~03~

3.3K 353 15
                                    

"Ih hujan lo tau gak sih." Ujar Hellio hendak mengadu pada temannya yang sedang makan dengan tenang, namun ketenangannya sirna saat Hellio berteriak padanya. 

"Gak tau dan gak mau tau." Tolak nya telak. "Dan sekali lagi, nama gue Rain ya Hellio bangsat." Ujarnya kesal. Hellio sontak menunjukkan wajah memelas yang membuat Rain ingin sekali menimpuk wajah itu. 

"Tau gak sih gue ketemu sama om-om.. ganteng, tapi sombong hih, bikin kesel." Ujar Hellio menggebu-gebu. "Terus gue harus apa?" Jawab Rain. Hal itu membuat Hellio memutar bola matanya malas. Memang temannya ini tidak bisa diajak kompromi. 

"DASAR KECIL PENDEK GAK SERU!" Pekiknya, setelah itu ia langsung berlari menghindari amukkan rubah kecil itu. "KAGAK SADAR DIRI YA LO ANAK SETAN." Balas Rain. 

Bayangkan kondisi kantin sekolah sedang ramai, dan mereka berteriak seperti itu. Murid-murid yang lain pun sontak menutup telinga mereka. 

"""

"Ayo Rainn~~" Hellio dari tadi sibuk bergelayut manja ditangan Rain, mengajak pemuda itu untuk mengikutinya ke Cafe. "Ngapain sih, lo doyan amat nongkrong dicafe tu orang." Ujar Rain. 

"Lepasin tangan lo, dilihat orang anjir." 

"Biarin!" Hellio yang keras kepala. Kekeh mengajak temannya yang sudah kepalang emosi. 

CIE SI KECIL SAMA SI BUNTEL PACARAN  YA

GEMESH BANGET SIH, TAPI YA MASA UKE SAMA UKE SIH 

"Heh berisik lo pada, gue tau gue homo. Tapi ya kaga sama si dekil ini." Ujar Rain. 

"Heh gue juga kaga mau sama lo ya kecil wleee" Ujar Hellio. 

Berakhir mereka kejar-kejaran di halaman sekolah, yang disaksikan banyak murid. Beragam reaksi pula. 

"""

"Ih bang Haryo lama banget sih jemputnya." Hellio sedang menunggu di halte bus, menunggu jemputan dari abangnya. Ya, tadi Hellio tidak jadi ingin pergi ke Cafe, karena temannya menolak. Dan pas sekali uang jajannya tengah menipis. 

Berakhir lah ia sendiri yang tengah menunggu abangnya, dan ponselnya juga mati. Akhirnya karena lama menunggu, ia pun bosan dan memilih untuk pulang. Dengan jalan kaki? Ya. 

Ditempat lain Naven tengah menikmati minumannya, sedang duduk santai di gerai supermarket dekat kantornya. Ia menggunakan waktu makan siang untuk duduk di gerai supermarket. 

Tak lama di samping supermarket, gang kecil. Ia mendengar seorang pemuda yang tengah melawan sesuatu? 

Dilihatnya pemuda dengan seragam SMA itu berusaha melindungi tas dan dirinya. Ternyata preman-preman yang mengganggu bocah itu. 

"Jangan dekat-dekat! Nanti gue tendang lo!" Ujar bocah itu. Mendengar itu preman-preman itu malah terkekeh geli. 'ANJING BANGSAT MALAH PADA KETAWA' Batinnya berteriak. 

'Itu orang? Kek pernah liat?' Batinnya bersuara, mencoba untuk mengingat pria diujung sana. Pria itu hanya mengamati dirinya yang tengah berusaha menyerangnya. 

"AH MAS PACAR." Teriaknya. Preman-preman itu sontak menoleh, dibelakang sana ada pria yang dengan botol minuman ditangannya. Nampak kaya, keren, ganteng. 

Lantas setelah berhasil menghalikan perhatian preman, ia berlari ke arah pria tadi. Ia menggengam tangan pria itu. "Duh mas pacar lama ya nunggunya, sampe keringatan gini." Ujarnya, ia berjinjit sambil menyentuh dahi pria didepannya. 

Naven? Ia terkejut dengan panggilan 'mas pacar?' dan sekarang bocah ini dengan santainya menyentuh jidatnya, yang bahkan ia tidak bisa membiarkan sembarangan orang menyentuh dirinya. 

Saat menoleh, Hellio tersadar preman tersebut sudah pergi, dan ia menghela nafas lega. 

"Pak Naven ya? Terima kasih ya pak sudah bantu saya tadi hehe." Ujar Hellio dengan senyum manisnya. 

DEG 

Naven terdiam kemudian ia menepis pegangan tangan dari bocah tadi, ia berlalu tanpa berbicara apa-apa. 

"Kenapa itu orang?" Tanya Hellio entah pada siapa. 

"Shit, jantung gue berisik banget." Ujar Naven. 







Wuish, gimana tanggapan kalian guys? wkwk 

Mell hanya ingin vote and comment. Thanks!! 

HIS FATE | NAHYUCK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang