Chapter 5.

3.9K 388 46
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati. Abusive, Mental illness, Angst, Pelecehan, Mental disorder. Yang gampang ke triger sebaiknya jangan baca ya.

Summary : Layaknya sebuah canvas putih yang ternoda kehidupan Haruto mulai berubah memiliki banyak warna, Tetapi tidak seperti warna indah pelangi yang dia harapkan warna itu justru menghancurkan hidupnya membuat dia merasa akan jauh lebih baik untuk mati saja dari pada terus hidup.

Jika hanya menjadi budak bagi kelima orang egois yang memiliki cerita tersendiri.

Jeongharu- Kyuharu - Asaharu- Jaeharu - Hwanharu. (Kapal suka suka yang nggak suka jangan baca, Karena nanti cerita ini bakal aku buat sebagian ada di karyakarsa buat jadi pdf)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam, ketika Haruto tersadar dari pingsannya tadi. Tenggorokannya terasa kering, akibat terlalu banyak berteriak serta menangis. Bahkan dia juga bisa merasakan jika tangannya sedikit berat, akibat jarum infus yang kemungkinan dipasang ketika dia pingsan akibat terlalu lelah mengatasi nafsu dari Asahi.

Terlebih dia juga menderita luka akibat sayatan yang dilakukan Jeongwoo sebelumnya, sehingga akan sangat wajar jika dia bisa sampai pingsan hanya karena melakukan satu kali seks. Pemberontakan serta permohonannya sama sekali tidak berguna, ketika orang yang dihadapi merupakan seseorang yang bisa mematahkan lehernya jauh lebih mudah.

Meski begitu Haruto masih sedikit beruntung, sebab Asahi melakukannya dengan lembut bukan dengan cara kasar. Karena jika sampai pemuda itu menggunakan cara kasar, maka Haruto pasti akan segera mengalami keguguran. Apalagi perutnya tadi memang sampai kram dan menderita rasa sakit yang lumayan parah, meski begitu anehnya dia tidak mengalami pendarahan.

Entah sekuat apa kandungannya, sampai meskipun mental Haruto telah sangat buruk dan bahkan dia beberapa kali jatuh kandungannya masih baik-baik saja. Paling parah tubuh Haruto hanya merasa lemas, dan dia juga tidak pernah mengkonsumsi vitamin penguat kandungan. Hanya susu khusus orang hamil itupun sangat jarang, karena dia lebih sering muntah sehingga tidak ada nutrisi yang masuk.

Dan kandungannya masih baik-baik saja tanpa ada masalah apapun, padahal akan jauh lebih baik jika dia mengalami keguguran sendiri sehingga dirinya tidak perlu melakukan aborsi. Mata coklat Haruto segera mengedar untuk menatap sekeliling ruangan untuk menemukan sosok Asahi yang terakhir bersamanya, atau bahkan salah satu dari kelima orang yang tadi pagi dia temui.

Ketika merasa jika dia hanya sendiri di kamarnya membuat Haruto segera memaksakan diri untuk bangun, meskipun sekarang kepalanya terasa begitu pusing dan badannya sangat lemas. Haruto masih merasa dia harus segera bangun untuk pergi keluar dari rumah ini, karena tidak mungkin dia terus berada di rumah yang diketahui oleh kelima orang menyeramkan yang lebih terlihat seperti monster.

Canvas Yang Ternoda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang