🍀
☘️
🍀"Dan... Soal, ibu dari anakku yang aku ceritakan itu benar adanya....".
Mellyna kaget dan menatap Madan mencari kebohongan yang sama sekali tidak nampak di matanya.
Mellyna."Maksud kamu apa Dan???" Tanya Mellyna pura-pura tidak paham.
"Aku serius bahwa aku, suka sama kamu, jangan tanya mulai kapan aku rasa itu hadir, mungkin saat aku mencari mu di rumah sakit dan kata seorang perawat kamu sudah pergi, atau saat aku sampai ke rumahmu, dan kata tetanggamu kamu pergi membawa koper, atau mungkin saat aku mulai pengobatan ke psikiater karena aku tidak bisa tidur, aku tak tau pasti kapan rasa ini hadir dan aku tak bisa mencegahnya Mel, Allah benar-benar menghukumku atas semua kesalahanku padamu." Mellyna diam mendengar apa yang di sampaikan Madan.
"Pas di podium tadi, aku masih yakin kamu bisa aku perjuangkan Mel, tapi saat Mariam bilang kamu memilih pergi dengan Fariz dari pada denganku, aku menyadari, aku sudah terlambat jauh, sudah ada pria yang melindungimu, sudah ada pria yang mengambil peranku." Saat mengatakan itu hari Mellyna dan Madan merasakan sakit yang sama, Mellyna kenapa dia merasa sakit atas penderitaan yang di alami Madan, padahal belum seberapa dengan penderitaan yang dia rasakan.
"Mel... Aku minta maaf kalau sering mengganggumu, aku janji Mel, mulai hari ini aku akan bantu kamu menemukan kebahagiaanmu, meski itu dengan Fariz, aku akan bantu agar Mariam bisa menerima Fariz." Madan duduk khas pria sambil sedikit membungkuk, menggenggam cakir berisi sisa kopi hitamnya, ucapan demi ucapan dia sampaikan dengan lembut, mata yang teduh dan senyuman hangatnya, dan diakhir ucapannya dia mengangguk dan tersenyum tipis dengan lesung pipit di pipinya yang bikin pria India ini semakin mempesona di mata Mellyna, namun membuat hati Mellyna gamang tidak rela dengan Madan yang menyerah, tapi harga diri Mellyna tidak akan mengizinkan Madan untuk menarik ucapannya.
"Terimakasih atas pengertianmu, kita akan menjadi partner untuk membesarkan Mariam bersama-sama." Mellyna menjabat tangan Madan tanda setuju, tapi tidak rela.
"Ehmmm... Aku mau melihat Mariam dulu, takutnya dia bangun dan nyari aku, kamu tidur di sini atau di kamar Mariam, atau di kamar tamu?" Tanya Mellyna yang terlihat salah tingkah.
"Aku disini saja, sudah sana kamu istirahat". Mellyna semakin di bikin salah tingkah melihat Madan yang tersenyum sampai matanya menyipit, dan berkedip pelan, hampir saja Mellyna tenggelam dalam senyuman Madan.
"Ehmmm ok aku tidur dulu ya..." Mellyna berjalan pelan dengan sesekali menengok ke belakang melihat Madan yang masih setia menatapnya dan tersenyum.
Mellyna sampai kamar dan menutup pintu kamarnya, jantungnya berdetak tak karuan, sampai dia memegang erat jantungnya takut kalau jantungnya lepas.
Madan, awas ya kalau aku sampai jantungan, gerutu Mellyna dalam hati.
Mellyna akhirnya tertidur setelah sholat subuh. Ucapan Madan terngiang-ngiang di telinganya.
"Mell.... Bangun Mel. Ada Rob mel".
Madan menggedor-gedor pintu kamar Mellyna, Mellyna yang kaget dan baru saja tidur langsung keluar dari kamar Mariam."Ada apa Dan???" Mellyna kaget dengan wajah ngantuknya.
"Mel air laut meluap, rumahmu kebanjiran.!!!!" Mata Mellyna membulat.
Mungkin tidak banyak yang tau berita di pertengahan tahun 2022, tanggul di di pelabuhan Tanjung Emas Semarang jebol, dan berdampak air laut mengalir ke daratan, dan ketinggian air yang masuk ke daratan sampai sedada orang dewasa, sebenarnya gak sampai ke perumahan elite daerah Marina, namun ini ditambah pemanis saja oleh author. Maaf bagi yang berdomisili di Kota Semarang kalau kurang berkenan🙏😁
"Ya Allah... Kok bisa kayak gini??" Mellyna panik, dan sampai dia bingung harus berbuat apa, melihat rumahnya di lantai bawah sudah penuh dengan air, seperempat tangganya sudah tergenang. Madan tadi tidur di sofa tivi lantai dua, dia tadi juga kaget karena lampu padam, dan pas mau turun ke lantai dua genangan air sudah cukup tinggi.
Mellyna mengecek hp nya, ternyata sudah ada informasi tanggul di pelabuhan yang jebol dan di minta bersiap-siap seumpama air rob sampai ke wilayah perumahan mereka.
"Ya Allah Dan, gimana ini???" Mellyna lari ke teras lantai dua rumahnya dan melihat genangan air sudah sangat tinggi di mana-mana, beberapa pohon palem di pinggir jalan hanya terlihat daun atasnya saja.
Sebenarnya Madan juga sangat panik mengingat dia punya fobia dengan air dia takut tenggelam, namun disini dia.harus bersikap tenang, tidak mungkin membuat Mellyna dan Mariam ketakutan.
"Mel, jangan bangunkan Mariam dulu, nanti dia takut, aku akan cari bantuan, kamu yang tenang ya." Mellyna merasa beruntung dalam kondisi seperti ini ada Madan di rumahnya.
Madan menelphon seseorang, kemudian kembali ke Mellyna yang terlihat panik, menyentuh kening Mariam.
"Bantuan akan segera datang Mel, apa Mariam masih demam???" Mellyna mengangguk.
"Mel, tolong ambilkan air panas dan handuk, biar aku kompres dulu, sambil menunggu helikopter datang menjemput kita."
Mellyna seperti kerbau ya di colok hidungnya, dia nurut mengambilkan handuk dan air hangat di dalam wadah.
Mellyna seperti orang bodoh melihat kesibukan Madan mengompres Mariam.
Suara handphon di hp Madan berdering, yang di letakkan di dekat Mellyna berdiri.
"Mel, tolong jawabkan telphonku, mungkin dari Roni pilot Helikopter yang akan datang".
Mellyna langsung membuka HP Madan dia sempat kaget ternyata foto wallpaper hp nya adalah foto Mellyna dan Mariam saat tidur tadi.
"Dan yang menelphonmu... Bukan pilot Helikopter, tapi Nyonya Bahiya"
♥️
♥️
♥️Bersambung....
Jangan lupa Vote & Coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Kaca √
General FictionEND Dulu aku pernah punya akun Atharaz. Salah satu judul novel yang pernah aku buat berjudul 30 Hari Untuk Selamanya. dan ini Sequel dari novel tersebut. namun kisah ini bukan dari anak Lina & Farhat, namun kisah si Antagonis Mellyna. yang belum tau...