WARNING! Ada sedikit adegan ehemnya, yang dibawah umur silahkan skip saja.
Maklumi byk typo gwj ngantuj
Ketika Ran dan Rindou memasuki koridor, yang mereka temukan adalah sebuah pintu aluminium yang terlihat mencolok.
Ran menguap saat Rindou memasuki lebih dulu ruangan itu.
"Kau...bawahan wanita Sanzu??"kernyit Rindou saat mendapati Seiji yang napasnya tersendat sendat.
"To..long..ramu-an..di kaki..mu!"pita suara Seiji terdengar hampir putus, membuat Rindou refleks menendang botol berisi cairan entah apa itu.
Seiji bukanlah orang yang patut dicurigai, karena Rindou sudah memastikan sendiri identitas pelayan setia [Y/N] itu.
Saat botol kecil itu sampai di tangan Seiji, pria itu membuka penutupnya dengan susah payah, lalu menumpahkan isinya ke lehernya.
"AAAAAAARGHH!!"
Erangan kesakitannya mau tak mau membuat Rindou serta Ran terlonjak, menatap heran sekaligus penasaran mengapa Seiji menyakiti dirinya.
"Aniki, itu bukan cairan untuk bunuh diri, kan?" kernyit Rindou memegangi jas milik Ran.
Ran mendengus geli"dia tak sebodoh itu, kurasa"
Tak lama setelah teriakan melengking Seiji menghilang, ia perlahan bangkit dari posisi telungkupnya.
"Oi, kau baik baik saja?"tanya Rindou memapah Seiji.
Seiji mengangguk, lalu dengan gemetar ia menunjuk sebuah brankas yang dikunci dengan kata sandi.
"9..0..07-0..3.."lirih Seiji hampir tanpa suara.
Ran dengan sigap menurutinya, membuka brankas itu sesuai kata kunci yang dikatakan Seiji, dan mengambil sebuah botol kecil disana.
"Un..tuk..[Y/N]-sama..tanomu..Haitani..san..bawa aku..kesana"
.
.Sanzu membeku ditempat, atensinya sepenuhnya mengarah pada [Y/N] yang tergeletak diatas lantai.
Dia hidup?
Lagi?
"[Y/N]..kau hidup?"iris biru Sanzu bergulir kearah peti yang tak ada lagi isinya, juga katana berlumuran darah yang terlempar tak jauh dari peti.
Sanzu memejamkan matanya, apalagi ini?
Detik berikutnya, ia langsung menggendong [Y/N] ala bridal tak peduli wanita itu masih hidup atau tidak.
Sanzu melompati jendela ruang isolasi dan berlari menuruni tangga dengan cepat.
Nyuut!!
Sakit menyerang kepala Sanzu, membuat pria itu hampir terjungkal kalau saja ia tak dapat menahan bobot tubuhnya.
Ia jatuh berlutut dengan [Y/N] di gendongan.
Sial, dia benar benar gila sekarang.
Biasanya Sanzu tak peduli dengan semuanya, yang penting misi Bosnya berhasil dia kerjakan, namun sekarang mengapa bisa bisanya [Y/N] masuk ke dalam hidupnya??
Haruskah Sanzu membunuh [Y/N] untuk menghilangkan perasaan ini?
Ia sudah membuang semua harga dirinya dan mendedikasikan hidupnya hanya untuk Mikey, jadi ia tak perlu lagi seorang wanita, kan?
Sanzu melepaskan [Y/N] dari gendongan.
"Grkh!!"wanita ini hanya akan menghambat, Sanzu sebagai abdi Mikey tak akan pernah menambah beban Bosnya dengan memiliki wanita yang hanya merupakan sebuah hambatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl[Sanzu Haruchiyo×Readers] Tokyo Revengers (END)
Fanfiction"mau membunuhku?puh,kau tak akan bisa"-[Y/N] "sssh..!orang yang hendak mati sepertimu tidak usah banyak bicara!"-sanzu "wah,mari kita lihat,siapa yang akan tumbang duluan"-[Y/N] Disclaimer:Ken Wakui Cover Sc:Manga Story by:Keshia_Matsuno