Langit sore itu terlihat sendu. Suara adzan pun turut berkumandang memanggil. Tawa riang anak-anak yang memacu sepeda mereka di pinggir jalan. Deretan rumah makan yang membiarkan aroma masakan mereka memanggil tamu. Deru kendaraan yang beradu di jalanan. Suara khas kesibukan manusia. Suara itu menggema hingga ke langit. Namun, burung-burung itu tak menghiraukannya. Burung-burung yang pulang ke peraduannya di ujung langit sana nampak seperti siluet di tengah lautan awan kelabu. Indah. Burung-burung itu terbang bebas. Pergi ke mana pun hati mereka menghendaki. Tak ada yang menguasai mereka. Tak bertuan. Mereka menjadi tuan atas diri sendiri. Bebas. Ya, kebebasan. Arunika pun ingin bebas. Terbang ke mana pun hatinya menghendaki. Melangkah sejauh yang diinginkan. Berkelana tanpa kompas orang lain. Ia ingin, tapi tak dapat.
Banyak orang haus akan kebebasan. Pergi sejauh mungkin tanpa keinginan untuk pulang. Berpetualang tanpa takut kehilangan kompas. Orang ingin melucuti kejenuhan yang mendera mereka. Adrenalin mereka terus berpacu bersama waktu. Namun, keinginan mereka menguap di hadapan realita. Manusia terikat. Kita hanyalah budak kehidupan. Melarikan diri dari kehidupan, mustahil. Kita ada di dalamnya. Kita yang menciptakannya. Kita yang menghidupi kehidupan itu. Kita yang memberinya nafas. Kendati kita sendiri susah payah bernafas karenanya.
Arunika merenung. Ia tak tahu akan seperti apa kehidupannya. Ia haus akan hal yang samar definisinya. Ia memungut kesadarannya, merenungi hidupnya dan membenahi potret dirinya. Ia memutar bola matanya, berpura-pura tak mengetahuinya. Ia ingin menjadi seperti anak kecil yang menatap polos kehidupan. Arunika menoleh. Matanya liar menelusuri langit. Burung-burung itu terlihat seperti titik kecil yang menerobos awan kelabu di langit sore itu. Arunika penasaran. Kemana mereka ingin pergi dan berlabuh?
WM, 7 Juni 2022
(Sumber gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Langit)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya Arunika
Ficção GeralTubuhnya tinggi. Sorot matanya yang sipit nampak tajam. Wajahnya tirus. Sebagian wajahnya ditutupi rambut hitamnya yang tebal itu. Kulit putihnya nampak cerah diterpa sinar matahari. Senyum jenaka kadang kala terukir di bibir mungil itu. Kendati waj...