08

241 25 7
                                    

happy reading!

***

"Sayang bangun, ini udah siang loh. Nanti kamu telat, mau?"

Suara lembut itu mengalun indah ditelinga Raxilla, ia yang masih terpejam pun perlahan-lahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah seseorang yang amat sangat ia rindukan.

Seketika itu juga, otak Raxilla loading untuk beberapa saat. Saat otaknya kembali terkoneksi. Raxilla bergegas bangkit dari tidurnya, ia mengucek-ucek matanya dengan cepat. Demi apapun. Didalam hati Raxilla sangat berharap bahwa yang ia lihat saat ini adalah kenyataan.

Kemudian, dengan bergetar, tangannya ia julurkan untuk menyentuh wajah seseorang itu. "Mamah? Ini beneran mamah, kan?!" tanyanya dengan suara menahan tangis.

Seseorang itu —mamah Raxilla di dunia nyata— menganggukkan kepalanya sambil tersenyum hangat, "iya sayang ini mamah." Suara itu. Suara yang benar-benar Raxilla rindukan.

Lalu, tanpa aba-aba Raxilla memeluk erat sang mamah dengan air mata yang menetes deras di pipinya. "Mamah, Nash kangen mamah."

Raxilla terus berceloteh mengungkapkan rasa rindunya pada sang mamah yang hanya diam mendengarkan. Namun, Raxilla merasa ada yang aneh. Tubuh mamahnya. Kenapa terasa seperti ... Tubuh laki-laki? Eh.

Raxilla menolehkan kepalanya patah-patah kearah sang mamah. Betapa terkejutnya ia, ketika yang ia lihat bukanlah wajah sang mamah lagi, melainkan wajah Algresh yang tengah tersenyum manis tapi terlihat sangat menyeramkan dimata Raxilla.

"AAAAAAAA." Refleks Raxilla berteriak kencang dan mundur beberapa langkah.

Ini sebenarnya kenapa sih?

Kenapa mamahnya menghilang?

Dan kenapa malah makhluk satu ini yang ada didepannya?

Apa jangan-jangan dia ingin membunuh Raxilla secepatnya?!

Tapikan, selama 10 hari jiwanya merasuk kedalam tubuh Raxilla, ia sama sekali tidak pernah menyentuh seujung rambut pun pujaan hati cowok itu! Dan lagi, dia juga sama sekali tidak pernah menempel pada cowok itu.

Jadi, kenapa dia ada dihadapannya?

Apa mungkin dia ingin balas dendam atas perbuatan Raxilla asli yang dulu dulu?!

Deg, deg, deg.

Jantung Raxilla berpacu dengan cepat. Pikiran-pikiran aneh pun mulai bermunculan didalam otak kecilnya.

Ia menggeleng pelan, tangannya terangkat untuk memukul-mukul kepalanya. Ia yakin saat ini otaknya itu, pasti sedang konslet sehingga butuh diketuk sedikit agar kembali normal. Lalu, ia memejamkan matanya kuat-kuat yang, siapa tau juga sedang bermasalah karena bisa-bisanya, matanya itu melihat bahwa ada seorang Algresh Dinata Dharmaraja —sang dewa kematiannya— dihadapannya saat ini.

"... La."

"... Xilla."

Tunggu.

Suara dari mana itu?

"Eh, eh?!"

Raxilla merasa dirinya tersedot ke suatu lubang yang sangat terang. Kemudian, dirinya merasa seperti jatuh dari ketinggian hingga membuatnya berjengit.

...

"Raxilla!"

Raxilla membuka matanya lebar-lebar. Ia bangkit dari tidurnya dengan linglung. Matanya menatap satu-persatu keempat cewek didepannya.

Antagonis [Pensiun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang