Dimana kata-kata tertahan,maka dari mata kita sering bicara banyak.
Kecantikan seseorang wanita harus di lihat dari matanya karena di sanalah pintu hatinya, tempat dimana cinta berada.
.
.
Author_______
"Aluna"kata Bu Susi sedikit berteriak kala melihat Aluna yang bersenandung kecil.
"Iya Bu,ibu manggil saya ada apa?"tanya aluna setelah berdiri di hadapan Bu Susi "ibu boleh minta tolong gak nak?"tanya Bu Susi takut Aluna sedang sibuk dengan urusan lain.
"Iya boleh Bu"
"tolong kamu kasih ini ke pak Aep ya,dia yang punya toko kopian di belakang sekolah sebelah warung,sebrang gudang, tolong juga bilangin ke pak Aep yang ini di foto kopi dan yang ini tolong laminating"ujar Bu Susi menjelaskan sambil memberikan kertas-kertas ke pada Aluna yang hanya di balas anggukan tanda ia mengerti "yaudah saya pergi dulu Bu"pamitnya.
"Aku ke toilet dulu atau kasih ini dulu ya"tanyanya kepada diri sendiri setelah beberapa langkah ia berjalan sambil mengetuk-ngetuk dagu dengan jarinya.
"Mending aku kasih ini aja dulu ah biar gak ribet nantinya"dan aluna pun segera pergi ke belakang sekolah untuk memberikan kertas-kertas yang di pegangnya.
"Eh woy itu punya gue anjr gausah Lo makan "
"Bodoamat wlee "
"Bangasat, bener-bener ya Lo"
Tak jauh dari tempat aluna berdiri ia mendengar suara bising di warung sebelah fotokopian yang membuat Aluna segan untuk pergi ke sana karena banyaknya laki-laki dengan tampang badboynya.
"Gimana nih banyak banget cowoknya,mana sebentar lagi bel masuk"
setelah seperkian detik mematung di sana dan tanpa mikir banyak lagi ia pun berjalan ke arah kopian dengan penuh keraguan.
Setelah beberapa langkah lagi ia berada di foto kopian seseorang mengejutkan dengan menepuk bahu Aluna yang dapat memberhentikan langkahnya dan ia pun membalikkan badannya agar bisa melihat siapa orang yang menepuknya tadi.
"Ngapain Lo kesini?"ujar laki-laki tadi setelah Aluna membalikkan badan
"Aku mau ngasih ini ke pak Aep"jawab aluna dengan tersenyum manis ke arah lawan bicaranya ini.
"Oh yaudah sana"dan aluna pun berjalan ke arah tujuannya untuk memberikan amanat yang di suruh Bu Susi untuknya.
"Wih ada cewek tuh"teriak Melvin saat
Keluar dari dalam warung dan tak sengaja melihat perempuan cantik di toko sebelah warung yang ia tempati.Orang-orang yang di sana pun seketika melihat ke arah pandang Melvin yang sedari tadi melihat ke satu objek dengan intensnya yaitu perempuan berjepit merah muda yang tersenyum ke arah orang di depannya siapa lagi kalau bukan pak Aep yang di depan Aluna karena ia sedang memberikan amanat yang Bu Susi berikan.
"Berani banget Lo masuk wilayah gue"ujar seseorang penuh dengan penekanan sehingga mengagetkan Aluna yang hendak berbalik badan
"Maaf aku gak tau ini wilayah kamu,aku kesini cuma di suruh kasih kertas-kertas ke pak Aep" kata aluna yang menduduk dengan tangan yang saling bertautan karena takut di tatap tajam oleh orang di depannya itu.
"Gue udah bilang sama Lo jangan pernah nunduk kalo lagi bicara sama gue"kata agraha laki-laki di depannya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
"Lo budeg gak sih hah? kalo ngomong sama orang itu liat mukanya bukan nunduk kek gitu, gue di depan Lo bukan di bawah Lo"bentak agraha dengan geram karena orang di depannya tidak kunjung menegakkan kepalanya dan ia pun segera mencengkram rahang Aluna.
"Maaf "ujar Aluna dengan mata berkaca-kaca karena baru pertama kali di bentak oleh orang yang tidak ia kenal bahkan orang tuanya pun tidak pernah membentaknya sekalipun ia yang salah.
"Lo tau ini?"tanya agraha dengan tangan terangkat satu yang memperlihatkan rokok di sela-sela jarinya.
"I-iya,aku tau"jawab aluna terbata-bata dengan muka menahan takut dan sedikit was-was karena melihat wajah sang lawan yang menyeringai.
"Lo mau keluar kan?"tanyanya yang di balas anggukan aluna.
"Kalo Lo mau keluar,Lo harus nyobain ini dulu,
Lo belum pernah ngerokok kan?"tanya nya lagi dengan tersenyum miring yang terlihat jelas di mata Aluna."A-a-aku gak mau"jawabnya dengan gelengan yang di balas anggukan agraha tanpa melepaskan tangan di rahang Aluna.
"Aku mohon jangan"ujarnya dengan satu tetes air mata mengalir di wajah cantiknya.agraha yang melihat Aluna menangis pun terlihat sakit kala melihat Aluna meneteskan air mata karnanya walaupun hanya setetes ,dan entah kenapa ia bisa merasakan itu dan baru pertama kali ia merasa iba terhadap perempuan selain mamanya.
Agraha melepaskan cengkeraman dari wajah aluna dan menghisap rokoknya lalu membuang asapnya tepat di hadapan Aluna yang seketika membuat Aluna terbatuk karenanya.
"Gra Lo apa-apaan sih"sentak Rangga kala melihat tingkah seenaknya agraha tanpa ada orang yang memberhentikannya.
"Hooh benar,apa-apaan sih Lo gra sakit tau hati gue liat calon pacar gue di gituin sama Lo" celetuk Melvin dengan mendramatis dengan tangan yang memegang dadanya yang di balas tatapan tajam oleh sang empu.
Aluna yang melihat mereka berdebat pun mengusap air matanya dan mulai berjalan ke arah luar,belum beberapa langkah ia berjalan seseorang menarik tangganya dengan kencang yang seketika membuat ia berbalik badan dan menubruk dada bidang orang yang menarik tangannya.
"Awshh"ringis aluna sambil mengusap-usap jidatnya sendiri."sakit tau"grutu aluna dengan tangan yang memukul lengan agraha.
"Siapa yang nyuruh Lo keluar hm?"tanyanya dengan muka datar dan alis terangkat satu."tapi ini udah masuk kelas ih"sentak Aluna dengan suara meninggi
Agraha yang baru pertamakali ada orang yang meninggikan suara terhadapnya pun segera merengkuh pinggang Aluna agar lebih dekat lagi dengannya."berani banget Lo bentak gue"ujarnya dengan dingin"maaf"lirih Aluna kala takut di tatap seperti itu.
"Lo mau keluar kan?"tanya agraha dengan tangan merapihkan rambut Aluna yang berantakan karena tertiup angin.
"Kalo Lo mau keluar,Lo harus jadi pacar gue" katanya dengan tatapan yang tidak teralih sedikit pun dari mata coklat nan teduh milik aluna seakan-akan ia tidak bisa lagi bertemu dengan mata coklat nan teduh itu.
"Aku gak mau ih,lepasin"tolak Aluna dengan memukul-mukul dada bidang agraha agar ia melepaskan tangan dari pinggangnya, bukannya terlepas justru itu membuat agraha mengeratkan rengkuhannya.
"Oke kalo Lo gak mau jadi pacar gue,Lo harus habisin ini sekarang juga dalam waktu 2 menit" kata agraha dengan memperlihatkan 2 bungkus rokok yang ia simpan tadi di kantong celananya aluna yang melihat itu pun seketika menggeleng takut.
"Jadi gimana hm?"tanya agraha yang melihat keterdiaman Aluna dengan muka menahan tangisnya.
"Jawabannya yes or ya?"ucapnya lagi dengan alis terangkat satu
"Ih ko gitu sih itu mah bukan jawaban tapi pemaksaan"gerutu Aluna dengan kesal terhadap laki-laki di hadapannya
"Jadi gimana Lo mau keluar kan?"tanyanya yang di balas anggukan aluna.
"sekarang jawab"
"Iya"jawab aluna setelah seperkian detik melamun dengan mata beralih ke arah lain
"Iya apa hm?"
"Issh tau ah nyebelin"ucap aluna
"Kalo ngomong yang jelas gue gak ngerti"kata agraha yang pura-pura tidak tahu dengan muka menahan senyum karena tingkah gadis di hadapannya ini yang terlihat sangat menggemaskan.
"Iya aku mau jadi pacar kamu"
Cup
Agraha mecium kening Aluna yang seketika membuat sang empu melotot dan sesegera mungkin Agraha melepaskan tangannya dari pinggang Aluna.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.BERSAMBUNG.......
SORRY KALO BANYAK TYPO JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAHA
Teen Fiction-Hidup dengan cinta memang menyenangkan tapi cobalah hidup tanpa adanya cinta pasti menenangkan- Jika tidak bisa memelukku,maka peganglah ingatanku dengan hormat.dan jika aku tidak bisa berada dalam hidupmu setidaknya biarkanlah aku hidup di hatimu...