7

175 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

Buat yang udah dukung terus karya aku makasiii.....


•••


Setelah pulang dari minimarket Arvan tak sengaja melihat Luna yang sedang jalan dengan keadaan menangis. Tak pikir panjang Arvan segera menghampiri Luna.

"Lunaa" mendengar seseorang memanggil namanya, Luna dengan cepat mengusap wajahnya menghapus air mata yang tadi mengalir begitu deras. Dengan reflek Luna tersenyum sangat lebar menatap Arvan yang memanggilnya.

"Kamu ngapain di sini sambil nangis?" Tanya Arvan to the point. Sejujurnya Luna terkejut karena Arvan bisa mengetahui bahwa tadi ia sempat menangis.

"Nggak kok, siapa yang nangis"

"Kamu gak pandai bohong sama aku Luna" Luna menundukkan kepalanya.

"Mau ikut aku gak ke suatu tempat" Luna mendongak menatap Arvan dengan penuh tanda tanya.

"Ayo naik" Luna menaiki motor vespa milik Arvan, sebelum itu Luna memakai helm yang diberikan oleh Arvan.

"Kamu mau ajak aku kemana Arvan?" tanya Luna sedikit berteriak, karena posisi mereka yang berada diatas motor.

"Ada pokoknya" Luna hanya diam saja tak melanjutkan pertanyaannya.

~

Sampai di tempat yang Arvan maksud, mereka turun dari motor. Disana Luna melihat sekelilingnya, tempat yang indah dan asri.

"Ikut aku deh kesini" Arvan menarik Luna mengikutinya.

"Liat deh danaunya, cantikkan?" Luna tersenyum kagum, dia mengakui ke indahan danau ini.

"Sini ikut aku" Arvan mengajak Luna menaiki perahu kecil.

"Mau naik ini gak?" Luna mengangguk.

"Sini pegangan aku, naik pelan - pelan" Luna mulai menginjakan satu kakinya diatas perahu kecil.

"Eh, haha aku takut perahunya kebalik Arvan" Luna sedikit terkekeh karena perahu itu goyang saat sebelah kakinya menginjak perahu tersebut.

"Nggak kok gak akan kebalik"

"Bener nih?" Tanya Luna memastikan.

"Iya"

"Di danau ini ada buaya gak?" Tanya Luna saat dia sudah berhasil dudul diperahu.

"Ada gak yaaa" Arvan mencoba menakut - nakuti Luna.

"Arvann jangan main - main ya Arvann" Luna mulai sedikit panik hingga perahunya sedikit oleng.

"Eh jangan banyak gerak nanti perahunya kebalik"

"Ya kamu nakut - nakutin aku"

"Hahahaha, iya - iya nggak. Gak ada buaya kok disini tenang aja"

"Yang bener?"

"Iya Lunaaa" Luna tersenyum menunjukkan giginya yang putih.

"Nih kamu pegang satu dayungnya" Arvan memberikkan salah satu dayung itu pada Luna.

"Caranya gimana?"

"Kamu gak tau caranya?" Dengan polosnya Luna menggeleng. Dia memang tidak tau cara menggunakan dayung itu.

"Jadi cara pegangnya kayak gini" Arvan memperaktekkannya di depan Luna. Luna mengikuti pergerakan Arvan.

"Udah, terus?"

"Jadi gini, kalau kendaraan di darat kayak motor atau mobil ingin belok ke sebelah kanan, tinggal memutarkan stirnya ke kanan. Betul?"

"Betul"

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang