Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, sekarang aku sedang bersiap untuk pergi ke ruangan Rabeer Bee. Sejujurnya aku merasa takut dan khawatir selama perjalanan menuju ruangan Rabeer Bee, tapi kucoba menghilangkan perasaan itu dan berusaha untuk berpikir positif. Seperti biasa, banyak siswa Rizarth yang menatap sinis ke arahku saat aku lewat di sekita taman. Begitu juga saat aku akan masuk ke ruangan Rabeer, mereka langsung berbisik-bisik.
Tok...tok...tok...
"Masuk..." terdengar suara Rabeer Bee dari dalam ruangan. Aku membuka pintu itu perlahan dan masuk ke dalam ruangan Rabeer Bee dengan was-was. Rabeer Bee tersenyum dan bangkit dari kursinya, dia menyambutku dengan senyum ramahnya. Entah sejak kapan, aku merasa tidak suka saat melihat senyum Rabeer Bee.
"Kemarilah Rayala," panggil Rabeer Bee. Aku mengangguk dan berjalan dengan hati-hati melintasi ruangan Rabeer. Ruangannya sangat rapi, semua tersusun dengan teratur, bahkan mejanya tampak bersih mengkilat, di belakang meja kerja Rabeer Bee terdapat sebuah rak buku setinggi tiga meter. Dipenuhi dengan buku-buku sejarah dan buku-buku lainnya, di seluruh sudut ruangan diletakkan vas bunga yang diisi dengan bunga-bunga yang indah. Aku duduk di hadapan Rabeer Bee sambil menggenggam tanganku yang basah, berkeringat.
"Rayala, aku akan memberitahu keputusan akademi untukmu."
***
Aku hela nafas panjang berusaha untuk tenang menunggu jawaban dari Rabeer Bee. Rabeer Bee mengeluarkan sebuah seragam dari dalam laci meja dan memberikannya padaku. Otomatis alisku tertekuk, bingung dengan apa yang dilakukan Rabeer Bee.
"Sebenarnya ini berat untuk kami semua, kami tidak bisa memulangkanmu dan juga tidak bisa mempertahankanmu. Tapi Xazaravane masih ingin mempertahankanmu di sini, dia yakin kau memiliki bakat Rayala." Penjelasan Rabeer Bee membuat air mata Rala langsung berlinang. Ternyata dia masih punya kesempatan untuk tetap berada di sini.
"Kau tidak akan menjadi siswa tetap di salah satu kelas, tapi kau akan menjadi siswa dari seluruh kelas." Rala sedikit memiringkan kepalanya, tidak mengerti dengan kata-kata Rabeer Bee.
"Kau akan menjadi murid uji coba, mencoba masuk ke kelas yang berbeda-beda." Penjelasan Rabeer Bee membuat tangan Rala bergerak untuk mengambil seragam yang terbungkus plastik itu.
"Tenang saja Rayala, aku yakin kau pasti bisa menemukan jati dirimu," ujar Rabeer Bee sambil mengelus puncak kepala gadis itu. Rala hanya tersenyum kecut dan memeluk seragamnya.
Tepat saat itu pintu ruangan Rabeer Bee langsung terbuka lebar dan masuk seorang gadis berambut sepanjang pinggang dengan dres merah sepanjang lutut. Dia mendekat ke arah Rabeer Bee dengan membawa sebuah seragam.
"Sebelumnya aku minta maaf karena sudah masuk tanpa izin Nyonya Rabeer. Aku kemari ingin mengadukan ketidakpuasanku pada hasil tes sihir. Aku tidak ingin masuk ke dalam kelas Arkasa, aku ingin di kelas Aranelo," ujar gadis itu dan meletakkan seragam Arkasa di hadapan Rabeer Bee.
"Aku mohon maaf Nona Aliana, tapi sihirmu tidak cocok di kelas Aranelo. Tipe sihirmu ada di kelas Arkasa," jawab Rabeer Bee dan mengembalikan seragam itu pada Aliana. Alis Aliana langsung tertekuk, ekpresi tidak senang tergambar jelas di bawahnya.
"Sihirku cocok di kelas manapun," bantah Aliana, Rala hanya bisa terdiam memperhatikan Aliana yang berani menentang Rabeer Bee. Bahkan suaranya meninggi seperti itu, Rala menggeser kursinya agar tidak terlalu dekat dengan Aliana yang berdiri di sebelahnya.
"Tidak Nona Aliana, kriteria sihirmu cocok di Arkasa. Aura sihirmu juga halus, jika aura sihirmu kasar mungkin kau bisa masuk ke kelas Aranelo." Rabeer Bee sedikit meninggikan nada bicaranya. Aliana hanya bisa mendecis pelan dan kembali mengambil seragamnya, lalu melangkah keluar dari ruangan Rabeer Bee. Tapi dia langsung berhenti saat melihat Rala duduk terdiam di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZARTH : TOGETHERNESS
FantasyRayala Nohari. Menjadi seorang makhluk Rizarth yang berbeda dibandingkan yang lain. Tidak memiliki kesaktian meskipun berasal dari keluarga berkesaktian hebat. Meskipun sudah menginjak usia 10 tahun, Rala masih belum mendapatkan kesaktian sebagaiman...