.
.
.
"Tuan?"
Chenle tersadar oleh panggilan itu, ia mendongak mendapati wajah Jisung yang sedang menatapnya dengan heran. Rupanya ia tadi terlalu asyik melamun sampai-sampai ia mengabaikan beberapa kali panggilan dari Jisung.
Pemuda bersurai perak itu meletakkan mangkok bubur yang masih terisi penuh di atas meja nakas. Ia sudah tidak mood lagi menyuapi Jisung gara-gara pembahasan yang sepertinya sangat tidak ingin diungkit lagi oleh pemuda jangkung itu.
Jisung menghembuskan nafas lega karena sepertinya Chenle sudah tidak lagi menyuapi bubur laknat itu. Ia berpikir pembahasan menarik apa yang selanjutnya mereka bahas setelah ini ya?
Oh iya! Kejadian kemarin siang yang hampir ia lupakan untuk menagih janjinya pada tuannya untuk menceritakan kejadian yang sangat membuat mentalnya terguncang.
"Ah iya tuan, soal kejadian kemarin siang itu.." jeda Jisung untuk melihat reaksi tuannya. Chenle menghela nafasnya sejenak, menyamankan punggungnya pada sandaran kursi, menumpukan salah satu kakinya ke atas pahanya dan menyilangkan tangannya di depan dada. Posisi paling nyaman untuk memulai sesi bercerita.
"Kau pasti sudah penasaran bukan?"
Jisung mengangguk antusias yang dimata Chenle terlihat seperti anak kecil.
Lucu, pikirnya.
Ia berdeham sebentar sambil menimang-nimang awalan yang tepat untuk memulai ceritanya.
"Kau percaya bahwa di dunia ini ada vampir?"
Jisung seketika mengernyitkan dahinya karena bingung dengan pertanyaan tuannya yang tidak ada hubungannya dengan kejadian kemarin siang.
"Tidak tuan, makhluk itu hanya ada di dongeng saja."
Chenle mendengus kesal. Apa dia tidak ingat makhluk yang menyerangnya kemarin itu adalah vampir? Kenapa orang ini tidak langsung peka?
"Jika aku bilang kalau aku ini vampir kau akan percaya?"
Keduanya sama-sama terdiam karena sebab berbeda. Satunya karena menunggu respon sang lawan bicara, sedangkan yang satu lagi berusaha mencerna perkataan tuannya yang anehnya tidak bisa masuk di otak lemotnya.
"Tunggu, apa tuan sedang bercanda?"
Chenle mengusak surainya frustasi. Kan? Benar tebakannya jika otak pemuda ini kecepatannya seperti siput.
"Aku tidak sedang bercanda Jisung! Ah! Sepertinya aku harus menampakkan wujud asliku agar kau percaya."
Chenle memejamkan matanya sejenak, saat ia membuka matanya kembali, pupil matanya sudah berubah warna menjadi merah darah serta taring tajam terlihat mencuat sedikit dari celah bibir plumnya. Kukunya masih normal karena tidak dalam mode bertarung.
Jisung membelakak kaget dengan penampilan tuannya yang terbilang cukup menakutkan. Seketika tubuhnya bergetar hebat dan pelipisnya mengeluarkan keringat dingin. Sekelebat ingatan merangsek masuk ke otaknya, memutar kejadian kemarin siang dengan sangat jelas tanpa ada yang terlewat sedikitpun.
"Ah sudah kuduga kau akan ketakutan."
Chenle merubah kembali penampilannya kesemula. Ia meraih tisu di meja nakas dan menyibak poni Jisung yang sudah basah dengan keringatnya sendiri. Sedangkan pemuda jangkung itu masih terdiam dengan pandangan yang bergetar melihat pergerakan tangan Chenle yang sedang menghapus keringatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ChenJi]✓
VampireHidup dalam dunia yang kejam ini tak pernah terpikirkan olehnya sama sekali jika kehidupannya benar-benar berubah total diawali dengan pertemuannya dengan seorang pria bersurai perak di depan minimarket. Jisung × Chenle Fanfiction ©ChLeo (@Moominn_n...