9

169 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

Buat yang udah dukung terus karya aku makasiii.....

•••

Di jalan, Luna berjalan luntang - lantung tak tentu arah. Dia menangis dalam diam, air matanya mengalir begitu deras, bahunya bergetar menahan isakan.

Luna berjalan menuju suatu tempat. Rumah pohon, rumah pohon tersebut adalah hadiah ulang tahun Luna ke 7 tahun dari Dirga dan Balqis.

Waktu kecil Luna sering mengunjungi rumah pohon tersebut bersama Dirga dan Balqis. Namun saat kepergian Balqis, dan Dirga yang selalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya membuat rumah pohon tersebut terbengkalai. Dan ini adalah pertama kalinya lagi Luna datang kesini setelah bertahun - tahun.

Luna menaiki rumah pohon tersebut. Rumah pohon yang melingkar, Luna mengelilinginya.

"Banyak banget kenangan di sini" Luna berdiri diatas sana memandang pepohonan yang banyak dan tinggi - tinggi di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak banget kenangan di sini" Luna berdiri diatas sana memandang pepohonan yang banyak dan tinggi - tinggi di sekitarnya.

"Bu, Yah, Luna kangen kalian ada di sini sama Luna. Semenjak ibu pergi ayah selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan Luna"

"Luna kangen ibu, pengen ketemu ibu. Tapi Luna sayang ayah, gak mau ninggalin ayah sendiri di sini. Tapi ini semua juga udah takdir tuhan bahwa umur Luna udah gak akan lama lagi" Luna berkata demikian dengan mata yang berkaca - kaca. Dia menahan air matanya agar tak keluar, namun itu semua sia - sia.

"Ayah, Luna ngerasa kalau umur Luna udah gak lama. Semoga setelah kepergian Luna ayah bahagia"

Luna memasuki rumah pohon. Banyak foto - foto Luna dan keluarganya saat Luna masih kecil, saat Luna masih berusia 7 sampai 12 tahun.

Tak terasa, Balqis telah meninggalkan Luna dan Dirga selama 4 tahun. Dan selama 4 tahun itu pula kehidupan Luna merasa kelam.

"Ibu kangen Luna gak sih? Luna kangen banget lo sama ibu, gak nyangka sebentar lagi kita ketemu" Luna memegang salah satu foto ia, Dirga dan Balqis.

"Nanti ibu jemput Luna ya" Luna menepis air matanya pelan. Ia menaruh kembali foto itu di tempat semula.

•••

Luna pulang ke rumahnya dengan jalan kaki. Pikirannya kosong tak fokus, dia ingin menyebrang namun tak melihat kanan dan kiri.

Dari arah sebelah kiri ternyata ada mobil yang berlalu sangat cepat, pengemudi mobil tersebut sudah beberapa kali mengklakson Luna, namun Luna tak sadar sama sekali.

Dalam hitungan detik, mobil tersebut menabrak Luna, mengakibatkan Luna terpental sejauh 15 meter. Banyak warga setempat dan pengendara lain yang berhenti melihat kondisi Luna saat ini.

Kondisi Luna sangat parah, darah terus mengalir diplipis, tangan, serta kakinya. Warga heboh untuk memanggil ambulance dengan segera.

"Telepon ambulance cepet"

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang