0. Bento

409 28 29
                                    

"Gi, mungkin nggak sih, ngecek CCTV ruang loker?" Seokjin merengek dengan nada putus asa di tengah jam istirahat makan siang di kantor mereka.

Yoongi yang sudah mangap untuk menelan segulung besar mie langsung membatalkan niatnya. Meletakkan lagi sumpitnua ke mangkuk. "Kan lu tau aturannya di kantor ini, siapapun nggak boleh cek rekaman CCTV kecuali pak bos besar."

Seokjin cemberut. Menatap penuh keraguan ke kotak bekal di hadapannya. Isi kotak bekal itu terlihat begitu lengkap. Nasi, omelette, salad, potongan buah dan sebuah kartu kecil berwarna pink dengan tulisan print out

"Selamat makan Kak ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡"

"Gue perhatiin udah beberapa hari ini lu nggak makan siang keluar. Ternyata sekarang ada yang bikinin bekal ya. Cieee." Yoongi menyodok tangan Seokjin, menggodanya.

Anehnya, Seokjin diam saja. Padahal biasanya dia selalu memberikan reaksi dramatis yang berlebihan walau hanya digoda sedikit.

"Banyak juga bekel lu hari ini. Habis nggak tuh?" Yoongi melirik bekal yang tidak disentuh Seokjin itu.

"Hmmm..." Seokjin cemberut.

Tidak sabar Yoongi menarik kotak bekal itu ke arahnya. "Udah sini gue yang makan kalau lu nggak mau."

"JANGAN!!!"

Jeritan Seokjin membuat Yoongi terperanjat. Kotak bento di tangannya nyaris terguling. Untung hanya terguncang sedikit dan beberapa potong buah jatuh ke meja.

"KENAPA SIH JIN? LU MAU BIKIN GUE SERANGAN JANTUNG, HEH?" Dalam keterkejutannya Yoongi balas membentak Seokjin.

Keributan mereka membuat beberapa pegawai lain sontak melirik mereka. Seokjin dan Yoongi nyengir sambil memasang wajah menyesal.

"Thank me later, Yoon." Seokjin menarik kembali kotak itu ke hadapannya. "Gue baru aja menyelamatkan lu."

"Dari apa?"

"Nih!" Seokjin menunjuk bento dihadapannya

"Emang itu bekal kenapa? Diracun?"

Seokjin menghela napas panjang. Suaranya merendah nyaris berbisik. "Makanya gue nanya boleh nggak sih kita cek CCTV ruang loker. Karena udah 2 minggu ini, ada yang ninggalin bento buat makan siang, tiap hari, di loker gue."

"Wih. Enak donk!..."

"Enak apaan?!" Seokjin memotong dengan sengit, suaranya semakin mengecil. "Ini bento, jebakan Betmen, Gi."

"Maksud lu?"

"Awalnya, gue juga seneng lah dapat makan siang gratis. Mana cakep bener kan bentonya."

Yoongi mengangguk-angguk seperti boneka pajangan dashboard mobil.

"Pertama, gue dapet nasi kepal unyu. Yakin enak lah gue gigit aja langsung. Anjing lah, isinya cabe ijo pake mayonaise."

"Hah?" Yoongi melongo.

"Gue nggak boong, Gi. Terus berikutnya isinya nasi goreng. Gue pikir sayuran kotak-kotak hijau di nasinya itu ketimun. Ya bahkan nasi goreng digoreng pake ketimun aja udah aneh sih. Taunya, itu melon."

"Eh buset..." Yoongi speechless.

"Jangan tanya waktu gue dapet spaghetti, Gi. Gue udah menyiapkan diri, tetep aja, ancur mental gue pas tau itu spaghetti bukannya pake saus daging ternyata pakai selai strawberry dan bacon."

Yoongi tidak bisa menahan tawanya lebih jauh. Ia tertawa terpingkal-pingkal sampai memukul-mukul mejanya.

"Jadi maksudnya lu pengen liat CCTV itu pengen tau siapa yang ngirim?"

"Mau gue tuntut percobaan pembunuhan." Seokjin mendesis.

"Repot amat. Lu udah tau masakannya aneh-aneh begitu kenapa tetep lu makan?"

Seokjin mengedikkan bahunya. "Nggak paham gue juga. Tapi tiap pagi, gue buka loker dan menemukan kotak bento disana, gue terenyuh."

"Siapapun ini yang ngirim, pasti bangun pagi banget cuma buat masak. Mana niat banget ditata begini, dia sempetin kasih kartu lucu-lucu juga."

Yoongi menepuk-nepuk punggung Seokjin. Ia tahu temannya ini sangat lembut perasaannya dan menghargai usaha orang lain. Itulah yang membuatnya sebagai AE* favorit di kantor ini. Tidak melulu menuruti keinginan klien yang kadang aneh-aneh, tapi mempertimbangkan juga kerja keras timnya.

Yoongi mendekatkan wajahnya ke Seokjin, berbisik. "Jangan-jangan pengirimnya ada di ruangan ini juga."

"Nah, gue juga mikirnya gitu Yoon. Makin nggak enak gue mikirin dia nunggu-nunggu kirimannya dia dimakan. Gimana perasaannya kalau ini gue buang?"

"Ya udah jadi ini tetap mau dinakan?"

Seokjin mendengus. Mengangkat sumpitnya. Lalu ia menancapkan sendoknya untuk membelah omelette besar menjadi dua.

Gumpalan-gumpalan aneh berwarna kehijauan keluar dari tengah gulungan telur berwarna kuning cerah itu.

Yoongi dan Seokjin berpandangan, wajah keduanya sama-sama jijik.

Akhirnya Yoongi duluan menyendok gumpalan hijau aneh itu. "Ini rasanya jagung... Ng... ada rasa bawangnya... ada rasa keju juga."

Seokjin menyendok seujung kecil sendok, mengecapnya. "Sebentar... gue ingat teksturnya. Ini cereal, Gi."

"Cereal?"

"Iya. Kayaknya ini sereal rasa bawang daun itu deh, yang iklannya kita ketawain kemaren."

Yoongi mencoba lagi. "Ah, bener juga lu. Terus dicampur keju leleh ini."

Seokjin mencoba telurnya. Langsung mengernyitkan dahinya. "Telurnya gada rasanya."

Yoongi menyendok nasi berbentuk kelinci. "Anjir lah, ini nasinya asin banget! Dimasak pake air laut apa gimana?"

Seokjin tiba-tiba membelalak. "Gue tau! Garamnya nggak dicampur ke telur tapi ke nasi. Ini omelette bawang daun dan keju, tapi pake cereal. Harusnya kalau lu campur semua, normal normal aja kali ya rasanya."

"Demi Tuhan..." Yoongi meratap. "Ogah. Gue nggak mau uji nyali. Lu aja."

"Yaelah Yoon, ayolah, berbagi penderitaan ama gue, sekali aja."

"Najis. Emang lu siapa sampe gue kudu berbagi penderitaan sama lu?"

"Gue AE lu kan Gi, dan lu AD** gue. Kita harus kompak selalu kan. Ayolah, sesuap aja."

"Ogah! Gue udah beli mie. Lagian kalo tuh bento dikasih pelet gimana?"

"Ya rebutan pacar lah kita."

"Sampe dunia berakhir juga nggak sudi gue rebutan seseorang yang masak telur pake cereal."

"Nggiiii...ayo donk. Masa' tega sih lu biarin gue makan ini sendiri..."

"Buat yang satu ini, tega gue Jin. Sungguh!"

Di sudut ruangan seorang pemuda duduk sendirian menonton anime di ponselnya. Tangannya merogoh ke dalam kotak bekal, mengambil seraup keping cereal berwarna hijau, memasukkannya ke mulutnya. Lalu ia menggigit selembar keju untuk mengunyahnya berbarengan.

Ia melirik ke arah Seokjin dan Yoongi. Seokjin memasukkan satu sendok ke mulutnya, mengernyit, memukul-mukul dadanya, meminum air banyak-banyak untuk mendorong makanan itu.

Ketika akhirnya ia berhasil menelannya, ia megap-megap lalu mengelap keringat di dahinya dengan punggung tangannya.

Dan pemuda itu tersenyum lebar.

• • • 🔹🍱🔹 • • •

Footnote:

*AE: Account Executive: Di design agency AE adalah pegawai yang tugasnya menjadi jembatan antara tim kreatif dengan klien. Diantaranya merepresentasikan hasil design, menyusun brief untuk desainer, dan menjalin relasi dengan klien.

**AD: Art Director: Di design agency AD adalah pegawai yang memimpin satu grup desainer. Tugasnya adalah mengawasi hasil kerja termasuk melakukan revisi dan trouble shooting agar sesuai dengan brief dan guidelines dari klien.

💜 Thank you for reading 💜

Bento Days [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang