Chapter 14.

2.2K 252 61
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati. Abusive, Mental illness, Angst, Pelecehan, Mental disorder. Yang gampang ke triger sebaiknya jangan baca ya.

Summary : Layaknya sebuah canvas putih yang ternoda kehidupan Haruto mulai berubah memiliki banyak warna, Tetapi tidak seperti warna indah pelangi yang dia harapkan warna itu justru menghancurkan hidupnya membuat dia merasa akan jauh lebih baik untuk mati saja dari pada terus hidup.

Jika hanya menjadi budak bagi kelima orang egois yang memiliki cerita tersendiri.

Jeongharu- Kyuharu - Asaharu- Jaeharu - Hwanharu. (Kapal suka suka yang nggak suka jangan baca, Karena nanti cerita ini bakal aku buat sebagian ada di karyakarsa buat jadi pdf)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Asahi baru saja datang, Tetapi saat dia merasakan sesuatu yang berbeda mata hitamnya segera berubah menjadi kemasan sebelum mulai berlari ke arah kamar Jeongwoo. Tempat yang dia rasa memiliki mana berantakan yang terasa mulai menyelimuti seluruh rumah besar milik keluarga Park yang berada di dunia atas.

Dan betapa terkejutnya Asahi ketika dia melihat Jeongwoo telah berusaha sangat keras untuk memeluk tubuh kurus Haruto yang terlihat bergetar hebat seolah tengah menahan rasa sakit, Dia juga bisa melihat mana milik sahabatnya itu terus diserap oleh tubuh Haruto dengan sangat banyak, Meskipun begitu Jeongwoo sama sekali tidak melepas pelukannya dari tubuh pemuda cantik yang kini memiliki mana berantakan di tubuhnya.

"Jeongwoo apa yang terjadi?"tanya Asahi segera bergerak mendekati mereka.

"Ulurin tangan lo, Kasih dia mana sekarang."perintah Jeongwoo dengan suara serak yang terdengar mulai lemah. "Gue nggak bisa terus terusan bertahan dengan ngasih mana sama 4 orang sekaligus."

"4? Lo gila lo mau mati apa."teriak Asahi kesal lalu segera memegang tangan Haruto untuk memberikan mana miliknya, Dan tentu saja mana milik Asahi memang sangat cocok dengan tubuh Haruto. Sehingga lekas di serap dalam jumlah yang begitu banyak, Hingga membuat sang empunya mengerutkan keningnya untuk menatap Jeongwoo yang berada di sebelahnya.

Bagaimana mungkin Jeongwoo terus bertahan dengan memberikan mananya pada tubuh Haruto seperti ini, Di saat Asahi saja hampir ingin pergi saat mananya seolah terus terusan di serap oleh sesuatu yang tidak kasat mata sama sekali. Bagaimana mungkin Jeongwoo terus bertahan dengan memberikan mananya pada tubuh Haruto seperti ini, Ketika apa yang terjadi sekarang bisa saja membuat dia mati kehabisan mana.

"Gue sama sekali nggak punya pilihan, Dia bakal nolak semua mana yang nggak ada hubungannya sama anak di dalam sana. Sedangkan posisinya di sini cuman ada gue doang, Lo baru dateng jadi menurut lo gue harus ngebiarin dia kesakitan?"tanya Jeongwoo mulai kesal atas perkataan Asahi yang justru terdengar sangat menyudutkannya.

"Ahh... Shh kuat banget dia ngambil mananya, Anak apa yang di kandung Haruto sampe kaya gini."ringis Asahi mulai bisa merasakan jika mananya semakin terkuras, Hingga membuatnya merasa sangat lelah sekarang.

Canvas Yang Ternoda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang