11

180 13 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

Buat yang udah dukung terus karya aku makasiii.....



"Harta tidak akan berguna selain masa. mementing waktu bersama, karena kita gak tau ke depannya akan seperti apa."

- Dirga Magtama.

•••

Berita tentang kematian Luna menjadi trending topik hari ini di Sekolah SMA Merdeka Bangsa.

Dirga berkunjung ke Sekolah untuk mengetahui fakta pembullyan yang selama ini terjadi pada putri semata wayangnya.

Dengan rahang yang mengeras menahan amarah, wajah tegas dan berwiba membuat orang - orang takut saat melihat Dirga.

Dirga membelah kerumunan siswa - siswi dengan jas kebanggaannya. Dengan langkah lebar dan cepat Dirga memasuki kantor guru tanpa mengucapkan kalimat permisi.

Amarah Dirga telah memuncak saat tau bahwa anaknya selama ini diperlakukan secara tidak adil oleh orang - orang yang berkuasa di sini.

"DIMANA BU DITA?" Tanya Dirga dengan lantangnya.

Guru - guru dan beberapa orang di sana yang sedang berada di ruang guru terkejut mendengar nada dan aura kemarahan yang sangat jelas diwajah Dirga.

"Sebentar pak biar saya panggilkan bu Dita. Bapak silahkan duduk dulu" ujar salah satu guru sebelum berpamitan keluar mencari bu Dita. Kepala Sekolah SMA Merdeka Bangsa.

•••

Di taman sekolah, ada Syerin dan Kenzo di sana yang sedang menikmati waktu berdua disaat jam istirahat tiba.

Syerin membuka ponselnya saat mendengar suara notifikasi. Kenzo hanya memandangi wajah Syerin.

Setelah membaca pesan yang masuk dihandphonennya, Syerin terkejut dia menutup mulutnya tak percaya. Melihat perubahan ekspresi dari sang kekasih Kenzo pun bertanya.

"Kenapa sayang?"

"Ken" lirih Syerin.

"Iya? Ada apa?"

"Luna"

"Ck, ngapain sih bahas cewek itu lagi" ujar Kenzo berdecak sebal.

"Luna udah gak ada Ken" Kenzo terbelalak seketika. Detak jantungnya seakan berhenti, otaknya tak dapat mencerna apapun yang ada dipikirannya.

"Y-ya terus kenapa? Apa masalahnya? Baguslah kalau dia mati. Cuma beban doang hidup di dunia" ujar Kenzo enteng.

Syerin menggelengkan kepalanya mendengar penuturan Kenzo yang sangat kasar.

"Ken"

"Hm, kenapa sayang?"

"Kalau seandainya kamu tau sesuatu. Apa kamu akan memperlakukan aku persis seperti kamu memperlakukan Luna dulu?" Rasa takut Syerin tiba - tiba muncul. Masa lalunya dengan Luna kembali berputar memutari memori dikepalanya.

"Maksud kamu apa?" Kenzo langsung duduk dengan tegap. Dia merasa ada yang tidak beres dengan pertanyaan dari Syerin tadi.

"Kamu benci banget ya sama Luna?" Kenzo mengangguk.

"Jelas, perempuan murahan!"

"Sebegitu bencinya kamu sama dia?"

"Iyalah, kenapa sih nanyain tentang itu? Kan kamu tau kalau aku benci banget sama perempuan itu"

"Nggak, ngapapa." Ujar Syerin sedikit gugup.

"Jangan sampe Kenzo tau yang sebenernya, gue belum siap."

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang