" Wah...banyak sekali makanan yang kau beli phi..." takjub Sammy, melihat beraneka ragam makanan sudah terhidang di atas meja.
" Aku tau kalian pasti lapar..." ucap Dun, tanpa mengalihkan tatapan nya dari Saint.
Seperti nya Dun sudah benar-benar terpesona, padahal Saint tak berbuat apa pun.
Dun menarik satu kursi, lalu duduk di samping Sammy.
" Lho...phi kata nya mau keluar ? Kok malah ikut duduk ?" bingung Sammy.
Dengan santai nya Dun mengambil satu slice Pizza, lalu menyantap nya.
" Malas, aku ingin di sini saja..." cetus Dun.Sammy hanya mengangguk, kemudian ia fokus memakan Pizza nya.
" Saint, kau pasti belum pernah bertemu phi ku...dia phi Dun, kakak ku." sambil makan Sammy memperkenalkan kakak nya kepada Saint.
" Salam phi...aku Saint." ucap Saint, sambil memberi wai.
Dun mengangguk sambil tersenyum." Aku Dun...senang berkenalan dengan mu." balas Dun.
Love yang duduk di samping Saint otomatis menatap langsung wajah Dun, bibir nya langsung mengerucut saat tau senyum Dun hanya untuk Saint.
Saint mencoba bersikap biasa saja, walau pun ia tau sedari tadi Dun terus menatap nya lekat.
Ke empat nya makan dengan lahap, sambil bercerita apa pun yang menurut mereka bisa di jadikan bahan gibahan.
Dun hanya geleng-geleng kepala mendengar obrolan ketiga gadis muda itu, rasa nya sungguh sangat aneh karena di sini hanya diri nya yang orang dewasa.
Tepat jam 8 malam Love dan Saint pamit pulang, dan Sammy meminta kakak nya untuk mengantarkan kedua sahabat nya pulang ke rumah.
Dun tentu saja senang dan tidak akan menolak nya, bukankah ini kesempatan bagi nya untuk bisa berduaan lebih lama lagi dengan Saint.
Setelah mengantar Love pulang lebih dulu, Dun lalu mengantarkan Saint menuju ke rumah nya.
Sepanjang perjalanan Saint terlihat diam saja, membuat Dun ragu untuk banyak bertanya.
" Saint, sudah lama kau berteman dengan Sammy ?" basa-basi Dun, karena bingung memilih topik apa sebagai bahan pembicaraan.
" Hampir 2 tahun phi, sejak kami duduk di kelas 10..." ucap Saint.
Dun mengangguk pelan.
" Err...apa kau_sudah punya kekasih ?" tanya Dun ragu, walau suara nya pelan namun Saint dapat mendengar nya.
" Hah ?" Saint menoleh, dan menatap bingung kepada Dun. Kenapa juga kakak sahabat nya itu bertanya seperti itu kepada nya.
" Tidak mau menjawab ya...ya sudah, tidak apa-apa..." kikuk Dun, sembari mengaruk tengkuk nya yang tak gatal sama sekali.
Saint memalingkan wajah nya, memilih menatap keluar melalui kaca mobil.
Pertanyaan Dun tadi sebenarnya cukup membuat Saint merasa risih, hingga ia memilih untuk tak ingin menjawab nya." Kita sudah di perepatan Saint, di mana letak rumah mu ?" tanya Dun, begitu mobilnya memasuki kompleks perumahan mewah.
" Di sana phi, lurus saja...rumah paling ujung yang gerbang nya berwarna hitam." jelas Saint.
Dun mengangguk mengerti, kemudian mobil nya melaju perlahan menuju arah yang Saint tunjuk.
Namun...
Semakin mobil nya melaju mendekati arah yang Saint tunjuk, kening nya mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Bunny ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat