Cklek'
"Lama banget bukanya. Papih habis ngapain?"
Haruto terkekeh merasa lucu dengan pertanyaan anaknya barusan. Mencubit pipi Junghwan yang saat ini terlihat merajuk. Menggemaskan.
"Emang kalo orang lagi dikamar mandi ngapain aja?" ayah satu anak itu malah justru melemparkan pertanyaannya kembali pada Junghwan.
Sementara Junghwan ingin menyahut seperti,
"Ya bisa aja nyoli kan"
Inginnya menjawab seperti itu, namun ia sendiri tak ingin mencari mati dengan ayahnya dan berakhir uang jajannya akan dipotong.
Akhirnya, Junghwan hanya tersenyum konyol dan segera berjalan memasuki ruang kerja ayahnya.
Kepalanya mengangguk kecil menatap yang ia kira laporan berkas terlihat berantakan diatas meja— jam seperti ini ternyata ayahnya sedang sibuk.
Lalu ketika sepasang ayah dan anak itu saling duduk berhadapan disofa, kening Junghwan mengernyit melihat benda yang disodorkan ayahnya.
Haruto yang mengerti kebingungan Junghwan pun menyahut. "Kamu kesini karena minta uang kan?" black card itu diberikan ditelapak tangan anaknya.
Sontak saja Junghwan tertawa yang membuat Haruto bingung. Ya memang benar, ia kemari biasanya memiliki tujuan tertentu.
Tapi untuk kali ini tujuannya tentu saja berbeda dari yang biasanya.
"Gak kok. Hwanie kesini pengen makan siang bareng papih"
Hati Haruto berlipat-lipat kali merasa hangat. Pertama, karena niat anaknya yang ingin makan siang bersamanya dikantor untuk pertama kali.
Kedua, Haruto sudah lama sekali tak mendengar sang anak memanggil dirinya 'Hwanie'. Itu adalah panggilan kesayangan yang diberikan darinya dari dulu.
Dan yang terakhir—
"Hwanie masak gulai ayam kesukaan papih"
Grep'
Udara disekitarnya terasa sesak. Air mata dipelupuk kelopaknya pun langsung terjun menetesi punggung Junghwan yang saat ini ia peluk.
"Makasih ya Hwanie sudah mau memilih tinggal bersama papih"
Mata Junghwan ikut berkaca-kaca. Ingatannya berputar pada kejadian 5 tahun yang lalu— tepat dimana sidang perceraian kedua orangtuanya terjadi.
Sebab kesalahan ibunya sendiri yang sampai saat ini belum ia beri permaafan. Junghwan...
Junghwan hanya tak menyangka jika kedua orangtuanya yang sering dia lihat bermesraan, tertawa dan berbahagia bersama itu ternyata hanyalah topeng untuk menutupi kehancuran.
Hatinya terasa perih dan sesak jika diingat-ingat. Tanpa sadar pelukan pada sang ayah mengerat. Mereka sama-sama menangisi kejadian kelam yang sudah terkubur lama kini bangkit lagi tanpa disetujui.
"Karena Hwanie sayang banget sama papih, harta satu-satunya yang aku punya saat ini"
🎀🎀🎀
Haruto tersenyum sebelum menerima suapan dari anaknya dengan perasaan senang. Sementara Junghwan memekik senang melihat bekalnya sudah habis.
"Enak nggak pih?"
Suara kekehan berat khasnya terdengar. Mengusap pucuk kepala Junghwan dengan sayang.
"Kalau gak enak, bekalnya gak bakalan habis dong sayang" keduanya tertawa bersama. Menikmati momen berdua yang jarang sekali didapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
O.O [END] ✓
FanfictionHarusnya Haruto dari dulu harus rajin-rajin mengantar dan menjemput anaknya pulang sekolah jika melihat ada pemandangan yang tak bisa dilewatkan disana. ❝Sering main-main kerumah ya, Junkyu ❞ 🥇#familyissue [160722] 🥇#Iksanboys [220722] 🥇#Jaesah...