~09~

2.8K 269 5
                                    

"Argh sakit banget kepala gue." Ujar Hellio hendak berjalan keluar dari toilet sekolah. Saat ini sedang istirahat jam pertama. Paginya memang ia merasa seperti tidak enak badan. 

Daddynya bahkan melarangnya untuk datang ke sekolah. Tapi, ya namanya Hellio bandel, ia tetap kekeh mau berangkat kesekolah. Jadilah begini. Sempoyongan. 

"Heh anak doggy." ujar Rain dari belakang. Mendorong badan anak itu. "EHH- Lo napa anjir!?" Tanyanya panik, padahal ia hanya mendorong anak itu pelan. Namun mengapa respon nya sampai seperti ini. 

Dengan cepat ia meletakkan tangan Hellio dibahunya. Menggopoh tubuh yang tidak jauh beda darinya. Sama. Sama-sama kecil wkwk. 

"Hell, gue hubungin daddy lo aja kali ya? Badan lo panas banget asli." Ujar Rain setelah meletakkan punggung tangannya di dahi Hellio. 

Hellio lantas menggeleng. "Engga, gue istirahat di sini aja. Bentar lagi pulang kok, nanggung." Ujarnya. Tadi Rain membawanya ke UKS karena tidak mungkin Hellio akan mengikuti pelajaran. 

SKIP PULANG 

DRING DRING DRING 

"Suara telpon siapa itu anjrit" Tanya Rain setelah dering bel sekolah berbunyi anak-anak lainnya sibuk berlari keluar kelas. Buru-buru dikejar setan kali? 

"Oalah. Ternyata hpnya si gembul. Hm lope-lope siapa ini??" Ujarnya. 

Karena ponselnya terus saja berbunyi mau tidak mau Rain mengangkat panggilan tersebut. 

"Hellio, kamu dimana?"

"Kok belum keluar kelas juga? Saya didepan." 

Sontak Rain tahu dengan baik siapa pemilik suara tersebut. Dengan cepat ia menjawab dengan takut namun ia tetap berusaha mengatasinya dengan baik. 

"Hellio?" 

"Hmm maaf Pak Naven, ini saya Rain." Jawabnya. 

Disebelah sana terdiam sejenak, kemudian menetralkan rasa terkejutnya. 

"Dimana Hellio?" Tanyanya tanpa basa basi. "Itu Pak, Hellio sakit. Dia di UKS. Lagi nunggu abangnya katanya nunggu abangnya dijemput. Makanya saya mau nemenin dia Pak." Jawabnya. 

"OK. Saya segera kesana, tolong jaga Hellio sebentar." Rain ingin membalas lagi namun tidak jadi saat telpon itu diputuskan sepihak oleh yang disebelah sana. 

Hal itu membuat Rain emosi, ia mengumpat saat menerima perlakuan Naven. "Gajelas setan." Ujarnya kemudian keluar dari kelas berniat untuk menyusul Hellio. 



























"Kak na?" Suara serak itu menyapa indra pendengaran Naven. "Ssst tidur aja, nanti kalau sudah sampai rumah saya bangunkan." Ujar Naven mengelus pipi Hellio. Setelah mengantar Rian pulang tadi mereka sekarang hendak pulang ke rumah Hellio. 

Tadinya Naven hendak membawa laki-laki manis itu untuk ngecek ke rumah sakit. Namun Hellio menggeleng dengan sangat keras. Tidak, Hellio tidak pernah menyukai rumah sakit. Ia takut dengan jarum suntik haha. 









"Makasih ya Nak Naven udah mau jemput sama nganterin Hellio pulang." Ujar Daddy nya Hellio. 
"Duduk dulu, Om buatkan minum." Tawarnya. 

Namun Naven dengan sopan menolak, ia mengatakan ada rapat susulan di kantornya. Jadi, mau tidak mau ia harus segera kembali kekantornya. Dan melakukan tugasnya. 

"Hati-hati nak Naven." 



"Calon menantu ku." Celetuknya. Ia terkekeh sendiri akibat ucapan anehnya. 













To Be Continued 

HIS FATE | NAHYUCK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang