05

1.3K 152 2
                                    







.



.



.








Suara patahan tulang dan gesekan kaki dengan daun kering menjadi latar suara hutan di siang itu yang sekarang menjadi area bertarung antara seorang vampir bersurai perak dengan empat vampir liar yang menyerangnya secara ganas.

Dua orang dari vampir itu telah tumbang dengan kepala yang terpisah dari lehernya. Itulah salah satu cara untuk membunuh vampir selain menyiramkan lelehan perak ke tubuh mereka.

Chenle sedikit kewalahan menghadapi serangan dua vampir yang tersisa. Luka yang ia dapat segera pulih karena kemampuan regenerasinya terbilang cepat, namun beberapa sayatan dari kuku-kuku tajam itu serta fokusnya yang terbagi untuk melindungi Jisung mampu menguras tenaganya lebih cepat.

Salah satu dari vampir itu menyerang Chenle dan hampir saja serangannya mengenai wajah pemuda itu jika saja ia tidak punya reflek yang cepat untuk menghindar dan berhasil meraih tangan kanan vampir itu dan mematahkannya.

Krak!

Chenle menyeringai lebar ketika teriakan pilu dari vampir itu menggema ke telinganya bagai melodi yang indah. Sudah lama ia tak bertarung lagi semenjak dirinya dimasukkan ke akademi khusus vampir. Ia disana sungguh terkekang dengan peraturan ketat yang tidak memperbolehkan muridnya beraktivitas selain di akademi dan di rumah.

Ini juga ia dalam keadaan terpaksa yang mengharuskan ia bertarung demi keselamatannya dan Jisung.

Tangan kanan Chenle meraih leher vampir itu dan mencekiknya hingga vampir itu kewalahan memberontak ingin melepaskan diri.

"Argh!!"

Sebuah teriakan nyaring yang berasal dari belakang punggungnya mampu mengalihkan atensi Chenle dan pemuda itu terkejut mendapati satu orang vampir liar yang tersisa sedang mengoyak bahu kiri Jisung dan menjilati darah yang mengalir dari luka yang ia buat.

Chenle bergegas menuju tempat Jisung berada setelah memenggal kepala vampir yang ia lawan dengan sadis.

"Sialan kau!"

Jras!

Kepala vampir itu seketika terpisah dari tubuhnya. Kaki Chenle ia bawa untuk menendang tubuh tak bernyawa itu menjauh dari atas tubuh Jisung.

Ia panik mendapati luka cakaran yang cukup parah di bahu kiri Jisung. Pemuda jangkung itu terkapar tak berdaya karena kehilangan banyak darah.

"Jisung? Yak! Kau mendengarkanku?"

Chenle menepuk-nepuk kecil pipi kanan Jisung, memastikan jika pemuda itu masih dalam keadaan sadar. Mata sipit Jisung perlahan terbuka menatap tuan mudanya dengan pandangan sekarat.

"Tu-tuan.."

Hanya ucapan lemah yang keluar dari belah bibirnya yang mulai memucat. Chenle masih dalam keadaan panik hingga ia tidak bisa berpikiran jernih saat ini. Mau meminta bantuan pun percuma, salahnya karena berjalan terlalu jauh dari wilayah mansion.

"Terpaksa aku melakukan ini. Sebelumnya maafkan aku Jisung."

Chenle mengangkat kedua tangannya dan melihat kedua telapak tangannya yang sudah ternodai darah vampir liar itu sampai ke hoodie hingga rambut peraknya.

Ia menggigit bibir bawahnya hingga berdarah dan langsung menempelkannya pada kedua belah bibir pucat Jisung, membiarkan darahnya mengalir ke mulut pemuda jangkung itu hingga rasa anyir darah memenuhi mulutnya.

Different [ChenJi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang