22.00 WIB
Dikediaman rumah Adhitama, yang megah luas, mewah dan besar bak kerajaan istana yang begitu megah sekali.
"Dari mana aja kamu?" ucap Sintha kala melihat Rey yang baru saja pulang dengan baju seragamnya yang masih menyangkut ditubuhnya berbalut jaket hitam yang ia kenakan
"____"
Rey hanya diam dan santai seperti tidak ada beban dipikirannya dan tidak menghiraukannya sama sekali pertanyaan dari mamanya yaitu Sintha
"Mama tanya kamu dari mana!" ucap Sintha dengan penuh penekanan
"Udah ya mah Rey capek! Mau istirahat!" ucap Reyfan mengabaikan pertanyaan Sintha
"Tunggu!" ucap Sintha menahan tangan Rey
"Mama tanya kamu dari mana? Tinggal jawab apa susahnya!" ucap Sintha dengan penuh kesabaran sembari mengontrol emosinya
"Huftt!"
Reyfan pun hanya pasrah, sejujurnya ia malas sekali ingin menjawab pertanyaan yang diberikan kepada Sintha untuk dirinya, karena Rey tau itu akan percuma dan sama aja, pasti dirinya yang akan selalu salah dimata Sintha seperti biasanya.
"Abis nongki sama temen temen!" ucap Rey santai
"Sampai kapan kamu terus kaya gini? Pulang malam nongkrong nogkrong gak jelas sama temen temen kamu yang gak punya sopan santun itu, mau jadi apa kamu hah!" ucap Sintha sedikit menaikan nada bicaranya
"Kamu itu bukan anak kecil lagi! Kamu itu udah dewasa Rey! Bukan waktunya lagi kamu main main! Saatnya kamu serius belajar, kejar impian kamu, liat itu kakak kamu, dia bisa sukses sampai bisa memiliki perusahaan sendiri, sedangkan kamu? Sekolah SMA sering bikin ulah, malu malu in mama tau gak? Mau taro dimana muka mama, ngeliat kelakuan kamu yang setiap hari bisanya bikin malu keluarga terus!" ucap Sintha mengomel
Lagi dan lagi Reyfan harus mendengar ucapan yang sangat menyakiti hatinya, ucapan mamanya yang selalu membeda bedakan dirinya dengan kakaknya.
"Udah ngomelnya?" ucap Reyfan santai
"Lanjutin lagi buat besok ngomelnya, kan setiap hari reyfan bikin masalah terus, jangan sampai nanti mama kehabisan topik untuk mengomeli Reyfan, simpen aja dulu sisanya buat besok!" ucap Reyfan menatap Sintha
"REYFAN!!" sentak Sintha emosi hendak menampar Reyfan namun dengan cepat ia kembali berusaha untuk mengontrol emosinya
"Apa mah! Apa! mau tampar? Tampar aja, tampar!" ucap Reyfan memajukan pipinya
"Kenapa berhenti? Bukanya itu udah jadi kebiasaan mama yang selalu nampar Reyfan? Tampar lagi mah tampar!" ucap Reyfan menatap Sintha dengan tatapan yang sulit diartikan membuat Sintha terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
REYFANSYAH
Teen FictionMengandung bawang ಥ‿ಥ Tentang seorang Remaja berumur 18 tahun yang masih bersekolah di sekolah menengah keatas, apa jadinya jika kesalahan satu malam berhasil membuat hidupnya hancur dan berubah. apakah bisa ia mengatasi masalah hidupnya disaat di...