Prolog

2.1K 140 9
                                    

-ELVARETTA 1993-

👻👻👻

---•••---

"Ada yang hilang, lagi."

"Anak Bu Kia, anak gadisnya yang baru lulus SMA."

Langkah Elvaretta semakin ia percepat menjauh dari kerumunan warga. Pagi selalu ramai dengan pemberitaan kampung Kendala, pasalnya, sudah berkali-kali warga di sana kehilangan anak gadis dan berakhir tewas dengan tanda dan kejanggalan yang sama.

Seperti diterkam binatang karena lehernya robek dan jelas menganga. Namun, memberikan tanda bintang seolah diukir dengan tangan tepat pada bagian wajah di sisi kiri.

Elvaretta memutar arah tatapan ke belakang, tas hitam kecil miliknya, ia remat semakin takut kala mereka memperhatikan tepat pada satu arah. Sebenarnya, bukan mencurigakan Elvaretta sang pelaku, tetapi takut jika korban selanjutnya justru gadis itu, sebab, Elvaretta selalu bekerja dan pulang tengah malam.

Ketakutan berkutat pada dirinya, namun, jika tak masuk kerja, mau makan apa?

Melangkah ia di gang sempit sembari menghirup asap dan pasir yang terkena cipratan air lantaran hujan membanjiri hingga tanah di pijakan Elvaretta lembab.

Bruk..

"Maaf," Elvaretta menunduk sopan lalu melirik tepat pada manik hitam legam milik lelaki tua. Kelihatan sangar dan penuh amarah, sedetik tak mendapatkan respon, netra Elvaretta mulai turun menyorot hal yang membuat ia langsung tertegun begitu dahsyat.

Tali tas yang ia genggam dengan erat, mulai menggigil, gemetar seluruh tubuh Elvaretta di sana, sedangkan lelaki itu memajukan langkah menjauh.

"T-tato. Tato bintang itu-"

"El"

"Aaa..."

"Kamu kenapa?" Gazlie mendekap kedua bahu Elvaretta yang sedang menutupi telinga, geraian rambutnya mulai menutupi wajah yang langsung Gazlie singkirkan ke belakang. "El. Ada apa?"

"Gaz," Elvaretta menepuk dadanya. Semakin memelan hingga pandanganya memburam.

"Kamu sakit? Kita ke rumah sakit ya?"

"Enggak."

"Lalu?"

"Aku harus kerja, Gaz. Kita berangkat aja ya?" saat Gazlie mengangguk, Elvaretta memutar arah ke belakang.

Deg..

Lelaki tua yang ia lihat tadi masih berdiri sambil menatapnya dengan sangat lekat, kedua lengan itu terlipat sempurna. Sejenak, Elvaretta kembali mengalihkan pandang, tentu dengan debaran yang semakin menghunjam.

"Aku dengar, ada korban lagi."

"Anak gadis Bu Kia," jawab Elvaretta.

"Gak mau pergi dari kampung ini, El?"

"Mau pindah ke mana. Menjual rumah juga tak akan ada yang mau membeli dengan keadaan kampung buruk begini," sahut Elvaretta seraya memasuki mobil yang sudah di pesan oleh Gazlie.

Elvaretta tatap ilalang yang ia lewati dengan perasaan gamang. Sekelebat pikiran bermunculan. Kilatan dari cahaya mulai menusuk netra dari Elvaretta, gadis itu memejamkan mata lalu membukanya perlahan.

Kembali ke masa itu, masa tak mudah ia lupakan. Udara dan keadaan yang tak asing, hingga kejanggalan dari tempat yang sama. Tahun ini, tahun 1993.

"Toloongg... Tolong aku. Tolong aku."

Elvaretta menelusuri ilalang setinggi pinggangnya, ia mengibas dengan jemari hingga lengannya tersayat tajam dari daun. Menunduk memperhatikan ceceran darah, tulang-belulang berserak hingga kakinya terhenti tepat pada danau yang menghiasi pemandangan matanya di depan sana.

Sreeet...

"Aaaaa... Tolong. S-sakit sekali. Toloong!"

Sreet...

Pembunuhan kejam, berada tepat di hadapannya. Penyiksaan keji dan aneh, tersorot dalam ingatan dirinya.

-ELVARETTA 1993-


Ada yang nyuruh nulis cerita psikopat. Eeh, ini keknya sedih lagi deh. Ntahlah 😁

Aku iseng aja ya kak. Yang suka boleh mampir dan vote. Yang enggak, juga gak papa kok.

Dan untuk cerita ini, mohon maaf banget masih banyak kesalahan atau mungkin kurang detail. Tolong dimaafin aja ya kak 😂🙏

Lope sekebon. 💃💃

Genre fantasi ya.

Menuhin draft doang, mending publish meski gak ada yang baca. Awokokok..

ELVARETTA 1993 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang