Prolog.

9.7K 551 81
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati. Abusive, Mental illness, Angst, Pelecehan, Mental disorder. Yang gampang ke triger sebaiknya jangan baca ya.

Summary : Layaknya sebuah canvas putih yang ternoda kehidupan Haruto mulai berubah memiliki banyak warna, tetapi tidak seperti warna indah pelangi yang dia harapkan. Warna itu justru menghancurkan hidupnya, membuat dia merasa akan jauh lebih baik untuk mati saja dari pada terus hidup.

Jika hanya menjadi budak bagi kelima orang egois yang memiliki cerita tersendiri.

Jeongharu- Kyuharu - Asaharu- Jaeharu - Hwanharu. (Kapal suka suka yang nggak suka jangan baca, Karena nanti cerita ini bakal aku buat sebagian ada di karyakarsa buat jadi pdf)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Tes pack yang berada di tangannya terdapat garis dua. Mata coklat Haruto tengah menatap dengan begitu nanar, ke arah 10 benda kecil yang berada di bawahnya dengan tanda yang terlihat sama.

Possitive.

Sesuatu yang pastinya akan membuat semua orang yang mengharapkan kehadiran seorang bayi di kehidupan mereka, menangis haru penuh akan kebahagiaan. Tapi semua itu tentu saja akan terlihat berbeda, jika kalian menatap tubuh kurus Haruto yang kini mulai jatuh perlahan pada lantai dingin kamar mandinya.

Tangisan yang sejak tadi coba dia tahan, segera keluar begitu saja saat semua test pack yang telah dia coba justru memberikan hasil yang sama. Beruntung mamanya sedang tidak berada di rumah, sehingga tangisan histeris yang Haruto keluarkan tidak akan bisa didengar oleh siapapun.

Karena tentunya dia sama sekali tidak akan bisa memberikan penjelasan apapun, jika sang mama bertanya kenapa dia menangis seperti ini. Terutama bagaimana Haruto harus menjelaskan, 11 tes pack yang berada di bawahnya dengan garis positive yang pastinya sangat ibunya ketahui apa artinya.

"Tuhan hiks... aku tahu aku seharusnya bersyukur karena engkau memberikan aku anugerah, untuk bisa membawa seorang bayi ke dunia ini. Di saat di luar sana banyak yang berharap memilikinya. Tapi hiks... tidak sekarang tuhan, tidak dengan cara buruk seperti ini. Aku tidak akan bisa, menanggungnya." Tangis Haruto begitu terdengar menyedihkan ketika dia menangis keras di kamar mandi, meratapi kenapa hidupnya harus begitu sulit seperti ini.

Kedua tangan kurusnya menjambak rambutnya sendiri, untuk melampiaskan rasa frustasi yang tidak bisa dia salurkan begitu saja. Kehidupan sederhananya telah berhasil dihancurkan, oleh seseorang yang sangat tidak bertanggung jawab dengan merampas segala yang dia miliki. Bahkan bukan hanya satu saja melainkan beberapa orang sekaligus, tanpa rasa bertanggung jawab sama sekali menjadikan orang lain sebagai bahan permainan.

Canvas Yang Ternoda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang