Prolog

11.7K 624 27
                                    

Suara ribut-ribut dari kantin Sekolah itu menjadi hening seketika saat seorang gadis ikut bergabung ditempat mereka.

"Noo.... Dia bukan adikku. Bagaimana mungkin pria sepertiku memiliki adik sepertinya?!" bentak Denis pada teman-temannya. Gadis kecil itu yang tadinya tersenyum manis tiba-tiba terdiam dan senyumnya memudar.

"Aku mendengar..."

"Kau salah dengar!!! Tidak mungkin aku memiliki adik yang culun seperti dia! Kau lihat saja wajahnya, dari segi mana yang menunjukkan ia adalah adikku?!" kesal Denis pada teman-temannya. Namun ditanggapi anggukan oleh yang lain, seolah-olah membenarkan apa yang dikatakan Denis.

"Heyy.. Anna, kau dengar?! Jadi kau membual selama ini? Gadis culun dan jelek sepertimu bagaimana mungkin memiliki kakak tampan seperti Denis?" ejek seseorang lainnya dan disambut tawa oleh semua siswa-siswi dikantin itu.

Tapi tidak dengan Anna. Air mata gadis itu menetes seketika saat semua orang menertawakannya. Apa ia seburuk itu? Ia bahkan belajar dengan tekun agar banyak orang yang ingin bergaul dengannya. Tapi ia malah ditertawakan karna penampilannya...

Ia hanya menjalin rambutnya karna ia sangat suka saat ibunya melakukan itu. Ia hanya memakai kacamata karna memang matanya memang kabur. Dan ia memakai pakaian tebal karna ia mudah sakit. Dan semua orang menertawakan penampilannya yang tidak salah apa-apa untuknya.

Bahkan Denis kakaknya pun tidak ingin menganggapnya sebagai adik. Ia hanya memberikan baju olahraga yang tertinggal dirumah, tapi kakaknya malah membentaknya dan mempermalukannya didepan banyak orang.

Gadis 9 tahun itu langsung meninggalkan kantin dengan berlari-lari. Ia cukup mengerti dan tau ketika ia dipermalukan didepan umum. Dan ia sangat kacau sekarang...

"Tidakkah kau keterlaluan Denis?" bisik lelaki lain disamping Denis.

"Aku terlalu baik mengakui gadis jelek itu sebagai adikku..." jawab Denis dengan seringai remehnya.

.

.

.

.

Brakkk

"Mommy... Pleasee, aku ingin pergi... Aku tidak ingin bersekolah disana lagi, mereka menertawakanku. Bahkan Denis tidak menganggapku dan memarahiku saat aku membawakan baju yang tertinggal padanya. Biarkan aku pergi Mom... Aku mohon..." Anna mengadu pada ibunya yang terkejut saat anak gadisnya membuka pintu rumah saat masih jam sekolah.

"Anna..." lirih Sara membelai wajah putrinya yang berurai mata.

Ia juga merasa sedih saat putrinya diperlakukan seperti itu. Padahal putrinya tidak melakukan hal-hal jahat, tapi mereka mengejek dan menyisihkannya.

"Panggil Emma dan siapkan semua barang-barangmu bersamanya sayang... Mommy akan berbicara pada Daddy. Kau akan Mommy kirim kerumah nenek di Sydney. Jangan menangis putri kecilku... Kau akan bahagia, kau melakukan hal yang benar sayang..."

Sara tau putrinya tidak salah. Putri nya adalah perempuan yang baik hati dan lugu walaupun begitu ia tetap mandiri. Ia yakin suatu saat nanti Sara yakin Anna akan menjadi werewolf yang cantik.

"Terima kasih Mom.. Apakah mommy akan ikut?" tanya Anna.

"Tidak sayang. Daddy membutuhkan mommy disini... Pergilah sayang" bujuk Sara. Putrinya mengangguk pelan lalu menghapus air matanya dan berlarian menuju kamarnya.

.

.

.

.

"I will miss you mom..." Anna berbisik dalam pelukan Sara. Membuat wanita itu tak kuasa menahan air matanya.

"Ayo putri Daddy yang cantik... Sekarang sudah waktunya" ucap Stephan mengelus puncak kepala putrinya.

"Okay Dad.."

"Aku pergi mengantar Anna sayang... Jaga dirimu, aku hanya sebentar" Stephan memeluk Sara lalu mengecup bibir istrinya.

Sara menyaksikan kepergian putrinya dengan kegundahan hatinya. Ia benar-benar tak ingin berpisah dengan putri satu-satunya. Tapi ia juga tidak tega melihat putrinya dipermalukan oleh kakalnya sendiri didepan umum.

Putrinya selalu menangis saat Denis mengejek putrinya jelek. 'Ya Tuhan, buatlah dia menyesal telah melukai hati suci putri kecilku. Berikan hukuman atas kenakalannya' doa Sara dalam hati.

"Semoga kau menemukan kebahagiaanmu disana sayang..." lirih Sara lalu meninggalkan bandara dengan doanya pada Ana.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hayooo.... Lanjut gk? Lanjut gk ya????

Hai semua kali ini aku bawa cerita dengan judul aneh lagi... "My Brother was My Mate? Ntar aku buat juga My Father was My Mate hahaha.... Sok sok an ya... Oke... Disini aq minta komennya... Klw bnyak yg ngomen lanjut aku bakal lanjutin cerita ini... ;) ditunggu vomment nya ;)

My Brother was My Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang