3.

180 49 17
                                    

Miko mendelik saat mendapati Gani di sofa ruang tengah nya.

Hari ini Miko memang izin tidak masuk karena kepala nya berdenyut sejak semalam.

"Kok di sini Kak?" Tanya Miko sambil berjalan mendekat ke arah mereka berdua.

"Lo gue telfon gak di angkat" Ucap Gani membuat Miko menghela nafas nya.

Sejujurnya, Miko mulai merasa malas bertemu Gani..uhm..karena  Rekan pasti nya.

Mereka berdua sepeti pasangan umum nya yang sedang di mabuk cinta, di mana ada  Gani di situ pasti ada Rekan. Dan setiap Gani bertemu dengan Miko maupun Vita pasti akan ada  Rekan yang mengekor Gani di belakang.

Jujur saja, Miko tak bisa

Sesak di dada nya tak kunjung reda, jika melihat kedua nya  bersama.

Katakan lah Miko yang jahat di sini.

"Iya sorry, gue seharian tidur kak. Vita gak bilang kalau gue gak enak badan?"

Gani menggeleng, mengerucutkan bibir nya sebal, "Vita seharian diem di perpustakaan. Kata nya ada tugas referensi Buku, dan tenggat nya 3 hari lagi" jawab Gani, kemudian ia membawa telapak tangan nya ke kening Miko, "Lo masih demam kenapa keluar?? Udah minum obat belum? Gue suruh Rekan beliin obat ya?"

Miko tersenyum tipis  lalu menggeleng, "Enggak usah, cuman demam biasa. Ntar juga turun"

Gani mendelik, menatap tajam Miko, "Demam biasa. Dulu lo juga gitu, bilang demam biasa  eh tau nya Demam berdarah. Udah gak papa, gue suruh Rekan ke sini bawa obat. Lo diem aja, tidur lagi"

"Ngga usah, ngerepotin Kak Rekan nya, Kak." Tolak Miko sekali lagi.

Tidak hari ini.

Miko tidak ingin bertemu dengan Rekan untuk hari ini saja. Rasa-rasa nya dia masih belum terbiasa dengan semua nya.

"Udah diem. Nurut sama yang lebih tua." Ucap Gani yang langsung menghubungi Rekan

Miko menghembuskan nafas nya, mengalihkan pandangan nya yang memburam ke arah lain.

Jika seperti ini, bagaimana cara Miko melupakan Rekan? Sejak pindah smp pun Miko masih tetap mencintai laki-laki itu.

Tapi kali ini Miko harus bisa menjaga perasaan Gani.

Ya harus.

🎞🎞🎞

Tak pernah Rekan pikir Gani menyuruh nya pergi ke rumah Miko.

Rekan sama sekali tidak tahu rumah siapa yang akan ia datangi. Gani hanya menyuruh nya membelikan Obat demam dan mengirimkan Lokasi.

"Naah, ayo minum obat Mik" ucap Gani sambil membantu Miko duduk, membuat Miko serta Rekan saling berpandangan beberapa menit.

Miko menahan nafas nya sejenak sebelum mengalihkan pandangan ke arah Gani yang menyodorkan nya obat serta air putih.

Miko segera meminum nya,  tersenyum canggung ke arah Gani,"Maaf ngerepotin ya Kak.."

"Enggak repot, yakan Re?" Tanya Gani dengan tatapan yang mengarah pada  Rekan,

Rekan tersenyum lalu mengangguk perlahan.

Kalau dulu tau jika Gani ini sahabat Miko, maka di pastikan Rekan  tidak akan menerima Gani karena Rekan sudah merasa bahagia bertemu Miko kembali.

Karena selama ini Rekan mencari  Miko.

Mencari keberadaan Adik tingkat nya dulu.

Rekan menghela nafas nya sejenak, menatap perdebatan kedua nya.

Andai saja Rekan menyatakan perasaan nya pada Miko, apakah persahabatan kedua nya masih sama nanti nya?

"Mik, lo punya sirup gak?" Tanya Gani setelah perdebatan panjang tentang masalah repot atau enggak nya dia.

"Ada. Cari aja di bawah"

Gani mengangguk semangat, menoleh pada Rekan dengan cengiran nya, "Re, mau sirup gak? Aku buatin ya? Kamu tunggu di sini dulu bareng Miko" ucap Gani kemudian melangkah keluar kamar, meninggalkan Rekan dan Miko di dalam.

Kedua nya saling diam, merasa canggung dengan keadaan sekarang.

Saat Miko hendak membalikkan tubuh nya untuk berbaring membelakangi Rekan, sebuah  panggilan menghentikan nya

"Ci.."

Miko menoleh, tatapan mereka kembali beradu.

"Apa?" Namun seperti nya Miko berusaha kuat menahan diri nya, tak ada yang  tahu jika hati nya kini bersorak senang mendengar panggilan itu lagi.

"Bisa  gak lo bersikap biasa aja?"

Jelas Miko menyerit mendengar ucapan Rekan

"Biasa aja gimana?"

"Gak usah sok gak kenal Ci.."

"Lo serius nyuruh gue gitu?"

"Ci.."

"Lo serius nyuruh gue buat kenal lo lagi padahal pacar lo tau gue gak  kenal lo?"

"Ci, jangan bersikap gini. Ayo kita selesaiin sekarang. Kenapa lo pindah sekolah dulu waktu gue kelulusan? Lo juga blokir seluruh akses akun lo?"

"Dan kenapa lo butuh akses akun gue?" Tanya Miko spontan,

"Yaudah sekarang masalah nya apa Mikoci??"

"Seharus nya gue yang tanya mau lo apa Rekan??"

Rekan memijit kepala nya, setelah kembali menatap manik memerah si Cantik.

"Gue cuman mau  Lo gak  diem aja Ci! Setidak nya gue mau kita kayak dulu lagi!"

"Kayak dulu gimana sih Re?? Lo mau gue bersikap manis?? Seriously?? Kalau lo lupa, lo pacar sahabat gue sekarang!" Ucap Miko frustasi

Sejatinya ia tengah menahan gejolak emosi di dalam diri nya.

"Ci, gak gitu--

"Terus gimana???  Gimana Rekann??  Lo bahkan-" Miko sempat tercekat mengingat fakta laki-laki di depan nya ini sudah hak  milik teman nya, "Lo bahkan bisa sebahagia ini tanpa gue, gue kayak orang bodoh tau gak?" Miko memejamkan mata nya kuat, menahan gejolak air mata nya.

"Ci.. semua gak kayak git---"

"Cukup" Miko menggeleng pelan, tersenyum dengan kedua manik nya yang memerah, "Cukup Re, lo gak perlu ngomong apapun. Tugas lo sekarang jaga Gani. Dia pacar lo sekarang" ucap Miko sebelum menutup diri nya sendiri  dengan selimut.

Rekan bungkam. Menatap sendu gundukan selimut yang membungkus tubuh perempuan yang ia cintai.

Di dalam hati  nya ia merutuk.

Kenapa cinta serumit ini?

Kenapa cinta serumit ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 april 2022

Anologi | Jaesahi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang