chap 7

221 38 1
                                    

*・゚゚・*:.。. CHAPTER 7 .。.:*゚:*:✼✿*・゚゚

------------------------------------------------------------

Note :
Ternyata untuk beberapa alasan saya salah dalam menempatkan kata 'cafe' sebagai 'coffe shop', karena sebelumnya saya pikir kedua kata itu sama, untung nya, ada google-san yang memberitahukan saya perbedaan antara kedua kata itu, jadi cafe akan diganti dengan kata coffe shop

-Sekian

-----------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------------------------------------------------


"Hehe, baiklah kalau begitu tuan. Dan kalau tuan tidak nyaman jangan sungkan katakan saja ya" Kata kata itu kembali keluar dari mulut sang gadis- kau, yang aneh nya membuat detak jantung yuri kembali menjadi tidak karuan

"AKU HARUS KELUAR DARI SITUASI INI SECEPATNYA!!" Benak nya panik saat ini

Yuri menerawang kan kedua bola matanya ke sekeliling ruangan berharap ada suatu hal yang dapat ia jadikan alasan untuk keluar dari situasi saat ini, detak jantung aneh di dalam dada nya ini membuat nya tak karuan, jika berbicara dengan mu. selang beberapa detik secara tiba-tiba ada nada dering teleponan yang terdengar, lantas yuri pun langsung melihat saku nya, dan yang benar saja, nada dering itu berasal dari dirinya.

Mungkin dewi Fortuna sedang berpihak dengan nya, atau mungkin ini hanya sebuah kebetulan yang menghampiri nya, namun ia sangat bersyukur atas panggilan telepon ini, yuri kemudian mengatakan bahwa ia ingin permisi sebentar karena ada panggilan telepon yang sedang ditujukan untuk nya, lantas kamu pun hanya menganggukan kepala tanda persetujuan yang kamu berikan, ia pun langsung bergegas keluar dari cafe dan kemudian menjawab panggilan telepon itu.

"Halo?" Hanya satu kata yang keluar dari telepon genggam itu namun, kedua matanya terbelalak senang, bukan tanpa alasan, namun karena ini adalah telepon dari kakak nya tercinta, siapa lagi kalau bukan yor, kakak satu satunya yang ia miliki dan yang palingsayangi

"Haik, nee-san doushite?" Balasan pun dilontarkan dari sang penerima

"Yuri apakah kamu sedang diluar?"

"Iya nee-san emang nya kenapa?"

"Oh, kamu sedang dimana?, nee-san sudah selesai kerja nih"

"Apakah nee-san ingin ku jemput?, kalau begitu nee-san tinggal memberi ala-" Ucapan yuri secara tiba tiba di potong oleh yor

"Ie ie, nee-san hanya ingin mengabarimu saja, emang nya yuri sedang dimana?, mana tau nee-san dapat datang dan menghampiri mu"

"Ohh, aku sedang ada di coffe shop yang kita kunjungi 2 hari lalu nee-s-"

"OHH, kebetulan sekali kakak juga sedang menuju ke sana, tunggu kakak ya!" Balas yor dengan riang tak heran karena itu pula yuri sekarang sedang tersenyum lebar

"Haik, nee-san" Ucapan ini pun menjadi kalimat penutup yang memutus panggilan telepon antara kedua insan.

Sekarang pun yuri sedang berdiri diluar menunggu kedatangan sang kakak yang katanya sedang menuju kesana, mungkin ini kesempatan yang bagus untuk yuri berpikir alasan dibalik hal hal yang terjadi sebelumnya

-----

Di sisi lain, kini dirimu sedang memperhatikan pemuda itu, Sambil duduk di meja yang tadinya ditempati oleh sang pemuda, menunggu dengan tenang

Mengapa dirimu memberikan cheesecake untuk pemuda ini?

Jujur saja hal itu bukan karena kamu bermurah hati dan ingin melakukan suatu perbuatan baik terhadap seseorang tentunya..

Hanya saja ia hampir membuat mu teringat dengan anak itu, huft tidak baik mengungkit masa lalu. Namun yang pastinya setiap tidakan itu memiliki motif itulah hal yang diyakini oleh dirimu selama 14 tahun sejak dirimu masih kanak kanak.

Motif sesungguhnya?, ya tak lain dan tak bukan, karena Tertarik. tanpa sadar dirimu tertarik dengan pemuda ini ia mengingatkan mu dengan seseorang dan, pemuda ini hampir sama persis dengan yor, kau mulai berasumsi, mungkin mereka saudara?

oh iya!!, bukan kah yor pernah mengatakan bahwa ia memiliki saudara? Tapi; bukan hanya itu saja yang membuat mu tertarik akan pemuda yang sedang kau tatap dari dinding kaca ini, namun kau penasaran akan alasan mengapa pemuda ini sedari tadi menatap mu.

Apakah ia mencurigai mu?, atau ia sedang menilai mu, apakah engkau pantas menjadi teman dekat kakak nya?

Tiada yang tau, sebab dirimu bukan lah pemuda itu, dan tentu kau tak akan bisa membaca pikiran seseorang, karena ya dirimu hanyalah manusia biasa, kau bukanlah seorang esper. .

Yah walaupun kau sewaktu kecil ingin menjadi seorang esper, tapi semua itu sekarang menjadi sekedar impian imajinasi seorang anak anak yang belum mengetahui kenyataan..

Sungguh konyol~

Kini aku menggerakkan kedua tangan ku membuat sebuah topangan untuk mengistirahatkan kepala ku dan kembali melihat siluet pemuda itu dari belakang yang sedang diterpa oleh sinar matahari berwarna oranye, melihat keadaan langit saat ini, kurasa yor sebentar lagi akan datang, aku hanya perlu menunggu sebentar lagi

----

Sudah sekitar 8 menit aku menunggu kedatangan nee-san, aku jadi khawatir, apakah nee-san terkena masalah??, atau ada pereman yang mengganggu nya saat ingin kesini?, huft.., tau tau begini seharusnya aku menjemput kakak saja..

Namun kini bola mataku menangkap sesosok orang yang tidak asing, semakin dekat, semakin dekat..

"NEE-SAN!" Teriak ku sambil melambaikan tangan kanan ku

------------------------------------------------------------

Vote nya dong, readers-san (/□\)

C u in next chapter~

°✤ 𝙄𝙣 𝘿𝙞𝙚 𝘾𝙤𝙣𝙜𝙧𝙚𝙙𝙞𝙖𝙢𝙪𝙧  [ᴜɴ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang