10

1.6K 153 4
                                        








.




.




.




Jisung menghabiskan makanan terakhirnya dengan ganas. Ia mengusap sudut bibirnya yang berlumuran darah segar. Sungguh Chenle sedikit ngeri dengan penampilan Jisung sekarang. Hampir seluruh tubuhnya bermandikan darah.

Suho mendorong punggung anaknya agar mendekat pada Jisung.

"Bawa dia ke kamar mandi." suruh Suho. Chenle mengangguk dan dengan ragu ia menarik tangan kanan Jisung agar mengikuti langkahnya keluar dari ruangan itu.

"Ayo ikut denganku Jisung."

Jisung hanya diam sambil mengikuti Chenle dengan langkah terseok. Batin Chenle mengatakan jika Jisung lebih terlihat seperti zombi hidup daripada vampir.

Keduanya sama-sama terdiam sampai mereka masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamar Jisung.

"Kau mandilah, aku akan menunggu di luar." ucap Chenle. Merasa tidak ada pergerakan sama sekali dari pemuda jangkung itu ia kembali menatap ke arah Jisung yang juga tengah menatapnya dengan pandangan polos.

"Mandinya disana, tekan keran ini agar airnya mengalir."

Hening.

Chenle menggaruk tengkuknya canggung. Maksud ayahnya yang mengatakan jika Jisung kehilangan ingatannya semasa ia menjadi manusia, apa ia juga lupa caranya untuk mandi?

Jisung benar-benar terlahir kembali dengan ingatan yang sama seperti bayi, tidak tahu apa-apa.

Chenle menghela nafasnya. Ia mulai melepaskan pakaian kotor yang melekat di tubuh Jisung tanpa adanya lontaran protesan dari pemuda itu.

Ia menarik lengan Jisung dan menyuruhnya untuk duduk di dalam bathtub, menyalakan shower hingga air dingin mengguyur tubuh pucat Jisung.

Tangannya mengambil sabun cair dan menggosokkannya ke seluruh tubuh Jisung tanpa terlewati seinchi pun.

Jisung bergerak gelisah ketika Chenle membersihkan alat kelaminnya.

"Tahan sebentar."

Chenle dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya hingga kini Jisung sudah keluar dari kamar mandi dengan keadaan bersih.

Tangannya memilihkan baju santai untuk dikenakan Jisung sambil ia menyuruh anak itu mengeringkan rambutnya sendiri dengan handuk. Kemudian ia membantu pemuda itu memakai pakaiannya sendiri.

Setelah Jisung sudah rapi, ia pamit sebentar ke kamarnya guna mengganti pakaiannya yang setengah basah akibat memandikan Jisung barusan.

Saat melewati kamar orangtuanya, ia berpapasan dengan seseorang yang melongokkan kepalanya ke luar kamar dengan rambut berantakan.

Chenle hampir saja berteriak, "BUSYET, ADA KUNTILANAK!!" Namun ia segera mengenali orang itu sebagai ibunya sendiri.

"Bagaimana ritualnya?" tanya Irene dengan suara seraknya.

"Lancar kok ma."

"Jisungie mana?"

"Ada di kamarnya."

Irene terdiam sejenak. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan perihal pemuda jangkung itu. Chenle pun menyadari gelagat ibunya.

"Mama tenang saja, Jisung baik-baik saja. Namun seperti yang mama tahu ia kehilangan seluruh ingatannya, bahkan ia tidak ingat cara mandi dan memakai pakaian."

Different [ChenJi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang