.
.
.
Lenguhan kecil menjadi penanda bahwa penghuni kamar yang minim cahaya tersebut terbangun dari tidurnya. Lebih tepatnya tersadar dari pingsannya yang entah sudah berapa lama.
Rasa nyeri mendera bahu sampai ke lengan kirinya saat kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya. Ia berusaha mengangkat tangan kanannya untuk menyalakan lampu tidur di samping ranjang sebelah kirinya, karena tangan kirinya serasa mati rasa. Namun lengan kanannya terasa berat seperti ada yang menindih.
Jisung berusaha bangkit untuk menyingkirkan apapun benda yang tengah menindih lengan kanannya hingga tak sengaja lukanya tergerak.
"Akh!"
Pekikan itu membuat benda yang menindih lengan kanannya bergerak.
"Eoh? Sudah bangun rupanya."
Cklek
Cahaya lampu temaram merembes menerangi ke sebagian kamar dan mampu menerangi tubuhnya dan benda di sampingnya itu yang ternyata adalah tuan mudanya.
"Tu-tuan muda.."
Jisung beringsut menjauhi Chenle hingga tubuhnya akan jatuh ke bawah jika saja tangan Chenle dengan sigap menahannya agar tidak terjatuh.
"Kau jangan banyak bergerak dulu, lukamu masih belum sembuh." ucap Chenle sambil membenarkan letak selimut yang tersibak akibat pergerakan Jisung.
Chenle mendongak menatap wajah Jisung yang melihatnya dengan pandangan takut. Ia menghela nafas dan berbalik memunggungi pemuda jangkung itu dan menaikkan selimutnya hingga sebatas leher.
Chenle sangat paham bahwa Jisung masih takut padanya, apalagi kejadian siang tadi yang cukup membuat mentalnya terguncang.
"Tidurlah, ini masih malam."
Setelah Chenle berucap seperti itu, hanya suara serangga malam yang terdengar samar-samar dari luar.
Jisung masih berusaha menetralkan jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan apa-apa, hanya saja ia teringat dengan kejadian siang tadi dimana ia dan tuannya diserang oleh makhluk mengerikan dengan mata merah dan gigi tajam yang mencuat di sela bibirnya.
Jisung meraba bahu kirinya yang terlilit perban. Makhluk itu sempat menyerangnya dan mengoyak bahu kirinya. Seketika Jisung merinding melihat wajah mengerikan makhluk itu yang tepat berada di atas wajahnya.
Tapi.. ada hal yang masih mengganjal dalam pikirannya. Waktu ia hampir saja kehilangan kesadarannya karena luka yang didapatnya, ia sempat melihat wajah tuan mudanya yang sedikit berbeda dari sebelumnya.
Seperti.. matanya yang berwarna merah dan.. sejak kapan tuannya punya gigi taring panjang? Seperti makhluk yang menyerangnya, namun agak berbeda.
Jisung menggigit bibir bawahnya dan menoleh menatap surai perak yang tengah membelakanginya. Ia ingin menanyakan berbagai pertanyaan yang mengganjal di pikirannya, namun ia ragu jikalau tuannya itu akan menertawakannya dan berakhir ia akan dicaci seperti biasanya.
"Kau belum tidur juga?"
Jisung terkejut melihat tuannya tiba-tiba saja berbalik dan netra keduanya bertemu di antara cahaya temaram lampu tidur.
Lama mereka dalam posisi itu. Chenle yang pertama memutuskan kontak mata mereka dan memilih menatap langit-langit kamar yang sedikit terang akibat sinar rembulan yang masuk di celah-celah ventilasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ChenJi]✓
VampireHidup dalam dunia yang kejam ini tak pernah terpikirkan olehnya sama sekali jika kehidupannya benar-benar berubah total diawali dengan pertemuannya dengan seorang pria bersurai perak di depan minimarket. Jisung × Chenle Fanfiction ©ChLeo (@Moominn_n...