8.

136 34 22
                                    


i’m not ready to lose you

*

Dalam sehari tak terhitung berapa kali Miko berdecak sebal, menggerutu ketika ponsel nya menampilkan kolom chat nya dengan Vita.

Sahabat nya satu itu tidak mau saat dia ajak untuk menjadi alasan agar tidak jadi pergi bersama Reza. Dia hanya tidak ingin memberi harapan palsu untuk laki-laki itu.

Lantas ia meletakkan ponsel nya asal di meja belajar, dan dengan segera ia merebahkan diri nya di kasur. Menatap langit-langit kamar nya yang membosankan.

"Semoga hari ini gak ketemu Rekan, capek ngehindar dari Kak Gani.." gumam Miko,

Kemudian tangan kecil nya kembali meraba meja belajar, meraih ponsel nya. Tangan nya kembali membuka kolom pesan antara diri nya dan Vita. Mengetikan balasan tak kalah menyebalkan nya dengan chat yang di kirimkan Gadis berambut hitam sebahu tersebut.

Perasaan nya yang buruk sejak kemarin membuat nya uring-uringan setiap saat. Ia lantas melempar ponsel nya sembarangan, kemudian memejamkan mata nya mencoba mengontrol mood nya sendiri.

Dan ia kembali membuka mata nya saat mendengar dering ponsel nya kembali.

Nomer tidak di kenal, Miko sontak terbelak, mendudukkan diri nya dengan segera. Sebagian hati kecil nya berharap itu Rekan.

"Halo?"

"Miko?"

Lagi lagi Miko harus menelan kekecewaan nya karena itu adalah Reza not Rekan.

"Oh, Reza kan? Kenapa Za?"

"Iya. Jadi, gimana Mik?"

"Gimana apa nya?" Ayolah Miko berharap nya Reza tak jadi mengajak nya jalan sore nanti.

Dia tidak ingin memainkan perasaan laki-laki sebaik Reza.

"Jalan nanti sore jadi kan?"

"Uhm..gimana ya"  Lagak nya seolah berfikir, Miko berdoa di dalam hati nya semoga ada alasan logik yang bisa ia gunakan untuk menolak Reza.

"Gak ada urusan kan ya?"

"eungg.. enggak sih"

"Yaudah, Rumah lo di mana? Biar gue Jemput.."

"Eh..Gak usah kak, gue dateng pake mobil sendiri aja.."

"Gak papa, kan yang ngajak jalan gue. Jadi, gue yang jemput.."

"Oke.."

"Sharelock ya.."

"Iya.."

"Kalau gitu gue tutup ya, mau nganterin adek sepupu gue dulu.."

"Euhm..iya"

Setelah panggilan terputus Miko kembali berdecak, mengacak rambut nya emosi, dan membenturkan kepala nya beberapa kali di bantal.

***

Satu tangan nya masih sibuk memilih baju, raut wajah nya tertekuk, dengan gerakan asal ia mengambil kaos putih dengan celana panjang dengan warna abu-abu.

"Gini aja deh, males dandan yang neko-neko"

Lantas ia mengambil sisir di meja rias, menyisir rambut pirang nya lalu mengikat nya satu. Tak lupa ia memoleskan sedikit serum untuk bibir nya.

Ponsel nya berdering sesaat sebelum ia turun ke bawah. Miko lantas menggeser ikon hijau, dan mendekatkan nya ke arah telinga.

"Gue udah di depan Mik"

Anologi | Jaesahi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang