SMA

874 84 2
                                    


Sekolah menengah pertama telah dilewati. Kini Sasuke telah memasuki masa SMA. Sewaktu SMP ia berbeda sekolah dengan Naruto, tapi kali ini mereka memasuki sekolah yang sama, lebih tepatnya Naruto yang pindah masuk ke sekolah tempat Sasuke berada.

"Halo semua, Aku Uzumaki Naruto! Kalian bisa memanggilku Naruto seperti biasa."

Saat perkenalan, beberapa orang langsung memandangnya.

"Waah dia sangat manis dan ceria, kenapa wajah lucunya itu dilengkapi badan yang sangat berotot itu?"

"Apa kau tahu istilahnya? MBBL"

"Apatuh?"

"Muka bayi badan L-Men"

Saat semuanya sedang ricuh, suara tenang terdengar.

"Bodoh"

Semua langsung mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Sasuke yang biasanya pendiam kini berbicara. Naruto yang melihat Sasuke pun langsung tersenyum dan menyapa.

"Yo Sasuke! Kau juga sekelas denganku? Wah wah, bagaimana kabarmu? Aku akan duduk di sebelah Sasuke"

Naruto langsung mendekat dan mendempel ke Sasuke. Sasuke yang merasakan kehangatan tubuh Naruto yang tersalur ke arahnya langsung merasa aneh, tubuhnya terasa ikut menghangat.

"Sialan, jangan dekat dekat."

Dengan panik Sasuke mendorong Naruto menjauh, ia tak ingin temannya itu mendengar detak jantungnya yang berdetak lebih cepat.

"Aah~ aku akan duduk di sebelah Sasuke bagaimanapun~"

Sasuke melirik Naruto di sebelahnya, dan mendapati kalung Ular menggantung di lehernya, entah bagaimana senyum tersungging di mulutnya.

Kelas berlanjut dengan kedua anak itu yang masih berdekatan.

.

Bel istirahat berbunyi dan sasuke langsung keluar dari kelas menuju ke bawah pohon sakura yang sedang mekar.

Sasuke duduk di bawah pohon itu, dan mengusap lembut wajahnya.

"Sh*t, sebenarnya ada apa denganku?"

Sasuke terus merasa jantungnya berdebar tak terkendali di dekat Naruto, Ia juga merasa sangat senang ketika mengetahui Naruto satu sekolah dengannya, apalagi satu kelas. Ia mengingat kehidupan SMP nya yang sangat membosankan, ia hanya belajar setiap hari, sedangkan tak ada yang mau mengajaknya bicara karena takut. Walaupun ada, Sasuke tetap tak menyukai bicara dengan mereka, 3 tahun kehidupan SMP nya, ia merasa..

"Aku . . , Apa aku . . , Merindukan si bodoh itu?"

Wajah sasuke yang seputih salju kini memerah. Pikiran bahwa ia merindukan Naruto saja sudah membuatnya sangat malu. Setiap hari sebelumny, ia akan selalu melihat lehernya sendiri dan memeriksa kalung rubah oranye miliknya.

krrr

Perut Sasuke menggerutu, hari ini juga, Sasuke melewatkan sarapan seperti biasa, kini ia tinggal sendiri di kos kosan sementara kakaknya berada di luar kota untuk bekerja.

"Waah, cacingnya menggerutu"

Suara cerah di dekat telinganya membuat Sasuke terkejut.

Naruto sedang duduk di dekatnya sambil memegang dua mangkuk ramen.

"Se..sejak kapan kau di sini?"

Sasuke merasa sedikit panik, takut Naruto mendengar bahwa ia merindukannya.

"Hm? Aku baru saja sampai, tapi kau sedang melamun lalu perutmu berbunyi, nih makanlah, kali ini aku membelinya dengan inisiatif ku sendiri tanpa perintah Kak Itachi"

Katanya sembari menyerahkan satu mangkuk ramen pada Sasuke. Sasuke pun menerimanya sambil tersenyum.

"Terimakasih"

Melihat senyum Sasuke, Naruto terpana beberapa detik.

"Kau tambah cantik Sasuke"

Kata yang terlontar tanpa sengaja tiba-tiba membuat suasana menjadi canggung.

"Ah? Cantik? Aku?"

Sasuke merasa wajahnya memanas, dan hampir menjadi tomat merah rebus.

Naruto yang terlanjur mengucapkannya pun langsung mengakui.

"Hem, kau tambah cantik."

Itu kenyataan, kulit putih sasuke terlihat lebih lembut, bahkan pipinya terlihat kenyal hingga membuat Naruto ingin mencubitnya. Walaupun tanpa emosi, matanya terlihat cerah, dan bibirnya..

"Bibirmu terlihat kenyal dan lembut"

". . ."

Beberapa detik berlalu sebelum.

"A..APA MAKSUDMU?"

"EH?! AH! anu . . , I..itu pujian"

Merekapun terdiam dan lanjut makan.

Selang beberapa waktu sebelum Sasuke membuka mulutnya.

"Apa memuji bibir mereka adalah kebiasaan orang luar negeri? Kau jadi tambah bodoh"

Naruto hendak menyangkalnya, tapi jika begitu ia harus menjelaskan mengapa ia memuji bibir Sasuke.

"Benar"

Katanya pada akhirnya. Sasuke menatap temannya itu.

"Ck, jangan katakan itu di sini, jika kau memuji bibir mereka itu bisa membuat salah paham"

"Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya. . , dan itu karena bibir Sasuke memang cantik"

Suara Naruto semakin kecil pada akhirannya.

My Life (NARUSASU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang