Bab 1

3 2 0
                                    

Pagi ini, Rala sedang membereskan kopernya, memasukkan semua pakaian dan beberapa barang yang dibutuhkan. Ibu Rala ikut membantu saat melihat anak gadisnya kesulitan memasukkan buku-buku dan barang-barang lain. Wajah anaknya tidak secerah biasanya, dia tau persis apa yang dipikirkan oleh gadis itu.

"Tenanglah Sayang, kau tidak akan kenapa-kenapa." Ibu Rala mengelus puncak kepala anaknya lembut, meskipun dia tau itu tidak akan membantu.

"Apa ibu yakin akan memasukkanku ke akademi itu. Aku bahkan tidak bisa menggunakan sihir sesuai dengan persyaratan untuk masuk ke sana."

Rala menundukkan kepalanya dalam, membayangkan dirinya nanti akan ditertawakan karena menjadi seorang Rizarth tidak yang memiliki kesaktian. Ditambah lagi sihir perubah bentuknya tidak sempurna, mungkin dia akan menjadi bahan hinaan di sana. Apa yang akan orang-orang katakan jika tau dia merupakan seorang Rizarth yang berasal dari keluarga yang Multae Artes. Sejak usianya 10 tahun, Rala bahkan tidak pernah keluar rumah. Para tetangga pasti akan penasaran dengan kesaktian dari anak seorang Arkasa terbaik di daerahnya. Ibu Rala langsung memeluk dan mengelus bagian rambut merah Rala, memberi ketenangan kepada gadis itu dengan sihirnya.

"Tenang saja , Sayang. Ibu yakin mereka masih mau menerimamu meskipun kau tidak memiliki sihir yang sempurna." Perlahan wajah Rala berubah tenang, jantungnya tidak lagi berdetak cepat karena merasa tegang.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi. Nanti kau terlambat untuk acara pembukaan." Ibu melepas pelukan mereka dan membantu Rala membawa kopernya.

Mereka akan berangkat menggunakan kereta kilat, lalu diteruskan dengan menaiki kapal pelayaran antar pulau. Karena ayah Rala sedang berada di rumah orang tuanya jadi, beliau tidak bisa mengantarkan anak semata wayangnya itu ke Akademi Ravane.

***

Rala POV

Akademi Ravane terletak di sebuah pulau yang berjarak sembilan puluh kilometer dari pulau yang aku tinggali. Nama pulau itu adalah Pulau Ovaland, karena di sana terdapat sebuah sungai yang mengalir dari gunung tertinggi di Pulau Ovaland. Gunung Reva. Sungai itu mengalir mengelilingi Pulau Ovaland dan memenuhi kebutuhan penduduk di sana. Akademi Ravane terletak di bagian barat Pulau Ovaland, sedangkan di bagian utara dan selatan masing-masing terdapat satu kota. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani sayur, petani buah-buahan, dan peternak. Tapi ada juga yang bekerja di pusat perbelanjaan seperti mall.

Aku tidak bisa menahan rasa kagum melihat Akademi Ravane yang sangat besar dan luas. Mungkin membutuhkan waktu cukup lama bagiku untuk menghafal semua letak ruangannya. Aku masih menggandeng tangan ibu untuk menguatkan hatiku saat melangkah masuk ke kawasan akademi. Sedikit merasa kesal karena ada aturan yang mewajibkan Rizarth yang berusia 16 tahun untuk masuk ke akademi. Tapi, tidak ada alasan bagiku untuk membencinya hanya karena aku berbeda.

"Masuklah Rala, bersenang-senanglah jangan terlalu memikirkan sihirmu. Ibu yakin kau akan baik saja-saja," ujar ibu sambil mengelus puncak kepalaku lalu menciumnya.

"Kau pasti bisa melewati tes pertama danberusahalah untuk tes kedua. Ibu sayang padamu," ujar ibu sedikit berbisik. Akumengangguk, dengan berat hati aku lepaskan gandengan tangan ibu dan berjalan masuk ke kawasan Ravane.

"Berhati-hatilah, ibu harap kau tidak mengecewakan ibu." Dapat terdengar olehku suara lirih ibu yang melepas kepergianku. Aku sempat memperhatikan sekeliling, melihat-lihat siapa yang akan menjadi temanku nanti. Tiba-tiba pandanganku terhenti pada seorang anak laki-laki yang usianya sepantaran denganku, kira-kira sejengkal lebih tinggi dariku. Rambutnya yang bewarna hitam legam agak sedikit terganggu karena ada beberapa helai rambutnya yang bewarna kuning keemasan. Aku memperhatikan ekspresinya yang tampak datar saat berpisah dengan ibunya.

RIZARTH : TOGETHERNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang