"Hiks hiks gak mau hiks..."
Matanya memancar rasa sedih sekaligus khawatir melihat makhluk didepannya ini meringkuk ketakutan diatas sofa.
"Gembul..." panggil Junghwan lembut.
Yang dipanggil sebenarnya mendengar, tapi ia masih betah menelungkupkan wajahnya dilipatan lutut. Terlihat menyedihkan untuk Junghwan lihat.
Karena tak ada jawaban pasti dan ia sudah kepalang penasaran apa yang terjadi, maka Junghwan pun beralih menatap pada sang ayah.
Seolah paham tatapan anaknya, Haruto menghembuskan nafasnya sembari memasang ekspresi yang terlihat— sedih.
"Dia ketakutan pas ada cicak jatuh diatas kakinya tadi, papih sempet mau nyingkirin tapi keburu dipeluk sama Junkyu"
Congratulations, good acting Haruto.
Diam-diam Junkyu meremat kepalan tangannya mendengar jawaban Haruto yang sangat jauh berbeda dari kenyataannya.
Kenapa ayah Junghwan selicik ini?
Apa yang dia inginkan darinya? Bahkan Junkyu hanyalah remaja SMA yang hanya ingin hidup tenang dan bersemangat mengejar cita-citanya.
Junghwan mengernyitkan dahinya lalu menoleh pada Junkyu yang sudah berhenti menangis.
"Gak usah les dulu aja deh mbul. Gue jadi gak enak bikin lo nunggu lama disini" ucap Junghwan mengusap tengkuknya tak enak.
Junkyu menggeleng. Bagaimanapun ia sudah bertekad akan mengajarinya Junghwan, karena mereka mempunyai keinginan untuk sekampus bersama jika lulus nanti.
Kampus yang diminati banyak orang dengan ribuan pesaing dari siswa seluruh daerah. Tentu sangat sulit, besar harapan dari Junkyu untuk Junghwan agar sama-sama lolos.
Tak perlu bayaran, Junkyu hanya ingin sekampus bersama Junghwan. Hanya itu.
"Gapapa kok. Udah ayo mulai belajarnya" ajak Junkyu yang sudah menyiapkan rangkuman dan soal untuk Junghwan.
Sret!
"Tapi duduk disebelah gue ya" cicit Junkyu menyeret Junghwan dengan gesit ketika tahu Haruto ingin duduk disebelahnya.
Sementara Junghwan yang masih bingung hanya mengangguk patuh. Entah perasaannya saja atau memang Junkyu terlihat takut melihat ayahnya.
"Jangan tegang gitu dong mbul! Kata lo belajar diasikin aja" Junghwan terkekeh geli untuk mencairkan suasana.
Dan untungnya berhasil membuat Junkyu tersenyum kembali. Mereka sudah asyik dengan dunianya sendiri mengabaikan atensi orang lain disitu.
Haruto menatap gelas berisikan susu yang dipecahkan Junghwan tadi kini dibersihkan oleh salah satu maid dengan pandangan tak bisa diartikan.
"Sial, harusnya dikasih dosis lebih banyak" gumamnya.
Doxepin—
Obat tidur.
🎀🎀🎀
"Ooh jadi kalau soal ini harus tau sifat-sifat logaritma ya?"
Junkyu mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya. "Iya, terus kalau ketemu persamaan ini ditulis ulang ke dalam bentuk eksponensial. Paham gak?"
"Hehe paham! Bagus banget rangkuman yang lo buat. Tengcuu!" pekik Junghwan senang memeluk tubuh Junkyu yang tertawa kecil.
"Pokoknya kita harus bisa sekampus bareng. Kan dulu udah janji" ucap Junkyu mengerucutkan bibirnya dengan wajah penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
O.O [END] ✓
FanficHarusnya Haruto dari dulu harus rajin-rajin mengantar dan menjemput anaknya pulang sekolah jika melihat ada pemandangan yang tak bisa dilewatkan disana. ❝Sering main-main kerumah ya, Junkyu ❞ 🥇#familyissue [160722] 🥇#Iksanboys [220722] 🥇#Jaesah...