12. Cola & Wine

101 11 15
                                    

"Sorry, kita telat!" Seokjin terengah waktu akhirnya duduk di tengah restoran tempat makan malam kantor.

"Nggak apa-apa, kak. Orderan kita juga belum ada yang keluar kok."

Seokjin terkesiap. Ia tidak sadar kalau ia duduk di sebelah Seoho. Dengan gugup diambilnya menu yang disodorkan Seoho.

Ia mendelik menatap Jimin di hadapannya, yang tersenyum-senyum jahil, biarpun berusaha keras terlihat biasa saja.

Ini pasti kerjaan Yoongi.

Seokjin melirik ke meja sebelah, lalu melengos karena Yoongi benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin melirik ke meja sebelah, lalu melengos karena Yoongi benar. Justru bakal kelihatan aneh kalau ia minta pindah.

"Jadi mau order apa kak?" Seoho bertanya lagi padanya.

Seokjin bengong. Entah kenapa di matanya wajah Seoho berubah menjadi wajah si model instagram yang sesiangan discrollnya sampai postingan terlama. Mata yang dilingkari eyeliner tebal. Tulang pipi yang dishading tinggi. Bibir yang glossy. Seokjin menelan air liurnya.

"Woy, Seokjin! Lu ditanya." Jimin tiba-tiba menggebrak meja di hadapannya sambil tertawa.

"Eh.. So-sorry! Ya ampun, capek banget bikin proposal presentasi ngebut gitu. Otak gue hang." Seokjin nyengir, berusaha menutupi salah tingkahnya. "Gue nggak order tambahan apa-apa. Ikut aja yang udah kalian pesan."

Seoho menerima menu yang dikembalikan Seokjin, lalu mengembalikan menu itu ke pelayan restoran dan langsung melanjutkan ngobrol dengan anak-anak magang yang bergerombol duduk di sebelah kanan Seokjin.

Diam-diam Seokjin melirik memperhatikanya. Dan entah kenapa, ia merasa diacuhkan.

"Gimana tambahan kerjaannya? Beres?" Jimin bertanya santai sambil meneguk birnya.

"Beres. Kalo bukan karena Yoongi kayaknya masih belum beres sih."

"Hahaha. Lu harus traktir Yoongi artinya."

"Iya nanti." Seokjin menggumam. Mengambil satu kaleng soda lalu meneguknya.

"Traktirnya harus ekstra, buat bantuan Yoongi yang lain juga."

"Batuan apaan"

"Tuh yang disebelah lu."

Seokjin tersedak. Soda di mulutnya menyembur. Ia terbatuk-batuk hebat. Hidung dan tenggorokannya terasa terbakar.

Tapi bukan rasa sakit yang membuatnya panik setengah mati, melainkan apakah ada yang mendengar ucapan Jimin tadi.

Terutama Seoho yang kini menepuk-nepuk punggungnya dengan khawatir dan sibuk membersihkan meja.

Jimin yang tersembur tidak marah sama sekali. Malah tertawa terbahak-bahak seakan ia baru mengalami sesuatu yang sangat lucu. Tidak mempedulikan yang lain yang memandangnya kebingungan.

"Udah. Biar gue aja." Seokjin merebut kotak tissue dari tangan Seoho. Kaget suaranya terdengar lebih kasar daripada yang ia inginkan.

Seokjin bisa merasakan Seoho tersentak. Tapi ia lalu mengacuhkan Seokjin yang sibuk mengelap meja, kembali tertawa-tawa bersama kelompoknya.

Bento Days [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang