Walau aku bilang semua nya sudah usai tanpa epilog, tetapi semesta sungguh-sungguh adil. Ia memberi ku sebuah epilog paling menyakitkan untuk sekedar aku tuliskan di menit menit kehadiranmu.
even without me, i know you'll be happy.
Bagi Miko jatuh cinta adalah hal terumit yang membuat nya berpikir keras. Dalam tujuh belas tahun hidup nya, ia harus merasakan jatuh cinta yang sedalam ini pada lelaki yang berstatus pacar orang.
Bahkan hingga detik ini Miko tak pernah sekalipun berfikir akan berpaling dari Rekan. Meskipun lelaki itu ribuan kali menghancurkan hati nya. Atau ketika lelaki itu dengan mudah menghancurkan acara move on nya yang kesekian kali.
Lalu hari ini, Miko akan mengubah cara pandang nya. Ia berusaha sebisa mungkin mengalihkan focus nya. Ia berusaha menghiraukan betapa tak menyenangkan nya nyeri di ulu hati nya ketika melihat Rekan dan Gani di pinggir lapangan futsal.
Hari ini seharusnya Miko bahagia, bersama Jeyden-pacar nya di lapangan Futsal. Menonton acara classmetting siang ini.
Tetapi kenyataan yang di dapat adalah ia harus merasakan pahit untuk kesekian kali nya.
Melihat sendiri bagaimana Rekan serta Gani yang saling menggoda, saling tertawa, dan saling merangkul. Membuat Miko kembali di tampar kenyataan jika segala apapun tentang Rekan masih menjadi sumber luka nya.
Miko akan mencoba kembali berfikir realistis saja.
Ketika di depan nya sudah ada seseorang yang mengulurkan tangan untuk memberi kenyamanan, kenapa ia harus repot-repot berlari jauh-jauh untuk mengejar seseorang yang bahkan melirik nya saja tidak?
Ada Jeyden tepat di depan nya, lalu kenapa ia harus memalingkan wajah nya untuk sekedar berharap Rekan menatap nya?
"Ngeliatin apa?"
Miko mengerjapkan mata nya. Ia tersenyum tipis ketika Jeyden beralih duduk di samping nya sembari meletakkan dua botol minuman lee mineral.
"Ngeliatin anak futsal, ganteng-ganteng banget" balas Miko. Ia meraih salah satu botol lee mineral yang sudah di buka Jeyden, lalu meminum nya dengan enteng.
Jeyden mendelik, "Terus gue gak ganteng?"
Miko menggeleng singkat dengan wajah polos nya, "Gantengan juga Kak Reza"
"Dih, si Anjir. Terus kenapa lo pacarin gue?" Sewot Jayden.
For information nih, Reza milih nyerah dapetin Miko. Kata nya dia kepincut sama anak kelas sebelah yang imut kecil. Miko yang emang gak ada rasa apa-apa sama Reza pun, iya-iya aja waktu Reza minta maaf. Toh, dia juga gak baper kan.
Eh? Gak lama setelah itu malah Jayden yang deketin dia. Dan berakhir sekarang pacaran.
Aneh sih, tapi yaudahlah.
Miko terkekeh pelan, "Gatau sih, gue gabut aja" jawab nya.
Jayden menggerling malas, "Iya dah iya yang cuman gabut" ketus nya.
"Bercandaa Jay..haha it so cutee.." ujar Miko sembari terkekeh puas setelah melihat perubahan wajah Jayden.
"Bercanda lo gak lucu anjir"
Lagi. Miko terkekeh, meraih bahu Jayden kemudian menyandarkan kepala nya di sana. Ia bergumam pelan, "Maaf sayang.."
Jayden yang mendapatkan perlakuan begitu jelas langsung menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyuman.
Tangan nya dengan sigap membenarkan kepala Miko agar lebih nyaman bersandar, kemudian mengusap kepala gadis itu. Lalu dengan gerakan cepat ia mencium puncuk kepala Miko, netra nya menyapu ke belakang. Memastikan tidak ada yang melihat perilaku nya.
Tetapi yang ia temukan malah membuat nya mengertakkan gigi nya kasar, tanpa sadar ia berdecih pelan saat menatap sepasang kekasih yang bergurau di pinggir lapangan fustal itu. Di dalam hati ia mengumpati akting mulus Rekan yang seolah olah mencintai Gani. Padahal terlihat jelas lirikan mata Rekan mengarah pada mereka tadi.
"Kenapa Jay?" Tanya Miko, ia hendak mengangkat kepala nya, untuk melihat apa yang terjadi.
Tangan Jayden refleks kembali menekan kepala Miko agar bersandar pada bahu nya lagi. Mencegah agar Miko tak melihat Rekan lagi. Ia ingin Miko hanya melihat ke arah nya. Hanya pada nya.
"Bukan apa-apa" sela nya cepat.
Kening Miko berkerut dalam, ia sebenarnya masih penasaran dengan apa yang di lihat Jayden sampai-sampai berdecih sekesal tadi?
"Mikochi.." panggil Jayden dengan nada serak nya. Tangan lelaki itu merangkul pinggang sang gadis agar semakin dekat dengan nya dan menyalurkan rasa aman nyaman di tubuh gadis itu.
"Hm?" Miko benar-benar di buat gugup dengan semua nya.
"Kalau lo suruh pilih, lo pilih gue apa Masa lalu lo?"
Miko terdiam, di dalam benak nya ia menerka-nerka ada apakah gerangan hingga Jayden menanyakan hal seperti ini?
"Kenapa nanya?"
" Seandainya di belakang ada masa lalu lo, dan di samping ada gue. Lo pilih yang mana?" Tanya Jayden lagi, kali ini ia bersungguh-sungguh menanyakan hal ini.
Miko kembali diam, ia sekarang paham topik pembicaraan Jayden.
Lelaki itu pasti melihat Rekan yang tengah bersama Gani di belakang mereka.
Lelaki nya cemburu.
"Kalau gue pilih Masa lalu gue gimana?" Jawab Miko
Jayden mengangkat bahu nya, "Ya mana gue tau, itu urusan elo", Percaya lah Jayden tengah mati-matian menahan rasa khawatir nya bila mana benar Miko memilih Masa lalu nya.
Miko mengangguk, mengangkat kepala nya kemudian menatap lekat Jayden. "Yakin?"
Jayden menggeleng cepat, ia memberenggut kesal. "Ya enggak lah! Ya kali gue rela gitu aja.."
Miko terbahak, kemudian merangkul bahu Jayden "Ya udah. Jelas gue pilih elo lah. Udah gak usah cemburu ga jelas gitu. Mending ayo beli mie"
Jayden mengangguk, kemudian membantu gadis itu berdiri, lalu menggandeng nya menuju kantin.
Melewati Pasangan Rekan Gani dengan sombong nya. Seolah mengatakan pada kedua nya, Jika Miko kali ini benar-benar bahagia bersama nya. Dan tak ada lagi masalalu yang bisa merusak segala nya.
Meski semesta tau, jika Miko dan Rekan sama-sama terluka dengan kepalsuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anologi | Jaesahi ✔️
Teen FictionJika di dunia nyata aku dan kamu tidak dapat bersatu, maka dalam karangan ku kali ini. Akan ku buat Aku dan Kamu menjadi Kita. 🎓[Jaesahi. Gs version] ©Frajinggadiajeng2