Sanzu yang baru saja membelikan sebuah cincin secara acak menggunakan uang hasil pemaksaan kepada Koko, tengah sibuk reservasi restoran.
"Menyebalkan, mana aku tahu restoran untuk dinner?!"decak Sanzu menscroll list restoran bintang 3-5 yang ada.
Tak mau banyak pikiran, ia segera menelpon seseorang untuk menyelesaikan masalah itu.
"Hei, Ran! cepat cari restoran yang bagus untuk kencan!"titah Sanzu ketika panggilannya diterima.
"Wow wow, tenang sedikit kawan. Apa itu caramu minta tolong?"Ran jelas mencemoohnya, Sanzu mendecak.
"Tolong.carikan.aku.restoran.yang.bagus.Ran..!"ucap Sanzu tak ikhlas dan penuh penekanan.
Ran diseberang telepon tertawa, temannya ini ternyata sudah melunak, ia takhluk pada wanita bernama [Y/N] itu.
"Alamatnya akan kukirim lewat pesan, aku sibuk sekarang."ucap Ran, Sanzu dapat mendengar suara desahan wanita dari smartphone-nya.
Sialan, Ran pasti sedang meniduri wanita entah siapa.
Ran menutup teleponnya, bersamaan dengan alamat sebuah restoran mewah di notifikasinya.
Sanzu tersenyum puas."pilihan Ran memang tidak pernah mengecewakan"
.
.Suara ketukan heels yang mendekat membuat Sanzu mengalihkan atensinya dari jendela disebelahnya, mulutnya terbuka "Kau datang?"
[Y/N] dengan senyum singkatnya mengangkat bahu, ia mengenakan dress beludru off shoulder yang sangat menawan, bahkan Sanzu sempat terpana melihatnya.
Bagaimana [Y/N] bisa secantik itu??
[Y/N] mendengus pelan melihat Sanzu bukannya menarikkannya kursi untuk duduk malah bengong seperti orang bodoh.
[Y/N] berjalan kearah Sanzu dan duduk di paha pria itu, mengalungkan lengan pada leher pria itu.
Cup.
Sebuah kecupan singkat diberikan [Y/N]. "Restorannya bagus, pasti pilihan Koko? Oh, atau Ran?"kerling [Y/N]. Sanzu mendecak.
"Kau pikir aku tahu restoran mana yang bagus? Aku tak peduli masalah seperti itu!"kesal Sanzu memalingkan wajah, tak mau menatap [Y/N].
[Y/N] terkikik, "bukankah sekarang kau memedulikannya? Karena aku?"
"Cih, kepedean"
[Y/N] memilih turun dari paha Sanzu dan duduk di kursinya.
"Jadi, bagaimana kalau kita makan malam dulu?pelayan!"panggil [Y/N].
Pelayan yang dipanggil pun mendekat, mencatat pesanan [Y/N].
Sanzu menyernyit, entah kenapa, firasatnya tentang [Y/N] jadi tak enak.
Pria itu menggeleng, ah, tak mungkin ada apa apa.
"Hei sayang, mau makan apa?"tanya [Y/N] mengerling, Sanzu mendengus pelan. Apa apaan dengan 'sayang'?menggelikan.
"Samakan saja denganmu,"cueknya. [Y/N] mengerucutkan bibir"baiklah, tolong samakan, Sir,"ucap [Y/N]. Pelayan itu mengangguk.
Wajah [Y/N] berubah pucat, ia merasakan gejolak di perutnya. Sial, dia tak akan mual sekarang, kan?
Sanzu yang menyadari perubahan ekspresi [Y/N] menegakkan punggung."kau kenapa?"
[Y/N] melambaikan tangan, berusaha terlihat santai.
"Tak apa, hanya merasa lapar karena menunggu makan malam"elaknya."Huh? Kau belum makan??" Sanzu menaikkan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl[Sanzu Haruchiyo×Readers] Tokyo Revengers (END)
Fanfiction"mau membunuhku?puh,kau tak akan bisa"-[Y/N] "sssh..!orang yang hendak mati sepertimu tidak usah banyak bicara!"-sanzu "wah,mari kita lihat,siapa yang akan tumbang duluan"-[Y/N] Disclaimer:Ken Wakui Cover Sc:Manga Story by:Keshia_Matsuno