*Alarm dari ponsel Lunar berbunyi setiap 10 menit sekali, tapi badannya masih pegal - pegal karena latihan basket kemarin. Karena DBL sebentar lagi, latihannya semakin intens. Biasanya Lunar memang bangun jam 2 pagi sih untuk mengulang pelajaran, karena dia lambat memahami suatu pelajaran, makannya dia harus bekerja ekstra dibanding teman - teman seumurannya.
Ia tidak pernah mengeluh dan tidak keberatan juga kok harus seperti itu, karena dari kecil, hidup seperti itu yang ia jalani.
Lunar bergegas cuci muka. Kemudian mulai membuka catatan nya di sekolah dan menulis ulang di buku khususnya. Yang sudah ia buat sedemikian rupa agar Lunar bisa merangkum pelajaran.
Tapi rasanya, ia susah sekali berkonsentrasi, huruf - huruf didepannya terlihat berantakan. Tidak ada artinya.
Lunar menghela nafas. Dia sering sih seperti itu, kalau kelelahan atau tertekan. Ia mencoba menyalakan hasil rekamannya di kelas, menyumpal telinganya dengan rekaman itu. Kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Oke.." katanya mengerti. Perlahan ia mulai mencatat poin - poin penting pelajaran lagi. Meskipun tulisannya acak - acakan.
Ada 3 pelajaran lagi yang harus ia catat ulang malam ini. Semangat Lunar!
*
"Kenapa Lu?." Nathan meregangkan tubuhnya. Menatap Lunar yang menyandar di tembok dengan muka lesu. Meminum jus buah yang dia beli dari kantin sedikit - sedikit sambil melamun.
Lunar menggeleng. Kepalanya pening karena hanya tidur dari jam 11 sampai jam 2 selama beberapa hari ini. Ia juga kepikiran, banyak pelajaran yang belum ia mengerti padahal minggu depan penilaian tengah semester.
"Gapapa. Eh Than, gue hari ini ga akan latihan. Mau balik duluan. Ga enak badan."
"Lah?"
"Gue mau izin dulu, cabut duluan ya?!" Lunar berlari ke pinggir lapangan.
"Coach, Lunar mau izin latihan hari ini."
"Kenapa?."
"Sakit."
Mereka yang ada disitu melihat Lunar, dari atas sampai bawah. Terlihat baik - baik saja kok. Apanya yang sakit?
"Oh, oke. Tapi buat ganti latihan hari ini, lo harus tetap berkontribusi dengan tim selain dengan cara selain latihan."
"Iya.. apa?"
"Lo harus danus."
"Danus?"
"Iya. Dana usaha. Lo harus ngumpulin duit buat team. Kebetulan besok barangnya dateng. Lo harus jualin sampai habis."
Lunar membuang nafasnya. Daripada latihan fisik, sepertinya dia lebih baik jualan. Akhirnya dia mengiyakan permintaan itu.
"Oke. Barangnya apa?"
"Risol."
Ya elah gitu doang. Akan Lunar tunjukkan bakat marketingnya.
*
"Anjing banget." Lunar mengumpat.
Hari ini, dia membawa dus air mineral berisi enam puluh risoles yang harus ia jual sampai habis. Satunya 5000, jadi ia harus menghasilkan tiga ratus ribu hari ini. Dia tidak tahu kalau risolesnya sebanyak ini.