Jangan lupa vote & komen !!!
Setelah mereka sampai di rumah, Gracia langsung membawa Shani ke kamar nya untuk mengobati luka Shani disana, kenapa tidak mengobati di ruang tengah atau di luar? Jawaban nya karena mereka takut di introgasi oleh Veranda karena wajah anak nya babak belur.
Gracia fokus mengobati luka di wajah Shani yang membuat ia ngilu sendiri. Hp nya berkali kali berdering menandakan adanya panggilan masuk kedalam hp nya, namun Gracia tidak memperdulikan hp nya yang terus berdering.
"Angkat dulu, siapa tau penting" ucap Shani.
Dengan malas Gracia mengambil hp nya dan melihat siapa yang menelfon nya berkali kali, saat melihat si penelfon Gracia malah mematikan hp nya lalu di simpan kembali di atas kasur.
"Kenapa tidak di angkat?" Tanya Shani.
"Gak penting" jawab Gracia.
"Kalau tidak penting kenapa orang itu terus menelfon kamu?"
"Gabut kali"
"Saya serius Gracia"
"Ck, yang nelfon itu Anin dan dia gak penting puas!?" Sentak Gracia.
"Bukanya Anin pacar kamu? Kenapa dia tidak penting?"
"Stop nanya nanya, gue lagi ngobatin luka lu Shani"
"Tapi kan saya cu-"
Plakk
Gracia menampar pipi Shani yang membuat Shani mengerjapkan mata nya berkali kali akibat tamparan Gracia di pipi nya. Sementara Gracia kini ia dilanda kepanikan karena telah menampar Shani.
"E-ehh maaf Shan, tadi gue reflek sumpah" ucap Gracia.
"Tidak apa apa" balas Shani yang sedang memegangi pipi nya sambil memaksakan senyuman nya pada Gracia.
"Sumpah gue gak sengaja, tadi tangan gue reflek nampar lu karena lu banyak tanya"
"Gapapa ini salah saya juga karena saya banyak bertanya" balas Shani.
"Sini gue liat pipi nya biar sekalian gue obatin" lanjut nya kemudian menarik tangan Shani yang menutupi pipi nya. Saat melihat pipi Shani ia terkejut karena bekas tamparan nya masih tercetak jelas di pipi Shani.
"Apa tadi Gue nampar nya kekencengan?" Ucap Gracia dalam hati.
"Kalo lu mau tampar gue balik, tampar aja gapapa kok" ucap Gracia karena merasa sangat bersalah kepada Shani.
Melihat Shani yang diam saja Gracia mengambil tangan Shani lalu menyuruh Shani untuk menampar nya saat itu juga.
"Ayo tampar gue biar impas" ujar Gracia.
Shani mulai menggerakan tangan nya yang membuat Gracia menutup mata nya sejenak pertanda ia sudah siap menerima tamparan Shani di pipi nya.
Namun bukan tamparan yang ia terima, ia malah merasakan elusan lembut di pipi nya, ia membuka mata nya dan melihat Shani sedang tersenyum hangat pada nya.
"Perempuan itu di cintai bukan di sakiti" ucap Shani.
"Maaf Shani" lirih Gracia.
"Minta maaf nya yang lucu coba" pinta Shani.
"Maafin Gege eumm" ucap Gracia sambil memajukan bibir bawah nya.
Shani menatap Gracia dengan tatapan yang sulit di artikan, ditambah ia sedang menahan tangan nya agar tidak mencubit pipi gembul gadis di depan nya yang terlihat sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung setelah hujan
Teen Fiction"Bandung, adalah tempat dimana kita mencatat kenangan bersama"