5

183 15 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

Buat yang udah dukung terus karya aku makasiii.....

•••

Sampai di depan komplek, Luna meminta Arvan menurunkannya disana.

"Loh kenapa turun disini Lun. Rumah kamu udah deket?"

"Hah, i-iya ini udah deket tinggal jalan aja kok."

"Oh gitu"

"Iya, yaudah kamu pulang aja aku tinggal jalan beberapa meter lagi." Arvan mengangguk.

"Yaudah aku pamit pulang ya Lun. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, iya hati - hati bye." Luna melambaikan tangannya saat melihat Arvan sudah menjalankan motornya kembali.

"Hufh." Luna berjalan memasuki komplek perumahannya.

Bohong jika rumah Luna sudah dekat, karena faktanya rumah Luna berada diujung komplek dan itu jaraknya beberapa ratus meter. Mau tidak mau Luna harus jalan sejauh itu, dari pada ketauan oleh ayahnya jika dia pulang malam bersama cowok.

Baru setengah perjalanan Luna bertemu dengan 2 orang ibu - ibu. Ntahlah sudah malam begini masih saja ngerumpi.

"Lihat tuh anak yang tinggalnya di komplek ujung. Jam segini baru pulang, padahal perempuan." Ujar salah satu ibu - ibu yang menatap remeh kepada Luna.

"Loh itu bukannya yang tadi siang kena kasus ya."

"Wah, kasus apa tuh bu?"

"Saya denger - denger tadi siang dia di bawa ke kantor polisi atas tuduhan kecelakaan berencana. Katanya sih ya dia celakain korban karena dia suka sama korbannya tapi korbannya gak suka sama dia malah suka sama sahabatnya, terus gak terima makanya celakain kayak gitu."

"Wah serem banget ya. Tapi itu kok bisa keliaran sih? Mana sampe malam banget lagi. Jadi takut."

"Ya namanya anak orang kaya bu, pasti polisinya disuap tuh pake uang orang tuanya biar gak masuk penjara."

"Iya, sudah pasti itu."

Itu adalah percakapan ibu - ibu tadi yang membicarakan tentang Luna. Luna dapat mendengarnya dengan jelas, tapi saja dia tak ingin membalas, hari ini sudah sangat lelah dirinya.

Luna sampai di depan pagar, dia membuka pagar rumahnya dan masuk ke dalam rumah dengan perlahan - lahan.

Baru membuka pintu Luna dikejutkan dengan kebradaan Dirga yang menatapnya tajam dan penuh dengan amarah. Dirga menarik kasar tangan Luna.

"DARI MANA KAMU JAM SEGINI BARU PULANG HAH!!!"

PLAKK

"KAMU GAK CUKUP BUAT MASALAH SATU HARI INI LUNA!!! AYAH CAPEK TAU GAK LUNA HARUS KASIH EFEK JERA APA LAGI UNTUK KAMU!!!"

"SEKARANG IKUT AYAH." Dirga membawa Luna ke dalam kamar mandi.

"MASUK!!!"

Luna memasukkan kakinya ke bath up. Dirga menyalakan air merendam seluruh tubuh Luna. Luna merasakan tubuhnya menggigil dia memeluk tubuhnya sendiri untuk menghangatkan tubuhnya.

"DIAM KAMU DISINI SEMALAMAN!!!" Setelah berkata seperti itu Dirga pergi keluar kamar mandi, tak lupa dia juga mengunci pintu tersebut dari luar.

"Hiks, dingin, ibu, hiks." Luna menangis dalam tubuh yang kedinginan.

Dia tertidur dibath up dengan air penuh yang merendam tubuhnya semalaman. Sudah pasti besok Luna akan jatuh sakit ditambah dia yang sempat hujan - hujanan tadi.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang