ajak si dia yang menarik hati mu, kalau tidak ya pandangi saja sampai jamuran lalu patah hati menyaksikan si cantik atau tampan yang kau incar diambil orang. Lalu jika seorang mengajakmu berdansa terima saja, atau jika tidak tertarik tolaklah dengan sopan agar yang kau tolak tidak malu.
Tapi opsi terakhir tidak masuk dalam daftar pilihan yang bisa Renjun ambil. Sebagai sekertaris yang cukup terkenal dikalangan rekan bisnis Boss nya Renjun tentu sungkan menolak ajakan dansa dari mereka–terutama para pembisnis muda, yah siapa juga yang tidak tertarik pada sekertaris cantik (yang tidak sadar kalau cantik) itu kan?
Karenanya Renjun tidak bisa bersikap arogan dengan menolak ajakan mereka tanpa asalan. Ini sudah yang ke-tiga kali seorang mengajak Renjun berdansa. Hm.. membayangkannya saja kaki sudah kesemutan.
Menyesal Renjun tidak kekeuh izin pulang pada Yoona guna mengambil cincinnya yang tertinggal di flat. Mengenakan cincin di jari manis cukup ampuh mengusir mereka para pujangga yang mengincar. Mereka berfikir, Renjun sudah memiliki pacar jadi enggan mendekat.
Nah hari ini Renjun tidak mengenakan cincin. Otomatis mereka para pencari mangsa mengira kalau Renjun sudah tidak ada yang punya. Makanya, jangan kaget kalau sekertaris kita yang menawan ini sedang merutuk dan mengumpat dalam hati karena kakinya yang pegal sekali.
Belum lagi bisik-bisik tetangga yang tentu saja mengosipinya. Duh, makin kesal saja Renjun dibuatnya.
Beberapa saat kemudian musik pun berakhir. Renjun lantas menghela nafas pelan seraya tersenyum kecil pada Jeon Jungkook yang menjadi pasangan dansanya.
Cup!
Beberapa tamu memekik tertahan atas aksi Jungkook yang dengan berani mengecup punggung tangan Renjun. iri tidak? Iri lah masa enggak!
"pesta yang sangat indah. Terimakasih sudah menerima ajakan dansa ku. Huang Renjun-ssi."
Renjun membungkuk anggun, mempertahankan kesopanan meski dalam hati ingin segera berlari dan bersembunyi dari para gadis dan submisif yang menatapnya berang juga dengki.
Pertama Kim Mingyu, lalu Jung Jaehyun, sekarang Jeon Jungkook, lalu setelahnya siapa lagi? Siapa lagi dominan tampan yang akan mengajak Renjun berdansa?! Erang para gadis dan submisif frustasi dalam hati.
Tapi mereka tidak bisa protes juga karena memang nyatanya Renjun cantik sekali malam ini. Sial, bagaimana bisa ada manusia sesempurna itu sampai membuat orang lain kesal tapi tidak bisa marah.
"Huang biseo?"
"ne- eh?" Renjun dibuat bingung kala Jeno mengulurkan tangan kepadanya, gestur mengajak seorang untuk berdansa. Renjun menunjuk dirinya sendiri, "saya?"
"memang siapa lagi yang ada didepan ku oeh?"
Renjun toleh kanan kiri lalu menggeleng, "oebso," tapi ia masih bingung kenapa Boss nya itu mengajaknya berdansa.
Tidak laku kah? Batin Renjun seketika menepis pikiran terlampau mengada-ada nya. Mana mungkin Jeno yang malam ini begitu tampan tidak ada yang mau?
Sebentar- apa barusan Renjun mengakui kalau Jeno tampan?
Oy! seru Renjun dalam hati memperingati diri sendiri. Sadar Huang, kau tidak boleh tersempona pada Atasan mu, bisa runyam nanti urusannya. Hubungan kalian itu hanya bisnis. Ya, hanya bisnis; sekedar rekan kerja yang mengadopsi sistem simbiosis mutualisme.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Biseonim~ (Noren)
Fanficcover by pinterst Mengisahkan Lee Jeno, pangeran iblis yang berbaur diantara manusia demi mencari 'sumber makanan' untuk putra tercintanya. Dan Huang Renjun, seorang sekertaris wakil presdir yang memiliki kelainan aneh yang menjadi rahasia besarnya...