Mature 🔞
Skip aja kalau bukan bacaan kalian:).
.
.
Kaki panjang Jisung melangkah ke arah Chenle yang masih merintih kesakitan namun sudah agak tenang dibandingkan dengan tadi. Tubuhnya sudah banjir keringat hingga menembus pakaiannya. Nafasnya tersengal-sengal bak lari maraton 10 kilometer. Matanya bergulir melihat kedatangan Jisung yang sudah berjongkok di samping badannya dengan pandangan tanpa ekspresinya.
"Ji-Jisung.." ucap Chenle lirih. Dalam keadaan seperti ini Chenle masih mengenali Jisung ternyata, akalnya masih belum terkikis sepenuhnya.
Tangan besar Jisung membelai dahi berkeringat Chenle dengan lembut. Anehnya rasa sakit yang ia rasakan berkurang ketika Jisung menyentuhnya.
Dengan pupil mata yang sudah berwarna merah gelap, Jisung menatap rantai yang membelenggu kaki tangan mate-nya tidak suka. Dengan sekali tarik rantai-rantai itu putus oleh Jisung. Kedua kaki tangan Chenle seketika terbebas.
Chenle ingin bangkit namun rasa sakit kembali mendera tubuhnya.
"Uhh.. Ji-Jisung.. tolong.."
Chenle terengah hanya karena mengangkat tangannya berusaha menggapai wajah rupawan Jisung. Tangan Jisung menangkap tangan gemetar Chenle dan mengecup punggung tangan itu.
"Kita mulai."
Chenle tidak mengerti maksud perkataan Jisung barusan. Ia hanya mengamati dari bawah gerak-gerik Jisung yang saat ini tengah mengukungnya di atas pemuda manis itu.
"Apa maksudmu Ji-hmmp.."
Bibirnya dibungkam dengan bibir tebal Jisung. Kedua tangan Chenle ia bawa melingkari lehernya. Awalnya ciuman itu terkesan lembut dan hati-hati, lama kelamaan menjadi panas dan menuntut hingga Chenle kewalahan menyeimbangi permainan pemuda jangkung itu.
Jisung menggigit bibir bawah Chenle hingga si manis peka dan membuka mulutnya memberikan akses untuk lidah Jisung masuk menjamah mulutnya. Lidahnya mengabsen setiap gigi si manis hingga tak sadar jika lidahnya tergores gigi taring milik Chenle dan mengeluarkan sedikit darah. Chenle yang dapat kesempatan emas pun langsung menghisap lidah Jisung hingga sang empunya menggeram menikmati sang mate bermain dengan lidahnya.
Saat dirasa pasokan oksigen keduanya kian menipis, Jisung langsung memutus tautan bibir mereka dan membiarkan Chenle meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Ia kembali meraup bibir bengkak Chenle ketika pemuda manis itu kembali merintih kesakitan.
Kali ini tangan menganggurnya ia bawa untuk membuka setiap kancing kemeja milik Chenle hingga terbuka sepenuhnya menampilkan kulit putih bak boneka porselen yang terlihat mengkilap teterpa cahaya lilin di ruangan itu.
Jisung kembali memutus ciuman mereka dan melihat pemandangan indah yang tersaji di bawahnya. Dada Chenle naik turun dengan wajah memerah dan pandangan sayunya mampu membuat nafsu pemuda jangkung itu naik.
Ia melahap tonjolan pink di dada Chenle, satunya ia mainkan sesekali ditekan dan diusap-usap hingga mulut Chenle mengeluarkan desahan nikmat. Terbukti satu tangannya menjambak belakang kepala Jisung tanda ia sedang menikmati permainan lidah sang dominan di putingnya.
"Emm.. ahh.. Jisung.. ge-geli.."
Chenle kegelian karena rambut berantakan Jisung menusuk-nusuk kulit lehernya ketika pemuda jangkung itu memberi tanda berupa ruam keunguan di sekitar area leher dan bahunya.
Jisung menjauhkan wajahnya dan hal itu membuat Chenle bingung.
"Kenapa berhenti?"
Pertanyaan Chenle tersebut tidak jisung gubris. Ia asyik melucuti pakaian Chenle hingga pemuda manis itu telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh berkeringatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ChenJi]✓
VampirosHidup dalam dunia yang kejam ini tak pernah terpikirkan olehnya sama sekali jika kehidupannya benar-benar berubah total diawali dengan pertemuannya dengan seorang pria bersurai perak di depan minimarket. Jisung × Chenle Fanfiction ©ChLeo (@Moominn_n...